"Woey anaknya om Jaehyung!"
"Iya, lo yang lagi celingak celinguk!!" Youngjae menatap Seokjun datar, sedangkan si empunya malah tertawa dengan wajah tanpa dosanya.
"Yee bangsat lu bang!"
"Ayah...abang Jae puasa-puasa ngomongnya kasar tuh!" Adu Yoora kepada Doyoung yang tengah membantu Alettha merapihkan belanjaanya didapur.
Doyoung melirik kearah anak-anaknya yang tengah berkumpul bersama diruang keluarga. Ada Youngjin yang tengah bermain dengan Siyeon, juga ada Seokjun, Youngjae juga Yoora yang tengah bermain ular tangga bersama.
"Temenin dulu anak kamu. Kalau Yoora sama Siyeon sampai ngomong kasar, kamu yang aku salahin!" Ujar Alettha yang membuat Doyoung bergidik.
Dengan malas Doyoung berjalan kearah anak-anaknya bermain. Duduk diantara Youngjin dan Yoora yang kemudian malah menyenderkan tubuhnya sembari menutup matanya perlahan.
"Abang, pilih kakak Ochi atau kakak Saera?" Celutuk Yoora yang membuat Doyoung menukikan alisnya.
"Kak Ochi mah sulit digapai, kayak bintang. Pilih kak Saera aja dah" balas Seokjun yang membuat Yoora terkekeh.
"Yee pacaran lu ya?" Ujar Youngjin bergabung. Fyi aja, Youngjin suka Saera soalnya.
"Saera mana mau sama upik abu macem gue!"
"Akhirnya dia mengakui sendiri..."
Seokjun melempar dadu yang dipegangnya menuju kepala Youngjae. Membatin sendiri lama-lama ia punya adik sebanyak dan semenyebalkan ini.
"Kalau suka sama anak perempuan orang itu harus pasti. Jangan berani-beraninya kamu nyakitin hati perempuan, Njun. Kamu gak mau kan nanti jadi kayak ayah?" Seketika mereka berhenti tertawa. Menatap kearah ayahnya bertanya maksud dari perkataannya barusan.
Doyoung membuka kedua matanya ketika lama tak mendengar suara anak-anaknya. Matanya langsung terkejut ketika melihat kelima anaknya sudah duduk melingkar dibawah sofa sembari menatapnya.
"Pada ngapain anjir?! Kaget ayah elah!" Omel Doyoung sembari mengelus dadanya. Siyeon tertawa ketika melihat wajah kaget Doyoung, langsung saja bocah itu masuk kedalam pelukan ayahnya.
"Papah lucu kalau kaget"
Doyoung tertawa mendengar ucapan lugu putri sulungnya. Tak mau kalah, Yoora pun bangkit dan ikut masuk kedalam pelukan Doyoung. Membuat Doyoung sedikit kewalahan karena dirinya tak lagi muda.
"Abang kalian lagi masa-masanya suka sama perempuan, kalian coba pahami ya. Kalau abang kelewat batas, tegur aja. Kalau abang kurang nyenengin cewenya, tampol aja!"
"Buset, ayah mah ngajarin anaknya nganiaya orang!" Keluh Seokjun dan merajuk pada sang ayah. Youngjin yang biasanya selalu malas nimbrung dipercakapan keluarganya, kini tumben-tumbenan ikut dengan auranya yang membara. Melihatnya Youngjin, Doyoung seketika terkekeh.
"Abang Jin biasanya ogah nih kalau kita ngerumpi, apalagi tentang cewe. Kamu suka seseorang ya??"
Wajah Youngjin langsung merah seketika. Ia menatap ayahnya datar, namun tak lama mengangguk karena membenarkan ucapannya.
Ayah dan anak itu tertawa saking hanyutnya dalam obrolan siang ini. Mereka sampai melupakan ada wanita yang tengah menyusun belanjaan didapur dengan tangan gemetar dan tubuh dinginnya. Dia Alettha. Wanita itu sesekali meringis ketika merasakan mual yang membuat dirinya meringis. Ia seperti deja vu, mengingat awal kali pertama ia mengandung akan selalu terjadi hal seperti ini, hingga pikiran itu berhasil membuatnya tumbang karena tak kuat menahan mualnya.
"Ayah, bunda lama banget didapurnya. Suruh kesini dong, buka kan masih lama" ujar Youngjae. Doyoung mengangguk dan balik menyuruh Youngjae memanggil ibu mereka. Tanpa membantah lagi, lansung saja Youngjae berjalan kearah dapur guna menyusul sang ibu.
"Youngjae, kamu mah iseng ih sama adeknya!"
"Lagian anaknya imut sih, masuk sana ke perut bun-"
"AYAHHHHH"
"Woy Le, kapan bangun huuu..mau kasih tau nih. Urgent bagi kita juga anak-anak" Doyoung mengelus surai Alettha yang sampai malam masih asik menutup matanya. Jujur saja mata Doyoung sudah bengkak akibat terlalu lama menangis. Sudah pusing ia membuat alibi kepada anak-anaknya bahwa ibu mereka baik-baik saja, dan tidak akan menambah adik kembali untuk Seokjun.
"Bangun Yang, aku kelitikin nih!"
Keajaiban. Langsung Alettha membuka matanya. Hal pertama yang ia lakukan adalah mendorong Doyoung menjauh dari dirinya, ia menatap kesal ke arah Doyoung yang masih terisak kecil. Kalau sudah seperti ini, yakin sangat ia bahwa sesuatu yang sedari tadi dipikirkan benar-benar terjadi.
"Kenapa kamu nangis?" Ketus Alettha. Mendengar nada ketus sang istri, niat awal ingin mendekat langsung urung ketika mendapati air wajah yang tak bersahabat.
"Sayang..."
"Gue hamil ya, Om?" To the point Alettha yang membuat Doyoung mengangguk. Baru saja ingin menjawab, sebuah teriakan dari ambang pintu kamarnya berhasil membuat Doyoung gelagapan, begitupun juga dengan Alettha.
"tUHKAN! GUE MAU DAPET ADEK LAGI!!"
(Udah rada bangkotan dia tuh)
Karena extra part jadi pendek, hehe...
Kangen aja nulis work ini. Sekalian mau minta vote, kalau aku bikin work baru tentang Doyoung yang rada jahat kalian setuju apa enggak? Hehe....
Marhaban ya Ramadhan dari keluarga besar ayah Doyoung dan bunda Alettha♥
Salam rindu, kangngayal♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Doyoung
Fanfiction"Ayo bikin dedek yang lucu, biar kalo kamu kerja aku ada temennya"-Alettha Lee Renandika(18) "Kamu pikir bikin anak segampang panggang roti apa"-Kim Doyoung Anssyari(26) Kim Doyoung(NCT 127)❌(you) pelengkap penderita ( NCT) Bahasa non baku Start. 0...