16. Sisi Lain Rafa √

5K 331 11
                                    

SEORANG laki-laki nampak terlihat sedang bertelepon di sebuah kursi taman. Alisnya mengerut-ngerut seakan pembicaraan nya dengan lawan bicara sangat menguras emosi. Berkali-kali ia nampak seperti menghela napas.

"Kamu gak usah nyusul aku kesini, kamu fokus aja sama pengobatan kamu di Bali."

Laki-laki itu terdiam mendengar balasan dari sebrang telepon. Menyimak.

"Iya aku tau, tapi kamu harusnya sabar ajalah. Aku juga kan sering datang kesana."

"....."

"Iya sayang, kamu baik-baik yah di sana, dengerin apa kata dokter. Jangan nakal."

Lelaki itu mengulas senyum tipis walaupun tidak di ketahui oleh yang di sebrang.

"Huum, aku gak akan nakal kok. Eh udah dulu yah sayang, aku harus masuk kelas. Bentar lagi bel."

"....."

"Haha.. see you. I love you."

Laki-laki berparas tampan itu menatap lurus ke depan, bibirnya menyunggingkan sebuah senyum miring? Entah apa yang sekarang ada di pikirannya. Hanya dirinya dan Tuhan yang tahu.


*****

Rafa nampak berjalan dari arah taman menuju kelasnya, tangannya ia masukan kedalam saku celananya. Tatapannya begitu datar dan dingin, mengabaikan orang-orang yang melihatnya tanpa kedip.

Ia memang memakai kacamata, namun ia bukan seorang Nerd. Ia memakai kacamata karena memang matanya minus. Jadi tidak menutup aura ketampanan Rafa yang di atas rata-rata, apalagi dengan tubuh tinggi yang menunjang dirinya.

Rafa menghentikan jalannya. Melihat ke arah depan, tepat di depan kelas 12 IPA 5 seorang Kezia sedang berdiri angkuh dan seorang Laki-laki berperawakan kurus berlutut di hadapannya sambil menyodorkan bunga ke arah gadis itu.

Mengangkat sebelah alis bingung, Rafa memperhatikan saat Kezia berbicara pada lelaki yang masih berlutut di depannya.

"Duh Kale, makasih banget loh bunganya."

Kezia dengan manis mengambil bunga dari laki-laki bernama Kale itu. Menghirupnya pelan dan tersenyum singkat.

"Kezia, Lo tau kan kalau Gue udah lama suka sama Lo, Lo juga tau kan gue udah berkali-kali nembak Lo. Jadi untuk yang ke 7 kalinya saat ini gue ingin Lo jadi pacar gue. Would you be mine?" Ucap Kale tanpa tau malu.

Karena percayalah saat ini mereka sudah menjadi tontonan orang-orang di sekolah, termasuk Rafa yang langsung kesal melihat cowok yang kurang ajarnya menembak pacarnya.

Cih, udah 6 kali di tolak masih aja nekat. Dengus Rafa kesal dalam hati.

Coba kita lihat, sampe mana Si Kale Kale itu bertindak. Jika sudah macam-macam maka Rafa akan turun tangan.

"Hm.. gimana yah Le, kan Lo tau kalau gue gak pernah suka sama Lo." Kezia berterus terang tanpa mau memberi harapan.

"Tapi Kez, apa Lo gak bisa kasih gue kesempatan?" Kale berdiri lalu menggenggam kedua tangan Kezia, "Kalau Lo kasih gue kesempatan, gue akan lakuin apapun buat Lo, gue bakal bahagiain Lo Kezia."

Rafa mengepalkan tangannya. Hei berani sekali orang yang tidak seberapa ganteng itu memegang tangan gadisnya. Rasanya Rafa ingin menghantam wajah sok kegantengan itu saat ini juga.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang