Yoora dan Siyeon

7.6K 912 73
                                    

















Langit sore telah menyapa, mengharuskan Alettha pulang karena pekerjaannya hari ini telah ia selesaikan dengan baik. Digendongannya ada Siyeon yang tengah tertidur akibat kelelahan bermain.

"Kamu kesini naik apa?" Tanya Doyoung yang ikut berjalan disisi kiri sang istri. Alettha mendongkak sekaligus membenarkan letak gendongannya pada Siyeon. Membuat Doyoung dengan sigap menahannya dan membantu Alettha membawa barang-barang ditangannya.

"Dianter Seokjun, tapi kayaknya dia bakal jemput Yoora dulu deh" jawab Alettha.

Doyoung mengangguk dan setelahnya menggiring Alettha menuju basement.

"Aku anterin kamu pulang" Alettha menggeleng cepat.

"Siyeon kasian nanti cape, kamu duluan aja sama Siyeon. Aku juga mau nemenin ayah dulu mas" tolak Alettha secara halus.

Ia kembali membenarkan gendongannya yang mengendur, membuat Siyeon sedikit terusik dan memeluk pangkal leher Alettha erat.

"Aku kan pulang kerumah mas Myung"

Alettha terkejut mendengar pernyataan Doyoung. Buru-buru ia cekal pergelangan tangan Doyoung yang berniat melangkah.

"Kak Sejeong gimana? Inget mas, dia juga istri kamu" tegur Alettha kepada suaminya.

Bagaimana bisa ia berkata seperti itu didepan anak kecil, beruntung Siyeon saat ini sedang tertidur dengan pulasnya.

"Dek, kamu mau aku berzina sama yang bukan mahramnya?" Tanya Doyoung dengan wajah kesalnya. Alettha menganga, mulut suaminya ini benar-benar harus dipilah terlebih dahulu sebelum berucap.

"Yaudah kamu sama Siyeon aku anterin pulang, nanti mobil mas biar aku yang bawa!" Putus Alettha sebelum benar-benar  masuk ke dalam kendaraannya.

Diluar sana Doyoung tersenyum bangga. Berhasil mengalahkan sifat keras kepala istrinya.












Mereka telah tiba dikediaman Sejeong dan Doyoung(?). Keduanya hanya terdiam di depan pintu gerbang yang terkunci rapat tanpa mengeluarkan sepatah katapun..

"Kak Sejeong ada dirumah gak?" Tanya Alettha sembari berdecak. Doyoung menggeleng ragu dan setelahnya segera mendial nomor telfon milik Sejeong.

Tiga kali tak diangkat membuat Doyoung kesal secara tiba-tiba. Hingga akhirnya pada sambungan ke empat terdengar jawaban dari seberang.

"Halo, dimana?" Tanya Doyoung to the point . Alettha yang sepertinya malas untuk sekedar mendengar suara perempuan tersebut memilih menjauh seraya mempoutkan bibirnya.

"Terus anak kamu sama siapa?!" Suara Doyoung mengeras, membuat Siyeon yang pulas akhirnya terbangun.

"Ko bangun heum?" Tanya Alettha seraya mengusap kening Siyeon. Bocah tersebut menggeleng dan menyembunyikan wajahnya pada dada Alettha.

Tak lama Doyoung menghampiri kedunya berada.

"Sejeong gak pulang" cicit Doyoung kemudian mengambil alih Siyeon dari Alettha, sayang bocah itu menolak diri dari Doyoung.

"Kasian ibu, Siyeon"

Doyoung terus membujuk gadis tersebut agar menurut, walau hasilnya nihil. Doyoung berdecak.

Sungguh ia tak kesal dengan Siyeon. Walau ia tahu bahwa Siyeon bukanlah darah dagingnya, bagaimanapun juga Doyoung telah terlibat membesarkan bocah tersebut dari Siyeon masih di dalam kandungan. Doyoung mengerti perasaan Siyeon yang memang sudah sepantasnya ia anggap layaknya anak kandung sendiri.

Mas DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang