Doyoung gwenchana

9.4K 1K 57
                                    



































Sudah terhitung sebulan lebih lama nya Alettha meninggalkan Doyoung sendirian. Dan sudah sebulan lebih juga  Alettha jarang mengikuti kegiatan-kegiatan bakti sosial yang diadakan oleh kebanyakan persit lain nya.

Ia selalu menolak untuk ikut karena beralasan kehamilan anak kedua nya selalu membuatnya cepat lelah. Padahal alasan tersebut hanya untuk mengindar dari 'mas nya tersebut.

Namun, tidak dengan hari ini. Daerah tempat tinggalnya dan Doyoung tengah mengadakan kerja bakti bersih-bersih lingkungan, ingin menolak namun akan tidak sopan.

Akhirnya setelah berdebat panjang dengan sang kakak-Taeyong- serta kakak ipar-Taeri, ia akan menghadiri acara tersebut.

"Sarapan dulu" ujar Taeri ketika melihat adik iparnya berjalan menuruni tangga. Yang dipanggil pun melirik dan menemukan adanya Taeyong, Seokjun dan Minrae yang sudah duduk anteng di meja makan.

"Lettha kesiangan ya kak?"

"Enggak, emang mereka aja yang getol pengen sarapan" Alettha tertawa mendengar penuturan sang kakak ipar.

Ia mendudukan dirinya disamping Seokjun dan Minrae yang tengah asik memakan sarapan nya.

"Bunda maem?" Tanya Seokjun. Membuat Alettha mengangguk dan mengacak-acak rambut putranya tersebut.

"Makan yang banyak, biar cepet gede" jawab Alettha. Membuat kedua bocah yang berada disampingnya mengangguk.

"Njun, jangan nakal. Kalau bibi Taeri bilang gak boleh berarti jangan, oke?" Bujuk Alettha kepada sang putra yang tengah memeluk nya erat.

"Bunda jangan lama-lama" Alettha tersenyum dengan penurutan putra nya. Mencium kedua pipi, kening dan yang terakhir bibir, ia melangkahkan kakinya meninggalkan kediaman sang kakak.

Tak butuh waktu lama untuk Alettha tiba menuju tempat tinggal nya. Baru saja menapakan kakinya dari taksi, matanya sudah menangkap keberadaan sang suami yang tengah menatapnya dari depan gerbang.

Namun seolah tak peduli, Alettha melangkahkan kaki nya begitu saja melewati keberadaan sang suami yang sekarang menatapnya dengan kecewa.

Menyapa satu persatu senior, dan setelahnya bergabung dengan teman-teman nya yang lain.

"Haduh dek, udah berapa bulan itu?" Tanya Wendy-istri Taeil.

"Jalan 6 mbak" jawab Alettha dengan senyuman. Sesekali ia tersenyum ketika para junior ataupun seniornya berlalu lalang dan menyapa nya.

"Gimana kamu sama Doyoung?" Tanya Jaekyung.

Senyuman di wajah Alettha luntur seketika ketika nama tersebut terucap. Melihat perubahan raut wajah juniornya, Yuna lantas menyenggol bahu Wendy yang tengah berdiri disamping nya.

"Dek, kalian gak mau renungin berdua?" Tanya Yuna. Membuat Jaekyung yang masih penasaran kini beralih membungkam pertanyaan dalam bibirnya.

"Jangan ngomongin dia dulu deh mbak, gak tertarik aku"

"Terus mau sampe kapan kalian kayak gini?" Kini Wendy menyela.

Sekedar informasi, sehari setelah Yuna mendengar kabar Doyoung menampar Alettha, ia menceritakan hal tersebut kepada Wendy juga Jaekyung. Setelahnya Yuna bertemu dengan Doyoung guna menceritakan kisah yang sebenarnya.

Alettha menatap ketiga senior sekaligus teman nya itu dengan perasaan campur aduk. Menghelakan nafas nya kasar, dan berlalu meninggalkan ketiga nya dengan membawa nampan berisikan camilan.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang