23

1K 56 5
                                    

Happy reading😆

💛✨🌟

"Gue mau, lo jadi alasan gue menang,"

💛✨🌟

Setelah menyelesaikan urusannya, Galen mengajak Auryn untuk makan sate ayam di salah satu tenda pedagang kaki lima. Meski bukan ukan restoran mewah, tetapi tetap ramai pengunjung.

Galen menarik bangku plastik berwarna hijau lalu duduk diatasnya. Begitupula dengan Auryn, ia saat ini sudah duduk manis berhadapan dengan Galen.

"Langganan gue sama mama." Galen membuka pembicaraan. Auryn mengangguk memberi respon.

Auryn dan Galen mengambil kertas menu yang disediakan disetiap meja. Mereka membolak-balikkan kertas yang sudah dilaminating  tersebut. Dibagian depan kertas terdapat nama-nama makanan yang dijual sedangkan bagian belakang terdapat nama-nama minuman yang dijual.

Setelah memilih menu, Auryn menuliskan pesanan keduanya disebuah kertas yang disediakan bersama menu tadi. Setelahnya, Galen memberikan kertas tersebut kepada penjual sate.

"Len," panggil Auryn saat Galen baru saja duduk kembali dihadapannya.

"Tumben ngajak jalan." lanjut Auryn.

"Loh bukannya gue udah pernah ngajak jalan waktu itu?" Galen bertanya balik.

"Pernah tapi jarang." balas Auryn sedaanya.

"Jadi mau sering gue ajak jalan?" Galen menaikan satu alisnya berniat menggoda adek kelasnya ini.

"Gue ajak jalan setiap hari mau?" tanya Galen lagi. Cowok itu semakin gencar menggoda Auryn.

"Maulah!" beberapa detik kemudian ia baru sadar dengan jawabannya. Rona merah perlahan muncul dikedua dipipinya.

Galen menangkup pipi Auryn gemas, membuat Auryn mendongakan kepalanya. "Mau?"

"Permisi kang, pesenannya taro mana ya?"

Galen otomatis melepaskan tangannya dari pipi Auryn. Sementara Auryn semakin malu karena kehadiran pelayan tadi.

"Yang gapake gajih taro situ mang." Galen menunjuk meja didepan Auryn.

Setelah mengantar pesanan keduanya, pelayan tadi pergi meninggalkan kecanggungan diantara Galen dan Auryn. Ah, lebih tepatnya hanya Auryn yang merasa begitu.

"Rin, ga laper? Kok ga dimakan?" tanya Galen.

"Iya ini makan."

Galen maupun Auryn keduanya sama-sama sibuk memakan makanannya, sehingga hening tercipta diantaranya.

Entah Galen yang terlalu lapar atau Auryn yang terlalu lama. Saat ini Galen sudah selesai makan, tetapi Auryn masih belum selesai memakan seporsi sate miliknya.

Galen menggeser piring kosong miliknya. Ia melipat tangannya diatas meja kemudian menatap Auryn. Lelaki itu seperti tidak mau melewatkan satupun pergerakan perempuan dihadapannya ini.

"Len, lo ngapain sih?" Auryn merasa kurang nyaman diperhatikan dalam waktu yang lumayan lama.

"Liatin lo."

"Kenapa? Gue cantik ya? Emang." Auryn mengibaskan rambutnya.

"Cantik." Galen masih memandang Auryn. Sepertinya ia memang tidak berniat untuk mengalihkan pandangannya.

"Rin,"

"Hm?" Auryn membalas seadanya karena mulutnya masih penuh.

"Gue mau, lo jadi alasan gue menang,"

Bad KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang