Happy reading!!
🌟✨💛
"Waktu itu, Bima nyuruh gue ngasih dia waktu supaya tenang dulu. Tapi Bima gak ngasih tau gue sampe kapan."
🌟✨💛
Kriett
Galih menampakan dirinya dari balik daun pintu utama villa itu. Kemudian ia berdiri di sebelah Galen, melakukan peregangan. Tak lupa ia menutup pintu villa tersebut terlebih dahulu.
"Udah bangun lo, Gal?"
"Hm." jawab Galih seadanya.
Hening menyapa keduanya setelah percakapan sangat singkat itu. Namun, keduanya sama sekali tidak merasa canggung.
"Kenapa?" tanya Galih, memecah hening diantara keduanya.
Galen menggeleng, "gak ada apa-apa."
Galih dan kepekaannya. Galen harus mengakui hal tersebut. Temannya itu akan langsung tahu jika orang-orang disekitarnya ada masalah.
Galih mengangguk, "Auryn ya?"
"Cenayang lo?" Galen tertawa diakhir kalimatnya.
"Dia kenapa? Marah?" tanya Galih lagi.
Galen mengangguk, mengiyakan perkataan Galih.
"Jangan gengsi buat minta maaf. Dan jangan ngulang kesalahan yang sama." Galih menepuk pundak Galen sebelum masuk kembali kedalam villa.
Sementara Galen tercengang ditempatnya sambil menatap pintu villa yang sudah tertutup.
"Itu bener Galih temen gue kan?" monolognya.
Tak lama setelahnya, Galen pun memutuskan untuk kembali kedalam villa, dan bersiap untuk jogging.
"Eh Ditho jangan diabisin semua bangsat!"
"Lo abis ini belanja ya! Gur males banget jauh-jauh ke supermarket!" omel Kenan saat melihat Ditho nyaris mengahbiskan jatah makanan untuk tiga hari.
"Bukan gue aja kali bang yang makan banyak!" elak Ditho.
"Tuh Bang Naufal juga ngambil banyak, marahain bang!" Ditho menujuk Naufal yang sedang menonton kartun didepan TV.
"Naufal! Lo bener-bener ya! Belanja lo sana sama Ditho!"
"Eleug siah barudak, Kenan ngamuk!" ujar Baran.
"Bentar lagi nyeruduk euy ini mah!!" imbuh Galang.
"Sialan gue disamain sama banteng!"
Galen sudah tidak heran dengan kebisingan itu. Angkatannya saja sudah bising. Sudah bisa ditebak bukan jika dua angkatan Adler digabungkan? Ya meskipun tidak semua anggota ikut dalam kegiatan kali ini, tetapi saat ini pun sudah sangat bising.
Mengabaikan bisingnya lantai bawah, Galen menaiki tangga menuju kamarnya--- Ah! Lebih tepatnya ruangan yang ia gunakan untuk menaruh barang. Ia dan yang lainnya akan tidur dimana saja selama itu nyaman.
Ia kemudian mengenakan jaket hitam dan mengganti celananya dengan celana training berwarna hitam. Tak lupa ia memasangkan topi putih untuk menutupi rambutnya yang berantakan.
"Woy bang! Kemana lo?" tanya Ditho.
"Jogging, mau bareng?" tawar Galen.
"Ngga usah ditanya, ya nggak lah! Mager gue! Nitip jajan ya, kalo ada!" jawab Ditho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Teen Fiction"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...