💛✨🌟
"Buah jambu,buah nanas, kenapa gaada yang nanya ke gue? Sungguh ngenes"
💛✨🌟
Hari ini adalah hari pertama Auryn resmi menjadi siswi SMA Antariksa Bandung. Sekolah ini merupakan sekolah swasta yang tidak kalah bagusnya dengan sekolah negri di kota kembang ini. SMA Antariksa sudah dikenal namanya karena seringkali menyabet penghargaan, baik di bidang akademik, maupun non akademik. Yah bisa dibilang, SMA Antariksa merupakan salah satu SMA yang banyak diminati di Kota Bandung.
Auryn menarik nafasnya dalam-dalam saat hendak keluar dari mobil Kenan.
"Oke Rin! Hari pertama! Harus semangat! Lo pasti bisa!" Auryn menyemangati dirinya sendiri.
"Dek turun kagak? Mau gue kunci mobilnya,"
"Iya ini turun." Auryn membuka pintu mobil Kenan.
"Dek! Kemaren surat buat Galen dari lo ya?" Tanya kenan dsngan suara dipelankan.
"Ng..nggak kok nggak." Auryn berusaha terlihat tenang.
"Oh, lo yang ngasih? Dari jawaban sama ekspresi lo aja gue tau lo yamg ngasih," balas Kenan santai.
Auryn mencubit lengan Kakaknya. Kenan. "Apaansi lo! Kan gue bilang bukan."
"Iya deh iya,"
"Tuh mending lo ke mading, liat nama lo ada di kelas apa." Kenan menunjuk papan mading yang saat ini penuh dengan siswa.
"Ah males, ntar aja masih penuh."
"Ntar malah tambah penuh, cepetan gue tungguin." Kenan mendorong bahu Auryn, menyuruh cewe itu untuk menuju mading.
"Tsk, iya." Auryn berjalan malas menuju mading.
Bukannya dapat melihat daftar nama, ia malah menjadi korban dorong mendorong yang terjadi disana.
"Woi permisi dong gue mau liat!"
"Eh sabar dong."
"Awas gue mau keluar!"
"Woi jangan jinjit-jinjit yang belakang ga keliatan!"
"Eh buset jangan dorong gue!"
Dan masih banyak lagi teriakan-teriakan dari siswa dan siswi ini.
"Permisi." Suara Bariton itu membuat para siswa dan siswi menengok. Siapa yang tidak mengenal suara itu? Terdengar biasa, tapi menyeramkan. Lagi-lagi Galen Farrel Adithama.
Para murid kelas 10 yang tadinya ramai langsung menyingkir, membuka jalan untuk cowok itu lewat. Bayangan Galen saat MOS masih melekat di pikiran mereka semua. Galak dan tegas, tiga kata itu cukup untuk menggambarkan sifat Galen saat MOS kemarin.
Auryn menganga, jaim tidak ada di dalam kamusnya.
"HP lo!" Galen berujar galak.
Cowo berkulit putih dan berkacamata itu memberikan handphone nya kepada Galen.
Lalu, Galen mengarahkan kamera HP cowo tersebut ke arah mading. "Nih share, punya grup angkatan bekas MOS kan?"
Cowok berkacamata itu mengangguk, dan mengambil handphone miliknya.
"Bubar woi jangan ngalangin jalan." Galen berujar dengan nada tegas.
Siswa dan siswi tadi langsung berhamburan menuju tempat lain, pastinya jauh dari Galen. Auryn masih kaget ditemptanya, bingung antara mau menyapa atau kabur.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Teen Fiction"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...