"Teteh,..Seokjun nya mana? Sini biar mamah mandiin" panggilan Siera mengalihkan atensi Alettha yang tengah berusaha melepaskan pakaian Seokjun guna memandikan nya, membuatnya bernafas lega berkat penawaran sang mamah.
"Masuk aja mah, gak dikunci" mendengar persetujuan putrinya, Siera masuk dengan handuk bayi dipundaknya.
"Mana sini cucu mamah, biar kamu mandi terus rapih-rapih"
"Tolong banget ya mah, kepepet banget ini..Teteh jadi pusing" rengek Lettha kemudian menyerahkan Seokjun kepada sang mamah. Setelahnya ia menyambar gamis putih beserta teman-temannya dan melenggang masuk menuju kamar mandi.
Hari ini merupakan hari dimana putranya tersebut akan di aqiqah kan, sedari tadi Lettha dibuat pusing dengan laporan-laporan yang ia dapatkan mengenai undangan, konsumsi, dll. Ingin rasanya ia menangis ketika mengetahui bahwa Doyoung tak dapat menemani nya sampai acara akan dimulai, saat ditanya pun ia hanya mampu menjawab bahwa hal tersebut berasal dengan pekerjaan.
Beberapa menit kemudian, Alettha telah selesai menyelesaikan urusan nya dan saat ini waktunya ia berurusan dengan beberapa make up dan pasmina nya.
Belum sempat wajah ia poles, sebuah ketukan pada pintu nya kembali terdengar.
"Tha, dah kelar belum? Seokjun laper kayaknya" suara Taeyong buru-buru membuat Alettha secepat kilat mempercepat pekerjaannya.
Memoles bedak, liptint dan mascara, ia membuka pintu kamarnya dan mendapati Taeyong yang tengah menimang-nimang Seokjun.
"Kayak nya laper dah, mulutnya gerak-gerak imut gitu" ucap Taeyong dengan nada yang terdengar manja, membuat Alettha dengan spontan menulikan pendengaran nya demi tidak mendengar suara menjijikan tersebut.
Belum sempat ia mengambil alih Seokjun, suara seseorang kembali membuat kegiatannya terhenti sejenak. Ternyata itu Jaehyun dan Mark yang tengah membawa beberapa tumpukan dus.
"Taro mana nih dek? Gila berat banget!" Pekik Jaehyun dengan wajah yang sudah memerah.
"Ngapain dibawa ke sini? Taro aja di dapur" titah Alettha. Mendengar perintah adik sepupunya, Jaehyun dan Mark kembali melangkah kan kakinya menuju tempat yang telah Alettha katakan dengan nafas tak beraturan..
"Woy, ini ponakan gue laper!"
Ahh, Alettha lupa. Dengan cekatan ia mengambil alih Seokjun dari gendongan Taeyong.
"Nanti kalau mas Doyoung pulang tolong langsung suruh ke kamar ya A'..sumpah gue capek banget" keluh Alettha kepada Taeyong, membuat Taeyong menatapnya kasian dan menghembuskan nafasnya kasar.
"Mau gue gendongin dulu Seokjun? Biar lu kelar bebenah diri dulu?" Tawar Taeyong yang seketika membuat mata Alettha berbinar.
"Mau..."
"Yaudah sini" setelahnya Alettha kembali memberikan Seokjun kepada Taeyong, dengan senang hati pria itu menyambutnya. Namun Seokjun menangis ketika telah berada dipelukan Taeyong sepenuhnya, membuat Alettha tak tega dan kembali ingin menggendongnya.
"Ada asi gak dikulkas?" Tanya Taeyong sebelum Alettha mengambil jagoannya kembali. Mengingat dirinya barus aja memompa asi nya, ia pun lantas mengangguk.
"Nanti, rendem aja sama botol-botolnya di air panas. Tapi lu cuci tangan dulu! Ato gak tolong suruh mamah atau bunda bantuin kek!"
"Iya..iya..udah sono bebenah dulu"
Ruang tamu keluarga Lee tersebut sudah penuh dengan beberapa kerabat yang hadir. Bukan hanya kerabat, tetangga setempat, dan beberapa ibu-ibu persit dari batalyon telah Alettha dan Doyoung undang guna pelaksanaan aqiqah.
Saat ini Alettha tengah menggendong Seokjun yang terlelap, beberapa pujian telah terlontar dari beberapa mulut yang melihat kecantikan dan keanggunan Alettha hari ini.
