"Ehh astaga, adek mamah nya kenapa?"
"Tolongin mamih Echa oom"
"Ehh Alettha!!"
Pria jangkung tersebut menggendong tubuh Alettha yang telah tak sadarkan diri dengan darah yang terus-terusan mengalir. Sementara dibelakang nya sudah ada tiga bocah yang menangis sesegukan melihat keadaan ibu serta bibi nya yang seperti ini.
"Istri nya kenapa toh, mas?" Tanya seorang satpam ketika diri nya melihat ramai-ramai orang menatap kearah pria jangkung serta tiga bocah tersebut.
"Pak, bisa tolong carikan taksi? Dia pendarahan!!" Raut ketakutan terpancar jelas dari wajah pria itu. Sekali lagi ia menatap wajah pucat Alettha. Memastikan bahwa yang saat ini berada di gendongan nya merupakan adik kelas nya saat SMA-sekaligus musuh bebuyutan nya kala itu.
"Ahh iya, ditunggu mas!!"
"Oke pak, cepet!!"
Tak butuh waktu lama untuk satpam tersebut memberhentikan taksi, dengan perlahan Jae memasukan tubuh Alettha dengan dibantu beberapa orang tentu nya. Setelah nya ia menggiring ketiga bocah itu untuk ikut masuk dan disusul diri nya.
"Bunda, angunn"
Whats? Bunda kata nya
Ia kembali memperhatikan wajah Alettha, sesekali ia melirik ke arah tiga bocah tersebut yang masih menangis tersendu-sendu.
"Pak lebih cepet!!" Titah Pria tersebut.
Seokha menarik ujung kemeja yang dikenakan pria tersebut, membuat pria itu membalikan kembali tubuh nya dan langsung bertatapan wajah dengan Seokha.
"Om namanya siapa?" Tanya bocah berusia lima tahun tersebut.
"Ouh iya, om lupa..panggil aja om Jae oke?"
Seokha mengangguk, dan setelahnya kembali pada posisi semula.
"Sus, brankar cepet!!"
Dua suster sekaligus penjaga keamanan membantu pria bernama Jae itu membaringkan tubuh Alettha diatas brankar. Dan setelah nya Alettha dibawa masuk menuju UGD.
"Mohon tunggu di luar"
Jae menurut, ia berjalan dan mendudukan diri nya pada koridor rumah sakit. Mata nya tertuju kepada tiga bocah yang sedari tadi terus mengikuti nya dengan tangisan.
"Yang tadi bunda nya siapa?" Tanya Jae sembari mengelus kepala salah satu nya. Seokha dan Riyan bersamaan menunjuk ke arah Seokjun yang masih menangis.
"Namanya siapa?" Seokjun melirik ke arah Jae, dan setelah nya ia mengeluarkan selembar kertas kecil pada saku baju nya dan memberikan nya kepada Jae.
"Itu nomel ayah, ayah lagi pelang om"
''HAH?YANG BENER AJA GILA, SEKALI DAPET TNI WOI!'
"Pekerjaan ayah kamu TNI?" Tanya Jae dengan tingkat penasaraan nya yang telah membuncah.
Seokjun mengangguk, membuat rahang Jae sontak menganga lebih lebar.
Alettha adik tingkat nya yang dulu selalu membuatnya mendidih darah setiap pagi hingga pulang sekolah itu kini telah berkeluarga? Jae dibuat Syok dengan kabar warbyazah ini.
Tersadar akan secarik kertas yang ia temui, ia pun segera menekan beberapa dikit angka yang tertera. Namun usaha tidak membuahkan hasil, suara operator kini memenuhi pendengaran nya. Membuat Jae dengan malas menutup sambungan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Doyoung
Fanfiction"Ayo bikin dedek yang lucu, biar kalo kamu kerja aku ada temennya"-Alettha Lee Renandika(18) "Kamu pikir bikin anak segampang panggang roti apa"-Kim Doyoung Anssyari(26) Kim Doyoung(NCT 127)❌(you) pelengkap penderita ( NCT) Bahasa non baku Start. 0...