perasaan

22.7K 1.8K 121
                                    
















Doyoung pov

Sudah 2 hari gue bertugas di Banten, dan udah 2 hari juga gue ngeluh kangen sama Ale. Nanti malem gue bakal dipulangjan karna tugas gue udah selesai. Selama disini gue selalu aja kangen Ale, sampai bang Myung bosen sendiri dengernya. Iya, Gue dapet tugas bareng sama kakak gue
lumayan bisa curhat2 ama dia. Kayak sekarang, rasa kangen gue ke Ale kembali membucahi dada gue. Karena gue lagi kosong, akhirnya gue pun memutuskan buat ke posko kakak gue. Semoga aja tuh orang ada.

Setelah memasuki posko, gue melihat kakak gue lagi ketawa bareng temen-temennya. Gak enak menganggu tapi kalo gue gak cerita ganggu banget. Akhirnya gue pun memutuskan buat menghampirinya.

"Bang Myung" panggil gue yang langsung direspon oleh sang punya nama. "Apaan?" Ucapnya kemudian menghampiri gue. Gue langsung menarik paksa tangan dia dan membawanya ke menjauhi posko.

"Gue udah kangen lagi ini" keluh gue, gue liat dia membuang nafasnya kasar. Kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku. Diposko gue saat ini gue gak boleh megang ponsel, sedangkan diposko Bang Myung dia dikasih toleransi buat megang ponsel.

"Nih" kemudian menyerahkan ponselnya ke gue. Dengan cepat gue pun menekan mendial nomor Ale yang sudah terdaftar dikontak.

Tutt-nada sambungan pun terdengar.

"Assalamualaikum" salam gue, terdengar suara krusuk2 dari seberang sana yang gue yakini pasti Ale masih asik tiduran.

"Hmm Walaikumsalam, kenapa mas?" Tanyanya yang gak mungkin kalo gue jawab kangen, ntar dia malah godain gue lagi. Gue pun mengalihkan pembicaraa.

"Kenapa masih tidur?" Tanya gue.

"Aku baru tidur tadi jam 3" ck, kebiasaan nih anak.

"Kebiasaan!, emang mbak Ilraa gak nginep lagi?"

"Gak mas, kasian Seokha juga lagi gak enak badan kemarin" setelah jawab itu gue agak sedikit denger suara dia yang bindeng.

"Kamu kenapa? Kenapa suaramu bindeng?" Tanya gue. 5 detik gak ada yang bersuara sampai-

"Huaaaa- mas cepetan pulang. Aku ngidam gak ada yang nurutin nih huaaa!" Tangisnya pecah. Gue masih memikirkan kata2 Ale sampai gue berhenti memikirkan dikata 'ngidam.

"Dek, kamu?-"

"Hiks, iya. Makanya cepet pulang. Anak kamu ngidamnya bikin aku pusing tau"

tuttt-

Gue pun memutuskan sambungan sepihak dan langsung berlari sembari memberikan ponsel milik Myung. Kak Myung yg ngeliat gue heboh banget pun nanya.

"Heh kenapa lo?"

"ANAK GUE KANGEN AYAHNYA" teriak gue yang langsung membuat bang Myung melotot kaget.

Sore ini gue udah harus sampe rumah. Gue bakal ijin komandan buat pulang duluan, demi kepentingan hidup calon generasi penerus bangsa. Eaaa

Doyoung pov end

Langit sudah menunjukan warna oranye nya, aktivitas sudah tidak seramai tadi pagi dan siang. Anak-anak sudah memasuki rumahnya masing-masing, teringat ia juga sedang membawa anak Lettha pun memutuskan untuk memasuki rumahnya. Kembali terbayang-bayang akan pertama kali ia melihat gambar bayinya ketika dirumah sakit, senyum selalu merekah dibibirnya sampai ia tak menyadari sudah ada sesosok manusia lain yang tengah ikut tersenyum memperhatikannya dari ambang pintu.

"Sehat terus ya, nanti bunda beliin permen" guraunya kemudian mengelus perut ratanya. Dan kembali sosok tersebut ikut tertawa tanpa suara mendengar penuturan wanita tersebut. Sampai akhirnya sosok tersebut berjalan mendekat dan berlutut tepat dihadapan Alettha. Iya, dia Kim Doyoung.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang