malam minggu

11.6K 1.2K 50
                                    










kehidupan Alettha dan Doyoung selama 4 bulan ini masih aman dan tentram, ditambah Seokjun yang sudah mulai aktif memiringkan tubuhnya. Selama 3 bulan juga Alettha dan Doyoung melewati masa-masa yang melelahkan dalam mengurus Seokjun. Bahkan diacara sosialisasi kemiliteran kemarin, Alettha mengaku pernah mengalami depresi ringan sampai Doyoung tidak dapat melakukan apa-apa selain menangis mengenai kondisi nya.


Alettha pov

Hari ini Seokjun udah 4 bulan, gue gak tau emang anak gue yang terlalu aktif atau emang anak orang lain yang terlalu males gerak buat bocah 4 bulan. Bahkan Seokjun sekarang udah gak mau digendong layaknya bayi, pasti dia bakal berontak minta berdiri terus minta ditemenin ngoceh-ngoceh. Dan lagi, diusia yang belum waktunya bahkan Seokjun udah bisa tengkurep, pegang botol dot sendiri(meskipun masih sering jatuh), dan yang paling membuat gue dan mas Doyoung terkejut itu ya Seokjun udah mulai minta makan.

Pernah suatu hari, saking Seokjun rewel karena gak mau minum asi ataupun susu formula akhirnya dia dibawa sama bunda Yooa buat dibawa ke ahli gizi khusus bayi dan si Dokter nyaranin kalo emang dia udah mulai merasa laper kasih aja dulu buah yang bertekstur lembut.

Awalnya gue gak percaya, cuman waktu bunda Yooa nyuapin Seokjun pake buah pisang yang udah dialusin dan itu abis dimakan sama Seokjun gue pun percaya kalau anak gue udah mulai merasa lapar, bahkan mas Doyoung pun juga gak percaya.

Kayak sekarang ini, mas Doyoung lagi asik makanin semangka sambil mengku Seokjun yang tangannya lagi berusaha buat mgegapai semangka ditangan ayahnya.

"Bun, anaknya mau semangka nih" ujarnya kemudian kembali menjauhkan buah semangka dihadapan Seokjun. Gue menghampiri mereka dan sedikit menjauhkan potongan-potongan buah semangka itu dari mereka.

"Adek belum boleh, nanti aja ya kalau udah gede"dan detik selanjutnya dia nangis, membuat mas Doyoung gak tega dan dengan terpaksa ngasih potongan buah semangka buat Seokjun.

Seokjun kayak menikmati makanan barunya itu,bahkan setiap mas Doyoung jauhin dia bakal memajukan bibirnya dan menatap mata mas Doyoung intens.

"kasih aja udah gapapa"

"Anak kamu bayi ajaib ya bun?" Tanya mas Doyoung yang membuat gue sedikit kebingungan.

"Maksud?"

"Ya ajaib aja, kayaknya waktu Seokha 4 bulan dia belum bisa ngapa-ngapain deh. Jangankan tengkurep, makan aja belum" ujarnya membuat gue mebulatkan mulut membentuk huruf o.

"Perkembangan anak bayi kan beda-beda, mungkin nanti Seokjun anaknya lebih hyperaktif daripada Seokha"

"Yaudah gapapa, asal nurut terus ya sama bunda" ucap mas Doyoung kemudian mencium kening Seokjun. Gue liat Seokjun kayak terusik gitu kegiatannya keganggu mas Doyoung, dengan refleks tangan kecil Seokjun pun menabok mas Doyoung pelan. Gue liat juga mas Doyoung kayaknya kaget, sampe matanya melotot gede banget.

"Ihh ko ayah dipukul?" Ujarnya tidak terima kemudian menjauhkan buah semangka dari mulut Seokjun, membuat Seokjun menatap mas Doyoung kesel. Gue cuma ketawa aja liat interaksi keduanya.

Lucu aja gitu liat Seokjun balik ngambek ke ayahnya. Dan dari cara gue memperhatikan sikap ngambeknya Seokjun tuh emang bener-bener duplikatnya mas Doyoung banget.

"Ayah gak mau kasih kalau kamu bandel sama ayah"

"Hueaaaa-" tangis Seokjun pun keluar, membuat gue natep mas Doyoung tajem sedangkan dia cuma nyengir terus ngasih anaknya ke gue.

"Sama bunda aja, ayah nakal" ucap gue kemudian berpindah duduk disofa tepat belakang mas Doyoung.

Gue pun menyusui Seokjun, dan gak berapa lama dia mulai mengistirahatkan matanya. Padahal jam masih nunjukin pukul 10 pagi, tapi Seokjun udah minta tidur. Ya emang aja sih sifat yang ini gak beda jauh lagi sama mas Doyoung. Apalagi kalau sakit, bener2 merasa kalau mereka itu kembar.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang