kayak siapa?

10.6K 1.2K 32
                                    














"Masss...kedepan dulu coba!" Teriak Alettha dari halaman depan rumahnya. mendengar teriakan nyonya besar, ia pun yang tengah menjemur beberapa kain milik Seokjun terpaksa harus berhenti dan berlari menghampiri Alettha.

"Kenapa?" Tanya Doyoung

"Tolong gantiin sebentar dong, aku mau siapin air mandi nya dulu"

Saat ini Seokjun tengah menikmati ritual pagi nya, yaitu berjemur dibawah sinar mentari pagi tanpa berbusana seperti kebiasaan bayi-bayi lain nya. Membuat bayi berumur 4 minggu itu terlihat menggemaskan dengan pipi gembilnya.

Mendapat tawaran seperti itu, Doyoung pun dengan semangat langsung memposisikan dirinya dan megambil alih putranya.

"Jangan sampai ceroboh loh ya?! Aku pangkas nanti adek mas sampai abis kalau nakal!!" Peringat Alettha dan segera berlari meninggalkan doyoung yang tengah melongo.

"Nanti jangan sampai kayak bunda ya, galak, cerewet, jorok, bandel..hihhh" adu Doyoung pada Seokjun.

Tengah asik menoel-noel pipi sang putra, celutukan bocah perempuan di hadapan nya hampir saja membuatnya terjungkal kebelakang.

Dilihatnya pelaku tersebut yang sudah berjongkok dihadapan nya dengann tangan yang menopang dagu nya.

Ahh, ternyata Ara. Masih ingat dengan Ara? Iya bocah perempuan yang tinggalnya didepan rumah Alettha. Yang pernah ikut ke batalyon ngeliatin Doyoung main panahan,  dan berakhir dia nginep dirumah Alettha.

Doyoung terus memperhatikan Ara yang masih setia pada posisi nya, sesekali ia terkekeh ketika melihat Ara menguap dengan lebar nya. Padahal pagi baru saja menyapa,  tetapi bocah kecil yang sudah mandi ini malah menguap kembali.

"Ara ngantuk?" Tanya Doyoung ketika melihat Ara hampir memejamkan matanya. Mendengar namanya dipanggil, bocah itu sontak kembali membuka mata nya dan mengangguk dengan lesu.

"Ayo, om anter ke rumah" mendengarnya Ara lantas menggeleng dan berjalan menghampiri Doyoung.

"Mau bobo sama kak Echa, Om Doy lagi" ucap Ara.

mendengar nada gemas seperti itu, Doyoung sontak tertawa dan kemudian bangkit. Berjalan seraya menggandeng tangan mungil ara, serta Seokjun yang masih setia pada gendongan nya.

"Assalamualaikum, tante" pintu rumah ara terbuka, menampilkan perempuan ber umur yang tak jauh berbeda dengan mamah Siera itu dengan keadaan wajah yang sedikit pucat.

"Waalaikumsalam, ouh mas Doyoung...Ara nakal ya mas?" Tanya Alana-mamih Ara.

"Gak ko, tante sakit?" Tanya Doyoung ketika melihat Alana bersin beberapa kali.

"Iya nih lagi rada gak enak badan"

Melihat Ara yang terus-terusan menguap akhirnya ia pun ijin untuk membawa Ara bersama nya. Awal nya Alana tak izinkan, namun setelah alibi-alibi yang Doyoung berikan akhirnya Ara dapat ikut bersama nya.











"Bunn" panggil Doyoung ketika menginjakan kaki diruang tamu. tak butuh waktu lama, perempuan itu keluar dengan handuk bayi yang sudah siap di pundaknya.

"Ehh ada Ara" ucap Alettha ketika mendapatkan keberadaan Ara, sebagai jawaban bocah tersebut mengangguk kecil.

"Tadi dia nyamperin aku, tau-tau ngantuk. Aku anterin pulang ehh ternyata mamih nya lagi sakit" Alettha menjawab dengan anggukan dan kemudian mengambil alih Seokjun.

"Yaudah aku mandiin Seokjun, kamu kelonin Ara"

Tak membutuhkan waktu lama untuk Lettha memandikan Seokjun, bermodal pengalaman mengurus sepupu-sepupu nya hal memandikan bukan lah hal yang sulit bagi Lettha.

Ia memasuki kamar dan mendapati Doyoung yang tengah menggendong Ara sembari mengelus rambut bocah tersebut. Melihat pemandangan tersebut, ntah mengapa membuat pipi Alettha seketika menjadi panas.

Sebelum sang suami menyadari tingkah anehnya, ia pun melenggang masuk dan mulai memakaikan baju kepada putranya.

"Ehh udah kelar bun" tanya Doyoung ketika melihat sang istri ternyata telah berada di kamar. Mendengar itu, buru-buru Alettha menormalkan debaran jantungnya yang seperti sedang disko di dalam sebelum tercyduk oleh Doyoung.

"Ara udah tidur mas, ke kasurin aja gih" pengalihan nya justru membuat Doyoung menatap sang istri curiga. Suara Alettha yang gugup serta pergerakan yang menurut Doyoung sangat kaku membuat Doyoung menatap lekat-lekat istrinya.

"Kamu sakit?" Tanya Doyoung, Alettha menggeleng sebagai jawaban.

Setelahnya ia melenggang dari hadapan Alettha dan membaringkan Ara pada kasurnya. Tak lama Alettha menyusul dengan raut yang sudah seperti biasa nya.

"Akhirnya" ucap Alettha ikut mendudukan diri nya, membuka kancing teratas dan mengeluarkan payudara nya guna mmeberi asi kepada Seokjun.

Doyoung yang melihat adegan seperti itu lantas memalingkan wajah nya sembarang sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi.

Seokjun menyusu dengan sangat kuat, membuat pekikan kecil Alettha terdengar beberapa kali pada telinga Doyoung.

"Kenapa?" Tanya nya kepada Alettha.

"Gak bapak, gak anak kalau nyusu sama-sama kuat..." tutur Alettha polos, seketika hal itu berhasil membuat telinga Doyoung memerah. Beruntung saat ini Ara dan Seokjun telah berada di alam bawah sadar, sehingga ucapan vulgar itu tidak terkontaminasi pada keduanya.








Lunas 4 chap semingguT_T

Koment dan vote semuaaa

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang