35. Unknow ✓

3.6K 241 16
                                    

SEBUAH kesalahan bagi Alden saat dirinya tidak bisa memfilter ucapannya hingga Kezia menjadi curiga padanya. Andai saja waktu bisa di putar kembali, tidak akan Alden berbicara yang dapat menimbulkan pertanyaan.

"Jadi Lo seberapa kenal sama Rafa dan Safira?" Kezia kembali bertanya saat melihat Alden tampak enggan untuk menjawab pertanyaannya.

"Gue gak kenal sama Rafa. Kalau Safira yah dia emang pacar gue dari 3 tahun lalu, tapi gue pacaran sama dia cuma karena kasian. Gue tau Rafa suka sama Safira yah... yah.. karena gue liat tatapan dari matanya si Rafa ke cewek gue. Gue cowok, tentu gue tau tatapan cowok ke cewek tuh gimana Kez."

Kezia terdiam, tidak menanggapi Alden yang berusaha meyakinkan Kezia. Kezia masih curiga, tidak begitu percaya dengan penjelasan Alden.

"Okay. Gue percaya. Tapi tetep Den. Sorry. Gue emang pernah suka sama Lo, but itu dulu. Sekarang gue pure cintanya sama Rafa, walau dia sering sakiti gue tapi emang setiap insan yang jatuh cinta harus siap merasakan jatuh sakit. Jadi maaf. Dan untuk ciuman Lo itu, gue marah, tapi udah gue maafin. Setelah ini bersikaplah sewajarnya. Lo sahabat gue. Gue juga gak tau sebenarnya niat lo nembak gue itu bener emang karena Lo suka gue, atau ada alasan yang lain. Karena yang tau cuma Lo dan Tuhan. Permisi."

Tanpa banyak kata, Kezia membalikkan badannya melangkah menjauh meninggalkan Alden yang tampak kesal, memukul angin berusaha melampiaskan emosinya.

"Sial..."

Alden tidak suka melihat respon Kezia yang seperti itu. Alden harus kembali meyakinkan Kezia untuk menerima cintanya. Apapun caranya.

*****

"Kamu kenapa ngelakuin ini Den? Kamu gak ngertiin perasaan aku?"

Safira menatap nelangsa ke arah depan. Berada di satu mobil yang sama dengan Alden di saat baru saja ia melihat kejadian yang menyakitkan. Sungguh menyesakkan.

Kenapa Alden bisa begitu tega dengan Safira? Tidakkah Alden bisa menilai perasaan Safira dari dulu hingga sekarang? Safira terluka. Alden kembali menyakitinya.

"Kamu tau kan perasaan aku sebenarnya gimana." Suara Alden menjawab terdengar begitu datar, Alden seakan tidak peduli dengan Safira yang sudah menangis di sebelahnya. Tangan Alden mencengkram setir mobil dengan erat.

"Aku tau. Tapi apa kamu gak mau mencoba buka hati buat aku? Aku yang selalu berjuang buat dapetin hati kamu. Tapi kenapa harus Kezia? Hiks.."


Safira menunduk, meremas rok sekolahnya. Bahunya bergetar karena tangisan. Sungguh sangat sakit dan pening kepala Safira. Dada Safira terasa sangat menyakitkan, denyutnya berdetak kencang seolah ingin menggedor dada Safira hingga bolong. Sakit.

"Maaf Fira."

"Aku sayang sama kamu Alden. Hiks.."

Alden menatap Safira lirih. Beranjak memajukan tubuhnya ke arah gadis kurus itu, memeluk tubuh ringkih Safira dengan lembut, berharap pelukannya dapat menenangkan perasaan gadis dalam pelukannya ini.

"Ssssttt. Jangan nangis. Harusnya kamu tau konsekuensi nya dari awal."


*****

Kezia memasuki rumah dengan perasaan bersalah juga cemas. Kezia merasa bersalah, ia merasa jika sudah mengkhianati Rafa. Namun melihat Rafa yang biasa saja saat mengantarnya pulang tadi, Kezia sangat merasa bersyukur. Jangan sampai Rafa mengetahui kejadian tadi.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang