34

670 43 2
                                    

Happy reading!

💛✨🌟

"Berhenti ngusik gue! Berhenti ngusik orang-orang disekitar gue!"

💛✨🌟

Keadaan WARTAN saat ini sangatlah ramai. Seperti hari-hari biasanya, warung sederhana ini selalu dipenuhi anak sekolah saat sore hari.

"Buat detail nya ntar kita obrolin lagi di grup." ujar Galen, menutup pembahasan mengenai acara yang mereka rencanakan.

"Oke Len!" ucap yang lainnya, setuju.

Setelahnya, mereka semua kembali melakukan aktifitas yang sempat mereka tunda.

Galen menghampiri keempat temannya. Tanpa sadar cowok itu sudah ikut bernyayi bersama teman-temannya, diiringi alunan gitar akustik yang dimainkan oleh Galih.

Matahari yang awalnya terik pun lama-lama mulai bersembunyi dibalik awan. Membuat suhu udara mulai turun. Langit pun menjadi lebih gelap dari sebelumnya. Namun, kelima siswa itu seperti tidak berniat meninggalkan WARTAN. Waktu akan terasa cepat jika dilalui bersama sahabat, frasa itu sepertinya berlaku untuk kelimanya.

Setelah jarum jam menunjukkan pukul delapan malam, mereka baru memutuskan untuk membubarkan diri. Galen adalah yang terakhir meninggalkan WARTAN.

"Bi, Galen pamit pulang ya! Assalamualaikum bi." pamitnya kepada Bi Inem, pemilik warung sederhana tempatnya kumpul bersama anggota Adler lainnya.

Jalan disekitar sekolah sudah cukup sepi, jumlah kendaraan yang lewat bisa dihitung dengan jari. Tidak semua lampu jalan yang terpasang menyala, membuat jalanan ini memiliki suasana yang sedikit menyeramkan.

"Eh, apaan sih?! Lepasin!"

Galen menajamkan pendengarannya, kemudian matanya terarah kepada segerombolan kecil laki-laki yang menggunakan jaket seragam dengan lambang Falco dibagian belakangnya. Mereka terlihat sedang mengganggu seorang siswi SMA Antariksa.

Bugh

Pukulan keras diterima oleh salah satu dari empat laki-laki tadi. Kemudian dengan cekatan Galen segera menarik siswi tersebut. Ia terkejut saat mengetahui identitas siswi tersebut adalah Auryn. Ia geram ketika mengetahui pelakunya adalah orang yang sama dengan pelaku kejadian saat ia dan Auryn menghabiskan waktu di Cihampelas beberapa waktu lalu.

Tangannya mengepal semakin kuat, menahan amarah yang mungkin akan membahayakan lawannya jika ia lepas begitu saja.

"Gue udah pernah ngasih peringatan ke lo pada. Jangan pernah ganggu gue dan orang-orang disekitar gue!" ucap Galen dengan penuh penekanan.

"Sayangnya, peringatan dari gue dikejadian kemarin itu peringatan terakhir. Tunggu aja."

Selesai membisikan hal tersebut kepada Arjuna, Galen langsung mengajak Auryn menaiki motornya dan pergi meninggalkan keempat anggota Falco tadi.

Lampu lalu lintas berganti warna dari hijau menjadi merah. Galen pun menghentikan laju motornya. Tangannya kanannya mengusap punggung tangan Auryn, memecahkan lamunan cewek dibelakangnya.

"Sekarang udah gapapa." ujar Galen sambil mengeratkan pelukan Auryn di pinggangnya.

💛✨🌟

Pulang sekolah, Galen tidak berkumpul bersama teman-temannya di WARTAN. Ia sekarang berada didepan sebuah gedung tua, markas Falco. Ia berniat menyerang sendiri tanpa teman-temannya. Cari mati memang, tetapi Galen benar-benar tidak mau menyeret teman-temannya kedalam bahaya hanya karena masalah pribadi.

Bad KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang