"Kakak akan pinjamkan lengan Kakak. Kamu boleh menggigitnya dengan keras jika terasa sakit, bagaimana?"
Bintang meragu tetapi Hana tidak kehilangan akal.
"Nanti Om ini itu akan memberikan hadiah. Bintang suka hadiah?"
Bintang akhirnya setuju tetapi Ryuji tentu saja kebingungan. Apa yang perlu diobati? Bintang terlihat baik-baik saja.
Hana kemudian mulai membuka sepatu sebelah kanan milik Bintang perlahan-lahan. Segera setelah sepatu itu terlepas, semua orang dapat melihat tumit bocah ini yang berwarna kemerahan, dengan cairan merah yang menetes.
"Darah!" satu pelanggan berteriak.
"Anak itu terluka!"
Mereka langsung menatap tajam Ibu Bintang yang juga sama terkejutnya.
"Ini akan sakit. Bintang boleh—"
Belum selesai Hana berbicara, Bintang sudah lebih dulu menggigit dan meremas kuat lengan Hana. Hana meringis, tetapi ia berusaha menahannya.
"Anak baik," ucap Hana.
Hana lalu segera mencabut satu pecahan kaca yang menancap dan menutupnya dengan napkin lalu ia menarik dasi Ryuji begitu saja untuk digunakan untuk membalut luka.
"Selesai," Hana mengusap kepala Bintang.
"Sekarang, mari kita pergi ke Dokter."
Hana berdiri namun tubuhnya malah terangkat ke udara. Ryuji yang melakukannya, ia tidak akan membiarkan Hana berjalan dengan luka di kakinya itu.
"Bi—Bintang!!!"
Ibu Bintang memanggil tetapi Bintang menyembunyikan wajahnya, merasa takut dengan ibunya sendiri.
***
Dari jauh, Leon menyaksikan semuanya dalam diam.
"Sekarang kamu mengerti?" wanita blonde menyadarkan Leon.
"Tidak, aku tidak mengerti," Leon melepas tangan yang sejak tadi mencengkeram lengannya.
"Hana...? Bukankah itu berarti bunga?"
Wanita itu membeo dan Leon langsung menoleh tajam.
"Kamu tidak perlu berpikir negatif. Lebih baik kamu pulang, ini bukan masalah yang bisa diurus oleh anak di bawah umur," kata wanita itu sambil memberikan kartu namanya sebelum ia pergi menghampiri Ibu Bintang
"BINTANG!!!" jeritan Ibu Bintang yang melihat anaknya pergi makin jauh dibungkam oleh secarik kartu nama.
"Madam..."
Ibu Bintang menoleh dan tepat di depan matanya sudah ada selembar kartu nama.
"Aku Laura, perwakilan Indonesia di UNICEF sekaligus petinggi di Komisi Perlindungan Anak Indonesia," jelas si wanita blonde.
Ibu Bintang terdiam.
"Kita butuh bicara. Mari Madam..."
Laura menyuruh Ibu Bintang untuk berjalan lebih dahulu.
***
[Dalam perjalanan.]
"Ke mana kita pergi?"
Hana bertanya sementara ia sendiri memeluk erat Bintang di dalam pelukannya.
"Kamu bilang ingin pergi ke rumah sakit, kan? Kita akan ke sana."
"Rumah sakit mana? Kamu tahu kita sudah melewati dua rumah sakit, rumah sakit mana pun tidak masalah. Kita harus segera memberi perawatan pada Bintang dulu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Old Man is Mine [INDONESIA]
RomanceJudul: Old Man is Mine - Buku 1 [INDONESIA] Seri: Old Man is Mine Bahasa: Indonesia Rekomendasi Usia: 18 tahun ke atas °•.•°•.•°•.•°•.•°•.•° •.•°•.•°•.•°•.•° Hana Naomi Sachie, seorang gadis 16 tahun, tumbuh dalam keluarga toksik yang membuatnya jat...