Bagian 57 - Over

2.5K 149 0
                                    

"Apa kamu hanya akan terus mengaduk minuman itu? Kamu ingin membuat foam atau semacamnya?"

Leon menghela napas, "Jika kamu tidak menerorku selama sebulan penuh, aku tidak mungkin akan datang. Jadi cepat katakan apa yang ingin kamu katakan."

"Aku hanya ingin melihat wajahmu," dan Leon langsung berdiri. "Hei! Kamu benar-benar seperti wanita yang sedang mengalami menopause."

Leon memutar mata jengah.

"Duduklah, ada banyak hal yang ingin aku tanyakan. Bukankah kamu juga ingin bertanya?"

"Tidak," jawab Leon singkat.

"Ah ya... bagaimana dengan Dinda, aku dengar kamu memutuskannya sebelum menjalin hubungan denganku?"

"Ya."

"Kenapa kamu memutuskannya? Bukankah kamu yang mengejarnya lebih dahulu?"

"Bukan urusanmu."

"Baik, kalau begitu aku akan menemui gadis itu dan memberitahukan apa yang terjadi."

Hap!

"Laras!" Leon menahan tangan yang baru saja ingin pergi.

"Apa aku harus terus melakukannya agar kamu bisa berbicara leluasa denganku?" Laras memasang wajah sedih.

"Maaf, hanya saja aku tidak ingin berurusan dengan perempuan untuk saat ini."

Laras kembali duduk dan menenggak minuman Leon yang kini sudah meluber karena terus ia aduk tanpa henti. "Kamu ingin aku menemanimu ke psikolog? Aku pikir kamu butuh bantuan."

"Tidak perlu, aku hanya butuh istirahat sejenak."

"Tapi ini sudah sebulan. Kamu bahkan tidak keluar rumah selama itu dan kamu meminta izin untuk tidak bersekeolah. Benar bukan?"

Leon tidak menjawab, ia hanya menatap orang-orang yang hilir mudik dari balik kaca yang menghalanginya.

"Aku sudah bertemu dengannya, gadis yang bernama Hana itu."

Leon menoleh dan langsung memberikan tatapan tajam.

"Jangan salah paham, aku hanya ingin tau bagaimana rupanya hingga membuat kamu hancur seperti ini. Aku akui dia gadis yang cukup unik dan aku pikir dia memiliki penjaga yang tepat."

Mendengar kata penjaga, Leon langsung mengalihkan wajahnya dan menghela napas kembali.

"Ryuji, benar? Dia adalah pria yang berhasil mengalahkanmu. Jujur saja, dia memang menang dari penilaian apapun. Dia tampan, tinggi, tubuh atletis, berpenampilan menarik, kaya, dan tentu saja aura kejantanannya sangat kuat. Dibandingkan dengan kamu yang hanya seorang anak sekolah, tentu saja kalah jauh," jelas Laras.

"Haruskah kamu menjelaskannya sedetail itu?"

"Oh, kamu mau aku menjelaskan lebih detail lagi? Dengan senang hati--"

"Laras," Leon mengentikannya.

Laras tersenyum, "Kamu tau, saat aku bertemunya dia menanyakan kabarmu. Dia menanyakan begitu banyak pertanyaan yang tidak bisa aku jawab. Dia sangat khawatir. Dia ingin menghubungimu tapi dia takut memperburuk keadaaan, jadi dia hanya akan sabar menunggu."

Leon mengangkat tangannya dan memanggil pelayan, ia memesan satu porsi es krim cokelat.

"Aku ingin mengakhirinya tapi ini tidak mudah. Aku bahkan memakan banyak makanan manis untuk menurunkan rasa stresku ini."

"Lalu kenapa kamu melarikan diri? Jika ingin mengakhirinya maka hadapilah. Lagipula, aku pikir kamu tidak harus benar-benar mengakhirinya, kamu bisa terus di sampingnya sampai kamu menemukan orang yang tepat," ucap Laras.

Old Man is Mine [INDONESIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang