kisah(b)

6.3K 842 76
                                    








"Ale, kamu gak usah ikut. Dirumah aja sama anak-anak"

"Gue mau liat suami akad, masa gak boleh" Taeyong menghela nafasnya kasar mendengar ucapan Alettha.

Malam ini, Doyoung akan menikah dengan Sejeong. Tentu secara diam-diam. Hanya dihadiri oleh ayah Doyoung serta ayah Alettha, bahkan acaranya pun dilaksanakan dimasjid kecil setempat.

"Mending lo disini, jagain anaknya Sejeong" pinta Taeyong secara lembut. Alettha melirik bayi perempuan yang dititipkan Doyoung kepadanya, tanpa diminta air matanya luruh dari pelupuknya.

Melihat air mata mengalir dipipi adiknya, Taeyong pun menarik Alettha kepelukannya. Ia mendekap Alettha dan berkali-kali mengecup kening Alettha penuh kasih sayang, tanpa tau dirinya juga tengah menangis dalam diamnya.

"Kenapa disaat gue udah bahagia, kisah gue malah jadi begini a'?" Tanya Alettha dan balas memeluk tubuh kakaknya.

Taeyong mengelus surai Alettha, menepuk--nepuk punggung rapuh tersebut agar tangisanya mereda.

"Rencana Tuhan gak ada yang tau Tha" ujar Taeyong  dan lebih mengencangkan dekapannya pada tubuh Alettha.











"Mas, kamu bisa tolong jemput kembar gak? Aku harus ketemu dosen nih" pinta Alettha lewat telfon. Jawaban disebrang membuat Alettha menghentikan langkahnya.

Ia kecewa dengan jawaban suaminya, namun tak mampu berbuat banyak. Dengan perasan kecewanya ia tersenyum sembari menutup sambungan telfon, tanpa tau prianya disana tak akan melihat senyumannya itu.






"Youngjae!! Youngjin" dua bocah berseragam merah putih tersebut tersenyum dan menghambur memeluk ibunya.

Siang ini Alettha telat menjemput keduanya karena mendadak Doyoung mengabarkan tak bisa menjemput Youngjae dan Youngjin.

Bahkan Alettha sampai harus menitipkan absennya agar ia bisa menjemput buah hatinya dengan perasaan tenang.

"Bunda, katanya ayah yang mau jemput" ujar Youngjae kepada sang ibu.

Alettha membantu keduanya memakai sabuk pengaman, dan setelahnya menutup pintu mobilnya tanpa menjawab pertanyaan putranya terlebih dahulu. Ia mengitari mobilnya hinggi kini dirinya berhasil duduk dibangku kemudi.

"Bunda, ayah kemana?" Kini ganti Youngjin yang bertanya. Youngjae sudah cemberut karena pertanyaannya tak digubris oleh sang ibu.

Melihat rajukan putranya lewat kaca tengah, Alettha menghembuskan nafasnya pelan.

Setelah emosinya terkontrol ia tersenyum kepada anak-anaknya.

"Kita jemput adek Yoora dulu ya, abis itu kalian bunda anter ke rumah nenek"

Youngjae dan Youngjin menggeleng, membuat Alettha menukikan alisnya bingung melihat respon keduanya.

"Kenapa? Bukannya kemarin kalian minta main sama nenek?"

"Yoora semalem nangis, pingin main sama ayah"





"Mas, kamu hari ini libur gak? Anak-anak kangen banget sama kamu?"

Diseberang Doyoung menghela nafasnya kasar. Digendongannya ada Siyeon yang tengah tertidur dengan wajah sembamnya. Doyoung juga ingin bertemu dengan anak-anaknya yang 'lain, namun ia tak mungkin membawa keluar Siyeon disaat keadaan tubuhnya sedang tidak stabil.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang