Happy reading
💛✨🌟
"Jangan pernah lo ngerendahin cewek!"
💛✨🌟
Auryn membuka instagram miliknya, lalu memposting sebuah foto di instastory nya. Foto tangan kanannya yang terpasang sebuah gelang hitam bertuliskan 'awan' ditengahnya. Langit biru menjadi background foto tersebut.
Jarinya sibuk mengetik sebuah caption di handphone nya.
Hai awan!
-langit
Seperti itulah caption yang melengkapi instastory nya. Yahh... Mari kita sebut Auryn bucin kali ini.
"Rin, lo dari mana aja?" tanya Ara begitu melihat Auryn memasuki area kelas.
"Rooftop," jawab Auryn seadanya, tak lupa senyum masih mengembang di wajahnya.
"Serem lo Rin! Mending makan nih mie rendang lo!" Fany bergidik ngeri.
Auryn meletakan food bucket beserta kotak kosong --tempat gelang tadi-- di dalam kardus berisi bucket bunga yang ia dapat sebelumnya.
"Udah jadi penjual bunga, sekarang mau jadi penjual snack juga lo?"
"Ngaco lo Ra!" Auryn memberikan tatapan sengit kepada Ara, kemudian memakan mie rendang miliknya.
💛✨🌟
BRAKK
Baran menggebrak meja Galen karena kesal. Sedikit lagi ia memenangkan game di handphone nya, tetapi Kenan dengan jahil menelepon nya.
"ANJING NAN! BENTAR LAG---" ucapan Baran terpotong. Ia merasa Galen terbangun karena ulahnya.
Galen mengangkat kepalanya karena terkejut. Ia melihat sekelilingnya dengan wajah khas orang baru bangun tidur.
"Eh, sorry Len ga sengaja." Baran tersenyum kaku. Sementara Kenan tertawa puas melihat ekspresi Baran.
"Mampus lo! Asik double kill !!" Kenan menatap layar handphone nya seolah-olah ia sedang bermain game saat ini.
"Kalo ada Pak Dodi bilangin gue ke kamar mandi dulu." ucap Galen lalu pergi meninggalkan kelasnya.
Galen mencuci mukanya untuk menghilangkan rasa kantuk. Keringat dingin menyelimuti badannya karena mimpi buruk yang ia dapat tadi. Mimpi yang membawa kembali kejadian beberapa tahun lalu. Suatu kejadian yang membuatnya merasa telah gagal menjadi seorang kakak.
'Dek, kalo waktu itu gue ga ngizinin lo pergi,'
'Apa lo masih bisa nemenin gue?' batin Galen.
Namun, Galen segera menepis pikiran itu dari kepalanya. Bagaimanapun ia harus percaya bahwa skenario tuhan jauh lebih baik dibandingkan dengan skenario manusia. Seseorang pernah mengatakan hal itu kepadanya.
Galen melihat jam tangannya. Ia segera menyelesaikan kegiatannya, lalu keluar dari kamar mandi. Cowok itu sedikit berlari menuju kelasnya karena bel masuk akan berbunyi sebentar lagi.
"Galen!"
Galen pun menghentikan langkahnya dan berbalik saat mendengar suara yang cukup familiar di telinganya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Ketos
Teen Fiction"Pernah nyaman, sampai lupa yang membuat nyaman belum tentu memilih untuk tinggal." "Pada akhirnya skenario tuhan tidak bisa ditebak," "Yang pasti, skenario tuhan adalah skenario terbaik untuk kita." Started : 21 oktober 2019 Do not copy my story. M...