50. Perpisahan √

6.6K 333 7
                                    

MEREKA menatap lurus pada sebuah kaca transparan yang mengelilingi sebuah ruangan serba putih. Di dalam sana mereka melihat sosok Lea yang sedang duduk merenung di atas ranjang.

"Gue kangen main sama Lea. Kangen saat semuanya masih baik-baik aja."

Kezia meraba kaca jendela, seakan ingin menggapai sosok rapuh sang sahabat. Zani mengusap bahu Kezia berusaha untuk memberi ketegaran.

"Kita semua juga mau balik kek dulu lagi."

"Tapi kenapa harus Lea? Kenapa? Lea itu selama ini keliatannya normal, tapi ternyata dia sangat tertekan. Kita sebagai sahabat gak tahu akan hal itu. Sahabat macam apa kita?"

Zani hanya menunduk saat mendengar perkataan Kezia yang sangat menyedihkan, begitu juga dengan Rena yang tampak melamun menatap Lea yang tiba-tiba berbicara sendiri.

Astaga Lea, mereka tidak menyangka jika endingnya akan seperti ini. Sungguh miris.

"Kita semua sayang sama Lo Lea. Kembali lah saat Lo udah sembuh, kita akan selalu ada untuk Lo. Kita pergi dulu Lea, jaga diri Lo baik-baik."

Rasanya percuma Rena berbicara seperti itu, karena Lea tidak menyadari atau mendengarnya. Tapi tak apa, setidaknya Rena merasa lega setelah berkata seperti itu.

Rena menoleh ke arah Zani dan Kezia, kemudian mereka mengangguk bersaan. Setelah itu Zani dan Rena membalikkan badannya dan melenggang dari sana.

Kezia menatap sosok Lea sedikit lama sebelum mengikuti langkah kaki Rena dan Zani yang mulai manjauh. Menyusuri tempat yang di penuhi oleh orang-orang yang berkelainan mental. Kezia merasa miris, syukurnya ia tidak berubah seperti mereka walaupun ia di hadapkan masalah yang rumit.

Kezia hanya menyakiti dirinya sendiri, Self Harm. Dan itu sudah jarang ia lakukan sekarang, entah alasannya apa, yang pasti Kezia berubah menjadi lebih dewasa karena keadaan. Kalau ada masalah itu hadapi, bukan lari dan mencari pelampiasan.

*****

Kezia memasuki ruang aula sekolah bersama kedua sahabatnya. Jika murid yang lain datang berpasangan, mereka datang bertiga dengan gaun yang baru saja mereka beli tadi siang.

Gaun Kezia itu bertali spageti berwarna putih dengan bagian bawah yang mengembang dan panjang di bawah lutut. Sangat cantik dan elegan.

Gaun Zani merupakan model Sabrina panjang jatuh berwarna putih juga dengan aksen blink-blink yang membuatnya tampak glamour dan sexy karena memamerkan bahu mulusnya.

Sedangkan Rena, gaunnya sama dengan para sahabat yaitu berwarna putih, namun model gaun Rena sangat sederhana. Gaun dengan panjang di bawah lutut, berlengan ¾ ketat. Sangat menunjukkan keseksian Rena di bagian pinggul dan dada.

Mereka menyapa teman-teman mereka yang terlihat sangat cantik dan liar. Karena acara prom night ini sebenarnya tidak wajib di adakan, namun karena satu angkatan Kezia memaksa ingin membuat prom night akhirnya sekolah mengizinkan.

Disana tidak ada guru, hanya ada mantan pengurus OSIS kelas 12 yang bertugas dan menikmati pesta. Makanya mereka bebas membawa minuman-minuman beralkohol padahal sudah di larang.

Kezia asik mengobrol dengan teman-teman seangkatannya tanpa menyinggung tentang Lea. Saat tiba-tiba bahu terbuka Kezia terasa hangat. Kezia menoleh, ia menemukan sebuah jas tersampir di bahunya, dari baunya Kezia tahu ini milik siapa.

"Siapa yang izinin kamu pake baju kurang bahan gini?"

"Gue gak butuh izin siapa-siapa untuk pakai baju apapun itu."

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang