Happy reading!!✨
💛✨🌟
"Han, lo tau kan gue udah punya pacar? Gue mau ngehargain dia."
💛✨🌟
Sinar matahari menerobos masuk kedalam indra penglihatan Galen ketika ia membuka matanya.
Angin berhembus masuk kedalam ruang kelas XI IPA 5. Jendela kelas dibiarkan terbuka karena hari ini lebih panas dari biasanya.
"Elah ini kipas angin pake mati segala!" Kenan mengibas-ngibaskan buku tulis matematikanya, menjadikan buku itu sebagai kipas.
"Iya nih, gara-gara lo Al!" Galang menyenggol siku Baran.
Tepat seminggu yang lalu, Baran merusak kipas angin di kelasnya.
"Yaelah emang udah mau rusak itu kipasnya!! Sekalian aja gue bikin rusak beneran!" Baran mengelak.
"Lo kurang kerjaan sih Al! Masa main bola basket di dalem kelas?" ujar Kenan heran dengan kelakuan temannya.
"Salahin Galih lah! Ngapain bawa bola basket? Kan gue jadi greget mau main!" Baran lagi-lagi mengelak.
Sementara Galih menatap temannya itu bingung. "Kok gue?"
Galen yang baru bangun pun menyimak percakapan teman-temannya.
"Dahla woy, mending kantin!" ajak Galen kepada teman-temannya.
"Gas!!" Galang segera bangkit dari bangkunya. Cowok itu kemudian merangkul kembarannya.
"Udah Gal, ntar aja belajarnya. Kantin lah ayo!! Uang gue kan ada di lo." ujar Galang disertai kekehan di akhir kalimatnya.
Hari ini Galang lupa membawa dompet, sehingga ia mengandalkan uang saudaranya.
Dengan malas, Galih menutup buku paket fisikanya. Lalu berjalan bersama Galang mengikuti ketiga temannya.
Keadaan kantin saat ini cukup sepi, mengingat jam pelajaran masih berlangsung saat ini.
"Len," panggil Hana, mengintrupsi kegiatan makan Galen.
"Hmm," Galen membalas seadanya, rasa laparnya lebih penting dibandingkan perempuan disebelahnya.
"Kok kamu makan mie terus?" tanya Hana yang kini sudah duduk tepat disebelah Galen.
"Suka-suka gue lah." Galen mulai merasa terganggu oleh kehadiran Hana.
"Ih kamu kok galak?" tanya Hana.
"Punten neng, itu Galen nya lagi makan gausah diajak ngobrol terus!" ujar Galang yang baru saja datang membawa seporsi nasi goreng ditangan kanannya.
"Apaan sih lo?! Diem deh!" balas Hana ketus.
"Ebuset, dibilangin malah ngegas!" Galang kemudian memilih untuk menyantap nasi goreng miliknya.
"Len, pulang sekolah bisa nemenin aku ke toko buku?"
"Gabisa elah." bukan Galen, tetapi Baran.
"Eh, gue nanya ke Galen ya!" ujar Hana sewot.
"Ya gue nebak aja, kenapa? Salah?" ujar Baran dengan nada yang menyebalkan di telinga Hana.
"Udah Al, duduk aja sini!" Galang menepuk kursi kosong disebelahnya.
Baran menuruti Galang untuk duduk disebelah temannya itu.
"Kamu mau kan Len?" tanya Hana. Sebelah tangannya memeluk lengan kiri Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Teen Fiction"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...