Happy reading!!
💛✨🌟
"Gue gak pernah takut berjuang. Tapi gue takut kalo selama ini gue doang yang berjuang."
💛✨🌟
Seperti biasanya, WARTAN sangat ramai sore ini. Murid-murid SMA Antariksa yang tergabung di Adler adalah pelakunya.
"Eh itu jangan diganti anjir channel TV nya!" ujar Galang, panik.
"Kenapa si lo? Panik bener!" tanya Baran sambil meletakan remote TV diatas meja.
Galang tak menghiraukan Baran, cowok itu sibuk meyendok nasi kuning sambil matanya terfokus pada TV didepannya.
Merasa tak dihiraukan, Baran menjauh dari Galang dan duduk bersama teman-temannya yang lain.
"Gal, sumpah serem banget gue liat lo pegang buku pelajaran terus!" ujar Baran.
"Lo juga Len!" Baran menepuk pundak Galen.
Keduanya tidak menghiraukan Baran. Galen dan Galih justru membahas rumus mana yang harus dipakai untuk meyelesaikan soal-soal kimia dihadapan mereka.
"Ntar juga lo nyontek nya ke mereka Al!" celetuk Kenan.
"Bener juga lo."
"Eh lo kenapa Lang?" tanya Kenan saat melihat mata Galang sedikit merah dan pipinya sedikit basah.
"Sedih banget itu anjir filmnya!" balas Galang sambil mengelap pipinya.
"Film? Sinetron kali Lang!" ujar Baran sambil tertawa kencang.
Hari semakin sore dan langit pun semakin gelap, sepertinya hujan akan mengguyur kota sebentar lagi. Satu persatu anggota Adler meninggalkan WARTAN hingga tinggalah mereka berlima disana. Kelimanya masih hanyut didalam obrolan santai yang mereka buat.
"Len!"
Kelimanya menoleh kesumber suara, penasaran dengan orang yang mengganggu obrolan mereka.
"Gue gaada yang jemput, terus hp gue mati, bisa anterin gue?"
💛✨🌟
Kringg
Bel pulang sekolah berbunyi, murid-murid berhamburan keluar dari kelasnya. Tak terkecuali kelas X IPA 7.
"Eh Rin, kita duluan ya!" pamit Fany dan Ara.
"Iya, hati-hati!" Auryn melambaikan tangannya. Kemudian mengambil sapu yang terletak di ujung ruangan kelas. Hari ini adalah jadwalnya untuk melakukan piket kelas.
Brakk
Suara tabrakan antara daun pintu dan tembok kelas itu membuat Auryn kaget bukan main. Terlihat Vinka datang dengan muka kusut dan nafas tidak teratur disana.
"Kenapa lo?" Auryn menghampiri Vinka.
Vinka menaruh botol minumnya dengan kasar diatas meja. "CAPE BANGET GUE ABIS NGEJAR SI DITHO! MASA GA PIKET LAGI?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Teen Fiction"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...