Alettha sungguh terlihat cantik dengan gamis putih menjulangnya, serta pasmina putih polos yang melilit dikepalanya mampu berkali-kali meperlihatkan betapa cantiknya ia hari ini.
Hanya saja kehadiran Doyoung yang tak pasti menjadi pemicu utama Lettha yang kurang bersemangat.
"Bun, mas Doyoung bakal dateng tepat waktu gak ya?" Tanya nya kepada Yooa yang tengah mempersiapkan beberapa camilan ke dalam piring.
Melihat kecemasan menantunya, ia pun tersenyum dan mengelus kepala menantunya yang tertutup kain tersebut.
"Doyoung itu selalu tepat janji,percaya deh sama bunda" mendengar jawaban ibu mertuanya Lettha lantas mengangguk.
"Dek, udah ada kabar belum dari Doy" tanya Gongmyung datang mengahampiri Alettha dan Yooa.
Alettha menggeleng sebagai jawaban, mengerti akan keadaan..Gongmyung pun menyuruh Alettha untuk membawa Seokjun ke ruang tami terlebih dahulu.
"Masyaallah..cantiknya. taro dulu den'Ayu anak nya" sambut wanita yang sepertinya seumuran dengan mamahnya seraya membenarkan letak bantal Seokjun. Menuruti perintah nya, Lettha secara perlahan menidurkan putra ditengah-tengah antara semua orang yang hadir. Ia menatap sendu kearah Seokjun, berharap semoga Doyoung menepati janjinya.
Suara intrupsi menghentikan kegiatan Alettha yang tengah menatap Seokjun, dan saat itu juga salam pembuka terdengar ditelinganya menandakan acara telah dimulai.
Secara perlahan ia mengikuti kegiatan tersebut tanpa memperdulikan tatapan pria yang sedari tadi tengah menatapnya dengan senyum tipis dibalik tembok tersebut.
Pria berpakain tentara lengkap dengan atribut nya kini mulai membuka alqur'an nya ketika senandungan ayat suci mulai dibaca.
Hingga kini pertengahan acara telah tiba, dimana rambut Seokjun akan dipangkas oleh kedua kakek dan beberapa orang lain nya.
Alettha masih belum menyadari keberadaan Doyoung ketika pembawa acara mulai menanyakan kemana ayah bayi tersebut, membuat Alettha mulai menitikan air matanya sedikit demi sedikit. Sampai sebuah tangan besar dan kokoh itu mengambil alih Seokjun pada timangan nya, membuat Alettha menatap tangan tersebut garang karena dengan paksa mengambil putra nya dari gendongan nya.
"Dek" panggil Doyoung ketika Alettha mulai melawan. Suara Doyoung mengintrupsi pergerakan Alettha hingga kini ia sadar bahwa tangan tersebut milik Doyoung.
"Ayok" ajak Doyoung dengan salah satu tangan yang mengamit jemari-jemari milik Alettha.
"Jahat banget sih?!" Isak Alettha didalam pelukan Doyoung. Acara telah usai, dan kini Alettha serta Doyoung tengah berada di taman belakang rumah guna menghentikan perdebatan mereka.
"Aku minta maaf, tadi kejebak macet.." terang Doyoung dengan tangan yang masih sibuk mengelus punggung istrinya tersebut.
"jangan diulang! Seenggaknya kamu kasih tau kabar kamu"
"Iya" jeda Doyoung dengan menangkup kedua pipi Lettha. Memandangi wajah sendu istrinya, ia pun tertawa dan langsung mencium kening Alettha cukup lama.
"Cantik banget sih dek, coba gini terus setiap hari"
Dalem minggu ini udah tiga chap ya aku publis, jdi aku utang tinggal satu lagi hehe:v
Dan mohon maap banget kalo ga 'ngena, karna aku juga lagi stress banget sebenernya sama ujian kali ini. Bahkan kemaren aku nulis bagian ini sambil nangis-nangis dikamar mandi sekolah:v
Dan lagi, aku kurang tau rangkaian acara-acara yang bener pas lagi aqiqah, jadi mohon maklumi ya:v
Jangan lupa voment say♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Doyoung
Fanfiction"Ayo bikin dedek yang lucu, biar kalo kamu kerja aku ada temennya"-Alettha Lee Renandika(18) "Kamu pikir bikin anak segampang panggang roti apa"-Kim Doyoung Anssyari(26) Kim Doyoung(NCT 127)❌(you) pelengkap penderita ( NCT) Bahasa non baku Start. 0...