Happy reading!!
🌟✨💛
"Dan lo Han, suka boleh. Tapi sadar diri, orang yang udah punya pacar, jangan lo deketin."
🌟✨💛
"Permisi, ruang tunggu untuk keluarga pasien UGD dimana ya?" tanya Galen kepada pegawai rumah sakit yang ia temui.
Pegawai tersebut menunjukan ruangan yang dimaksud Galen. Setelah mengucapkan terima kasih, Galen pun bergegas menuju ruang tersebut.
Penampilannya saat ini sangat berantakan, badannya basah kuyup. Sehingga tak sedikit orang yang melirik kearahnya karena keberadaannya yang dianggap mencolok. Orang-orang dapat langsung mengetahui ia menerobos hujan untuk sampai disini.
Langkahnya memelan saat melihat mama nya duduk dengan kepala ditundukan, lalu tangannya ia gunakan untuk menutupi mukanya.
"Ma, Ghea gimana?"
Kartika mendongak, mendapati anak laki-lakinya datang dengan keadaan basah kuyup.
"Kamu kesini hujan-hujanan?"
Namun, bukan jawaban yang diterima. Kartika justru mendapat pertanyaan yang sama dari Galen. Kartika pun menjelaskan kepada Galen, jika Ghea sedang mendapatkan penanganan di UGD. Kartika juga memberitahu jika Bima baru saja dipindahkan ke ICU.
"Ma, jangan kasih tau ayah tentang Bima ya?" mohonnya, yang kemudian mendapatkan anggukan dari Kartika.
Setelah hampir dua jam menunggu, dokter membawa kabar duka untuk Galen dan juga Kartika. Ghea dinyatakan meninggal dunia.
Flashback off
Sementara itu, Galen baru saja menginjakkan kaki disebuah ruangan bernuansa ungu dan merah muda. Ruangan tersebut dilengkapi satu kasur yang diatasnya diletakan banyak sekali boneka.
Ruangan tersebut memiliki aroma khas, buah stroberi. Aroma yang disukai pemilik ruangan tersebut.
Ruangan itu tidak lain adalah kamar Ghea, adiknya. Galen sering sekali datang kesini ketika ia rindu dengan adiknya. Padahal dulu Galen sangat membenci ruangan ini. Bau stroberi yang menyebar diseluruh penjuru ruangan, kemudian nuansa kamar yang terlalu 'cewek' membuatnya merasa tidak suka berlama-lama disini. Namun sekarang keadaan berbalik, ia sangat nyaman berada diruangan ini.
Galen tersenyum saat membaca tulisan pada post-it berwarna merah muda yang tertempel disebuah bingkai foto di meja belajar adiknya.
"Sesuka itu, lo sama dia."
🌟✨💛
"Aku pergi dulu ya. Nanti waktu acaranya mulai, aku langsung kesana." pamit Galen kepada Auryn.
Auryn mengangguk, kemudian segera berjalan menuju Sekre jurnal setelah motor Galen hilang dari pandangannya.
"Hai kak, selamat pagi!" sapa Auryn kepada Daffa, satu-satunya orang yang ada disana.
"Pagi juga, Rin!" balas Daffa
"Ini mau ditaruh dimana kak?"
"Tolong di taruh di bagasi mobil gue ya Rin."
Auryn mengangguk, kemudian mengangkut dua buah kardus yang ia maksud tadi.
"Jangan dua-duanya, berat. Gue aja nanti yang bawa." ujar Daffa.
"Gapapa kok kak, lo harus bawa kotak yang lain juga kan?"
"Oke, ini kunci mobil gue. Kalo udah, tunggu disitu aja. Berangkat kesananya sama gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Roman pour Adolescents"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...