hamil?

24.7K 1.8K 81
                                    
















"Mas tungguin" dumel Alettha yg tengah mensejajarkan langkahnya dengan Doyoung. Baru saja mereka menghadiri acara kenaikan pangkat Gongmyung yg notabenya adalah kakak kandung Doyoung. Doyoung tidak membawa kendaraan, sehingga membuat dirinya dan Alettha ikut masuk kedalam kendaraan orang tua Doyoung dan menimbulkan resiko mereka pulang dengan berjalan kaki dengan jarak rumah dinas Doyoung yg lumayan jauh dari orang tuanya.

"Ini udah pelan loh dek"

"Ishh! Aku kan pake rok span, susah ngelangkah. Udah gitu juga ini sepatunya ketinggian" saat ini Alettha tengah memakai seragam lengkap persitnya ditambah dengan sepatu high yg lumayan tinggi baginya.

Doyoung menghentikan langkahnya, membuat Alettha yg saat itu masih berdumel ria kini terhenti akibat menubruk punggung Doyoung.

"Ish sakit!" Omelnya sekali lagi sekaligus memberikan tabokan pada punggung Doyoung, membalikan badan Doyoung menatap sang istri dengan wajah datarnya.

"Tadi pagi udah mendingan kenapa ketemu sore kamu jadi gini lagi?" Tanya Doyoung, membuat Alettha mengernyitkan alisnya.

"Kenapa? Kamu jengah?" Balik Lettha bertanya. Doyoung tak menjawab, tapii terlihat oleh Lettha gestur dada Doyoung yg naik turun menandakan sang suami tengah mengatur emosinya.

keheningan terjadi dengan mereka yg saling menatap dalam diam, jika suara isakan tak muncul dari mulut Lettha, mungkin saat itu juga Doyoung akan mengoceh panjang lebar. Panik akan sikap Alettha tiba-tiba, Doyoung pun pasrah, menggandeng tangan Alettha dan kembali berjalan dengan Alettha yg terisak.

"Jangan nangis, kamu mau apa hm?" Tanya Doyoung selembut mungkin, Alettha belum menjawab, ia masih sibuk menghapus air matanya yg terus saja keluar hingga kini keduanya sudah sampai dirumah mereka

Alettha segera duduk dibangku teras dan sedikit memijat pergelangan kakinya yg sakit, Doyoung berjongkok dihadapannya dan mulai membantu melepaskan sepatu tingginya. Terlihat lah pergelangan kaki Alettha yg merah, ia menyingkirkan tangan Alettha dan menggantikan kegiatan tersebut.

"Jangan nangis terus, jelek" ungkapan tersebut malah sukses membuat air mata Alettha kembali keluar, ketika Doyoung mendongkak dan mendapati Alettha yg kembali menangis ia pun berlutut dan mulai menghapus jejak-jejak air mata pada wajah Lettha.

"Dibilangin jangan nangis malah nangis, emang dasar bumil"

Bugh

"Sotau banget!" Omel Alettha sembari kembali memberikan tabokannya dilengan sang suami.

Doyoung terkekeh, meraup wajah Alettha dan menatapnya lekat membuat Lettha lantas balik menatapnya. Semakin lama wajah keduanya semakin dekat, bahkan kini dapat Lettha rasakan deru nafas hangat Doyoung yg menerpa kulit wajahnya.

Chup

Kecupan kilat yg Doyoung berikan sukses membuat Alettha menutup matanya, kembali membuka terpampanglah wajah tampan sang suami yg tengah menatapnya dengann senyum tipis. Membuat rona merah alami keluar dari kedua pipi Alettha, Doyoung tertawa melihat wajah malu sang istri dan lantas bangkit lalu menuntun Alettha untuk masuk.



Azan magrib baru selesai berkumandang, dan kini kedua pasangan tersebut tengah bersiap-siap guna menunaikan ibadah shalat magrib berjamaah.

Ntah mengapa bagi Alettha saat ini aura Doyoung menyeruak keluar, melihat sang suami yg memakai baju koko berwarna biru laut ditambah dengan sarung hitamnya malah membuatnya tidak fokus dalam ibadah. Bahkan sampai keduanya selesai berdoa, Alettha malah kembali dibuat gagal fokus akan ketampanan Doyoung. Merasa diperhatikan, sang suami pun menatapnya dengan tatapan bertanya.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang