O2

2K 107 4
                                    

💛✨🌟

"Kalo ada orang yang lagi ngomong di depan, hargain jangan ngobrol,"

💛✨🌟

"Untuk seluruh anak kelas 10 di tunggu kehadirannya di lapangan upacara sekarang!"

Suara itu menggema di seluruh penjuru sekolah. Hanya perlu waktu sekitar sepuluh menit, lapangan yang awalnya tidak terlalu ramai kini penuh dengan murid-murid kelas sepuluh.

"Duh panas banget woy."

"Buruan woy cape kaki gue!"

"Eh sumpah ini skincare gue mahal."

"Bedak gue luntur ini elah."

"Eh anjir lo jangan dorong dorong dong!"

"Eh sumpah ya ini kalo kagak penting gue ajak adu catur yang nyuruh kita kelapang!"

"Badan lo bau woy jangan deket deket!"

Kira-kira seperti itulah beberapa teriakan yang dilontarakan para murid baru. Mereka kesal karena setelah sepuluh menit berkumpul tidak ada yang dibicarakan sama sekali.

"Kalo masih berisik jangan salahin saya kalo kalian bakal jadi fosil hidup disini!"

Sontak, lapangan yang tadi nya ramai kini mendadak sepi karenanya.

"Udah ributnya?!"

Singkat tapi mampu membuat semua orang yang berada di sana menelan ludah.

"Ra, itu kakel bipolar apa gimana? Tadi ngeselin minta ampun, sekarang galak."

"Hush ngaco lo,"

"Yang lagi ngobrol di belakang, maju sini!"

Auryn dan Ara yang berada di baris paling belakang sontak terkejut. Pasalnya tadi mereka mengobrol dan  mereka berada di barisan belakang.

"Kita bukan si Ra?"

"Semoga aja bukan,"

"Ga ada yang maju? Mau maju sendiri atau saya yang nyemperin?"

"Duh Rin gimana ni? Masa kita sih?"

"Diem Ra!" Auryn membalasnya, berusaha tidak panik.

Dua perempuan itu menahan nafas mereka saat Galen berjalan menuju mereka.

"Kamu maju!"

Nafas Auryn tercekat saat tau yang dimaksud oleh Galen adalah dirinya.

"Gue doang?" ucap Auryn dengan nada ragu karena Ara yang daritadi mengobrol bersama nya tidak dipanggil.

"Iya!" Jawabnya tegas sambil menarik tangan auryn

"Loh kok gue doang si? Tadi kan Sherly juga ngobrol!" Protes Auryn dengan suara yang sengaja dipelankan. Ia tidak mau dijadikan pusat perhatian lagi.

Seakan menulikan pendengarannya, Galen tetap diam dan terus menarik tangan Auryn hingga ke lapangan bagian depan, tempat dimana ia berbicara tadi.

"Saya kasih kamu waktu buat ngomong, jadi kamu mau ngomong apa?"

Galen berbicara sambil mendekatkan tubuhnya ke Auryn. Hanya tersisa sekitar 10 cm diantara mereka fan itu berhasil membuat Auryn menahan nafasnya.

"Ng-nggak k-kok kak gak ada apa- apa."

Bad KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang