52. Belum Usai (End) √

13.8K 327 43
                                    

"SAKIT?" Rafa memandang Kezia dengan tatapan khawatir, tangannya mengusap lembut pelipis gadis cantik yang terbalut selimut.

Kezia merapatkan selimutnya untuk menutupi ketelanjangannya. Pipinya mendusal di lengan Rafa yang ia tiduri. Ia tersenyum manis.

"It's okay."

"Maaf, seharusnya aku gak lakuin itu semalem."

"Kamu nyesel?"

Dengan cepat Rafa menggelengkan kepalanya. "Gak. Aku sama sekali gak nyesel, malah aku seneng banget bisa jadi yang pertama buat kamu. Malah yang jadi pertanyaan kamu nyesel? You know I mean."

Kezia tersenyum, membalikan posisi tubuhnya menjadi terlentang, matanya menatap langit-langit rumah pohon yang terbuat dari kayu-kayu yang kokoh. Hening sejenak.

"Kalau ngomongin nyesel, pasti ada. Karena itu harta paling berharga yang aku punya. Tapi kalau kamu menjanjikan kesetiaan mungkin aku gak akan menyesal." Ia menoleh, melayangkan senyuman untuk Rafa.

Rafa membalas senyuman Kezia, membalikan tubuh mengambil posisi yang sama dengan Kezia. Kedua Tangannya terlipat di belakang kepalanya, membiarkan dadanya terekspose.

"Aku gak bisa menjanjikan kesetiaan. Karena aku pernah berjanji, tapi malah aku ingkari. Aku hanya bisa berjanji untuk tidak akan meninggalkanmu dan berusaha keras untuk menjaga hati ini hanya untuk kamu."

Kezia hanya mengulas senyum, sama halnya dengan Rafa. Mereka terdiam, menikmati kebersamaan mereka dengan status hubungan yang masih abu-abu.

"Aku cinta sama kamu."

Suara serak Rafa tiba-tiba, membuat Kezia refleks menoleh. Kezia kembali tersenyum.

"Aku pengen kita kembali seperti dahulu sebelum ada masalah. Aku ingin kita selalu bersama apapun yang terjadi. Aku emang bukan lelaki sempurna, aku hanya lelaki biasa yang kadang tergoda setan, tapi aku akan berusaha untuk menjadi lelaki terbaik untuk kamu Kez."

"Aku juga bukan manusia sempurna Raf. Aku seorang badgirl, hidup aku berantakan, aku bukan orang religius, aku juga sering tergoda setan. Tapi kita sama, sama-sama manusia yang ingin memperbaiki diri."

"Aku gak mau banyak janji sama kamu, tapi kamu harus tetap bertahan sama aku apapun keadaannya. Karena aku akan berusaha untuk menjadi lelaki yang sempurna untuk kamu, yang suatu hari nanti akan membawa kamu ke pelaminan."

Mendengar ucapan Rafa sontak saja Kezia tertawa. "Kamu apaan sih, baru juga lulus sekolah udah ngomongin pelaminan aja."

"Yah gak apa-apa dong sayang. Lagian kita kan udah DP semalem, tinggal nikahnya doang yang belum." Rafa memiringkan tubuhnya menghadap Kezia, hingga kini mereka saling berhadapan.

Pipi Kezia bersemu merah, "Apa banget sih Raf.."

Raut wajah Rafa berubah menjadi serius, membuat Kezia pun merasa berdebar.

"Kamu kenapa?"

"Semalem enak yah. Lagi yukkk." Rafa menarik turunkan alisnya menggoda Kezia.

Kezia refleks berteriak dan memukuli tubuh Rafa dengan kesal. Sedangkan Rafa tergelak terpingkal-pingkal melihat raut wajah kesal Kezia dan semburat merah di pipi gadis cantik itu. Menggemaskan.

"Mesum banget sihhhhhh..."

"Hahaha.. udah sayang udah sakit.. hahaha.."

"Rasainnn.."

Tiba-tiba tangan Kezia tertahan oleh Rafa, Kezia tidak sadar jika sekarang ia sudah menduduki perut Rafa dengan tubuh telanjangnya. Ia terdiamz tertegun.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang