9. One Step Closer √

10.1K 473 21
                                    

Part sudah di Revisi. Pembaca lama harap membaca ulang part yang sudah di revisi, karena ada sedikit bagian yang di tambahkan dan di ganti agar alurnya lebih nyambung dan mudah di pahami.

Happy Reading❤️

*****

HUJAN tiba-tiba saja mengguyur daerah perdesaan yang begitu asri dengan banyaknya perpohonan dan perbukitan di sekitar yang tumbuh lebat disana.

Suara riuh hujan terdengar begitu deras menghantam tanah, ranting dan bahkan genting-genting rumah.

Suasana dingin pun kini melingkupi mereka berdua yang terdiam di atas kasur lantai di dalam sebuah rumah pohon dengan semangkuk mie panas di hadapan mereka.

Gadis cantik itu duduk sambil memeluk lutut dan tubuhnya sendiri, sedangkan sang pria hanya diam sambil menatap ke arah luar jendela, memperhatikan rintik-rintik hujan yang menenangkan.

Kini Rafa dan Kezia memang masih berada di Rumah Pohon milik Rafa. Mereka terjebak disana karena hujan yang tiba-tiba turun membasahi bumi. Entah siapa yang sedang berduka, hingga langit pun ikut merasakannya.

"Dingin?"

Suara bass dan dalam itu terdengar begitu menggema di antara bunyi rintikan hujan yang mengguyur bumi. Kezia yang merasa di tanya pun menoleh, kemudian mengangguk.

"Itu di belakang kamu ada selimut, pake aja. Dan ini ada mie, makan!"

Rafa menyodorkan semangkuk mie yang tadi sempat ia buat untuk menghangat tubuh. Tanpa bantahan Kezia mengambil selimut yang cukup tebal itu dan mulai menyelimuti tubuhnya sendiri.

Kemudian Kezis mengambil mangkuk mie tersebut dan memangkunya, perlahan ia tiup-tiup mie-nya agar sedikit adem saat di nikmati, tidak terlalu panas.

Kezia menyuapkan sesendok mie kuah yang ada dalam pangkuannya kedalam mulutnya.  Enak. Itu yang ada dalam pikiran Kezia saat mengecap rasa dari mie instan itu.

Akhirnya Kezia memakan mie sendirian dengan penuh hikmat, sampai-sampai Kezia tersadar bahwa ia tidak sendirian disini.

Kezia menatap ke arah Rafa yang bahkan kini sedang menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Mendadak Kezia menjadi susah menelan makanan yang ada di mulutnya.

"Hmm.. L-lo mau mienya?"

Dengan gugup Kezia menawarkan mie tersebut ke Rafa. Ya ampun Keziaaaaa. Lo Napa bisa gugup gitu sih??? Stupid. Kezia jadi kesal sendiri.

"Suapin."

"Hah?" Kezia kaget mendengar perkataan Rafa yang terdengar mustahil itu. "Lo gila?!"

"Because of you."

Entah sejak kapan Rafa bisa menggoda cewek seperti itu, sungguh ini adalah suatu keajaiban.

Kezia geleng-geleng "Enggak. Lo makan sendiri." monyodorkan mangkuk mie-nya kepada Rafa.

"Suapin sayang." Rafa tersenyum dengan begitu manisnya.

Ya ampun gilaaaa.. lama-lama gue bisa gilaaaa kalau begini terus, Rafa sialaannnnn. Batin Kezia berteriak frustasi.

Di pipi Kezia kini bahkan terlihat semburat merah tipis yang berhasil tertangkap oleh mata tajam Rafa. Sontak Rafa tertawa pelan lalu mencubit kedua pipi Kezia dengan gemas.

"Ini pipi kenapa merah hm?"

"RAFA ANJINGGGG.. LO JANGAN GODAIN GUE MULUUU KEK!!!" teriak Kezia gemas, menahan malu, kesal, dan sedikit senang.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang