Brakk!-
"Mas Doyoung hisk-"
Tiga tahun berlalu. Tiga tahun pula Doyoung maupun Alettha telah berusaha kembali menghadirkan adanya malaikat kecil dalam keluarganya. Namun, semesta belum memihak.
Tepat saat ini, Doyoung maupun Alettha harus kembali menelan kabar pahitnya akan kehilangan calon buah hati yang mereka nanti.
Terhitung sudah 'dua kali Alettha mencoba dan kembali mendapatkan hasil yang tak diharapkan.
"Udah dek, jangan dulu dipaksain" Doyoung frustasi. Tak kuat jika harus merelakan setidaknya 'dua bayi yang harus pergi karena keadaan Alettha yang sangat kacau.
Semenjak kecelakaan hari itu, Doyoung maupun Alettha dibuat bungkam akan takdir. Dokter mendiagnosa bahwa Alettha akan mengalami kesulitan mengandung karena kerusakan pada rahimnya.
Seperti saat ini, Doyoung kembali membawa Alettha menuju kerumah sakit akibat pendarahan yang terjadi pada janin nya.
Hanya sebulan untuk Alettha mempertahankan kandungan nya, namun takdir kembali berkata lain. Alettha gagal. Ia kembali gagal untuk ketiga kalinya.
"Mas Doyoung, maaf" tangis Alettha disepanjang koridor.
Doyoung tak dapat berkata-kata, demi menjaga pertahanan dirinya yang hampir jatuh karena air matanya yang mulai menggenang, ia pun mencium kening Alettha sembari menggenggam jemari sang istri erat-erat.
"Yang kuat, saya akan selalu ada disamping kamu" bisik Doyoung sebelum mereka terpisah oleh ruang operasi.
Doyoung menghela nafasnya, bersamaan dengan jatuhnya air mata yang sudah lama menggenangi pelupuk matanya.
"Maafin saya dek" tubuh Doyoung meluruh ke lantai.
Rambut yang telah menggondrong ia jambak kuat-kuat demi meredam tangisnya agar tak terdengar. Nafas yang memburu membuat pasokan oksigen nya berkurang. Kepala nya sudah pening luar biasa. Dunia nya memburam, bersamaan dengan teriakan terakhir seorang dokter wanita yang menghiasi pendengaran nya sebelum kesadaran nya benar-benar menghilang.
"Idoyy"
Pertama kali yang Doyoung lihat adalah dirinya yang berada di ruang inap. Pandangan nya mengedar mencari seseorang.
Disofa, terlihat kakak iparnya-Ilraa yang tengah tertidur dengan Seokjun yang menjadikan paha kakak iparnya tersebut sebagai bantalan.
Pening dikepala nya kembali berulah, ia menggeram seraya memegangi kepalanya yang terasa semakin memberat. Bahkan pening dikepalanya membuatnya tak sadar bahwa dokter yang menolongnya tadi sudah datang dengan wajah paniknya.
"Idoy, kamu kenapa lagi?" Seperti mengenal suara tersebut. Sontak Doyoung mendongkak. menabrakan pandangan matanya pada mata pemilik suara indah tadi, dan barulah ia sadar siapa dokter wanita dihadapan nya sekarang.
"Jeong" gumam Doyoung.
Sudah 2 jam setelah Alettha tersadar. Namun wanita itu masih enggan membuka suaranya ataupun melakukan pergerakan. Yang wanita itu lakukan hanyalah diam membisu, memandang lurus kedepan dengan tatapan kosong.
Mengabaikan Doyoung yang terus-terusan membujuk dirinya untuk tersadar dari kesedihan nya sendiri.
"Sayang, ada yang kangen kamu" bisik Doyoung dengan jemari nya yang masih setia mengelus punggung tangan istrinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mas Doyoung
Fanfiction"Ayo bikin dedek yang lucu, biar kalo kamu kerja aku ada temennya"-Alettha Lee Renandika(18) "Kamu pikir bikin anak segampang panggang roti apa"-Kim Doyoung Anssyari(26) Kim Doyoung(NCT 127)❌(you) pelengkap penderita ( NCT) Bahasa non baku Start. 0...