32

698 58 3
                                    

Happy reading~!!

💛✨🌟

"Hai kak!! Gue Auryn, satu tahun lebih muda dari lo. Gue adeknya Kenandra Alfariz, temen satu angkatan lo."

💛✨🌟

"Abang! Beliin santan dong di warung!" teriak Ajeng dari dapur.

Auryn menghampiri bundanya. "Bang Kenan kan belum pulang bun, kerja kelompok."

"Sama Auryn aja bun,"

"Yaudah, beliin santan dua ya." titip Ajeng.

"Auryn boleh beli jajan kan, bun?"

"Jajan mulu! Iya boleh!"

Auryn menyengir, "Siap! Assalamualaikum bunda!"

Jarum jam menunjukan pukul 19.55. Langit sudah gelap, matahari sudah berganti posisi dengan bulan.

Auryn menggumamkan melodi dari lagu yang terputar di earphone nya. Pada tangan kirinya menggantung sebuah kantung plastik hitam berisi titipan bundanya.

"Neng cantik sendirian aja,"

"Mending temenin abang yuk!"

Auryn menengok kearah sebuah gang yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Terlihat seorang perempuan yang sedang ketakutan karena diganggu oleh sekelompok laki-laki.

"Loh, kayak pernah liat." monolog nya saat melihat cewek tersebut.

Auryn menajamkan pandangannya agar bisa mengenali si cewek. "Kak Friska?"

Dengan modal nekat, ia pun menghampiri Friska. Bau alkohol beserta rokok langsung menerobos masuk kedalam indra penciumannya.

"Eh ada satu lagi nih." ucap salah satu dari mereka.

"Gak cantik ah tapi! Cantikan yang ini." ujar laki-laki dengan bau alkohol paling menyengat sambil mendekat kearah Friska.

Dengan sigap, Auryn menjadikan dirinya penghalang antara cowok tersebut dengan Friska.

"Wah! Padahal kata ayah, aku paling cantik loh." Auryn meladeni cowok itu.

Auryn mengingat-ngingat cara yang diajarkan ayahnya dan juga Kenan untuk melindungi dirinya disaat seperti ini. Namun usaha tersebut gagal.

"Harusnya pas SD gue gak bolos ekskul karate terus!" Auryn merutuki dirinya sendiri.

"Ayo neng ikut abang!"

"Kak, titik lemah cowok tuh dimana ya?" tanya Auryn kepada Friska, tetapi Friska tidak menjawab.

Auryn semakin bingung, seharusnya ia tidak datang dengan modal nekat.

"Kak, kuat lari?" tanya Auryn saat melihat celah yang cukup untuk lari.

Friska mengangguk, menjawab pertanyaan Auryn. Tangannya masih bergetar lumayan kuat.

Auryn pun menggenggam tangan cewek dibelakangnya, kemudian berlari tepat dihitungan ketiga.

Langkah keduanya melambat saat dirasa sutuasi sudah aman. Untungnya mereka berlari kedaerah rumah Auryn.

"Gak kenapa-kenapa kan, kak?"

Friska mengangguk.

"Kak, lo lagi nunggu orang?" tanya Auryn dengan nafas belum teratur.

Bukannya menjawab, Friska malah diam sambil memandang heran Auryn.

"Oh iya! Belum kenalan." Auryn menepuk dahinya, pantas Friska bingung.

Bad KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang