DERING ponsel menyadarkan Kezia yang sedang asyik membuat jus di dapur. Ia segera meraih ponselnya yang ia taruh di dekat kompor, lalu mengangkat panggilan itu saat melihat jika Rafa yang menelpon.
"Halo Rafa.." Sapa Kezia dengan riang, ia mengapit ponselnya di antara telinga dan bahunya, kemudian ia melanjutkan membuat jus yang sempat tertunda.
"Ada yang ingin aku bicarakan?"
Balasan dari seberang sana membuat Kezia agak terkekeh, pasalnya suara Rafa nampak sangat kaku dan gugup.
"Haha.. emang apa sih yang mau kamu omongin? Omongin aja?"
"Kamu siap-siap yah. Nanti aku jemput, 1 jam lagi."
Mendengar perintah itu tanpa sadar Kezia menganggukkan kepalanya namun langsung tersadar saat Rafa tidak dapat melihat anggukkannya, maka dari itu Kezia beralih menjawab.
"Iya oke, kamu hati-hati."
"See you.."
Panggilan pun terputus. Alih-alih segera berganti pakaian, Kezia lebih memilih melanjutkan kembali membuat jus-nya. Soalnya Kezia sedang haus sekali.
Untuk bersiap-siap bisa Kezia lakukan 30 menit lagi.
*****
"Jadi apa yang mau kamu bicarakan? Keknya penting banget deh."
Kezia mengaduk-aduk minumannya dengan sedotan, lalu setelahnya ia menyedot isi dari minuman itu yang merupakan.
Hening sejenak. Kezia masih menunggu jawaban dari Rafa, namun Rafa nampak melamun saja. Akhirnya Kezia mengalihkan tatapannya ke penjuru Kafe, untuk mengusir rasa bosan karena menunggu Rafa berbicara.
"Aku akan lanjut kuliah di Amerika."
Kezia sontak menoleh mendengar hal itu, membolakan matanya seakan ia tak percaya dengan apa yang Rafa bicarakan barusan.
"Maaf?"
Rafa menghela napas, ia menggenggam tangan Kezia di atas meja, menatap Kezia serius dan dalam.
"Papa aku yang nyuruh, aku harus lanjut kuliah di Amerika. Dan aku gak bisa menolak itu."
Kezia menarik napas berat, melepaskan genggaman tangan Rara, menyandarkan tubuhnya sepenuhnya pada sandaran sofa Kafe. Matanya terpaku pada langit-langit Kafe yang nampak cantik dan aesthetic.
"Kamu tau kan Raf, aku bahkan rela buat lepasin beasiswa aku ke Korea biar gak jauh dari kamu, biar kita gak LDR. Tapi kamu?"
"Iya aku tau. Tapi aku juga gak bisa nolak permintaan papa sayang. Aku cuma minta kamu terima hal ini, kita bisa jalani semuanya secara baik-baik dan saling percaya. Emang sebelumnya kita gak pernah LDR, tapi kita bisa coba itu."
Kezia berdecak, menegakkan tubuhnya. "Hubungan LDR itu bukan untuk coba-coba Raf. LDR itu banyak cobaannya, sekali kita terperdaya kita gak akan bisa saling mendewasakan diri, yang ada kita ribut terus."
"Cuma 3 tahun, aku harap kamu bisa nunggu. Setelah aku lulus, aku akan segera lamar kamu, akan aku usahakan aku lulus secepat mungkin, kamu hanya perlu dukung aku. Kita pernah hadapi masalah yang lebih berat dari ini, aku yakin kita bisa, asalkan saling percaya. Okay?"
Melihat tatapan memohon dari Rafa membuat Kezia tidak tega. Sebenarnya Kezia dapat melihat jika Rafa juga berat untuk membuat keputusan ini, namun karena Sang Ayah yang memberi titah untuk lanjut pendidikan di Luar Negeri, Kezia pun tidak bisa melarang.
Kezia menghela napas, memejamkan matanya sejenak, kemudian mengulas senyum manis. "Okay, kamu boleh kuliah di Amerika, asalkan kamu harus selalu kabari aku dalam satu hari. Satu hari kamu gak ada kabar, aku susulin kamu ke Amerika." Kezia mengerucutkan bibirnya.
Rafa yang gemas dengan Kezia segera mengusal puncak kepala gadisnya yang cantik ini, merasa bangga pada Kezia, si mantan Bad Girl dan mantan murid tutoringnya yang biasanya kekanakan dan mengandalkan emosi, kini telah menjadi perempuan dewasa.
Rafa tidak akan pernah mengecewakan Kezia, semua akan Rafa lakukan untuk bisa membahagiakan Kezia. Untuk hal yang Rafa bicarakan tadi, tentang ia akan melamar Kezia setelah lulus itu serius, bukan main-main.
Kezia pun tidak menyangka jika orang yang dulu sangat ia benci kini berubah menjadi seseorang yang sangat ia cintai. Tuhan memang maha membolak-balikkan hati hambanya.
Kezia hanya bisa berharap, semoga semua akan selalu baik-baik saja. Kezia tidak ingin kehilangan Rafa.
Dan untuk LDR, Kezia percaya bahwa ia dan Rafa akan mampu melewati masa itu. Ya, Kezia percaya.
Kuncinya hanya satu, saling percaya.
*****
Ini dia epilognya guys..
So, dari epilognya aja udah menimbulkan masalah baru yah, so pasti kalian udah tau dong kalau aku akan buat squel, dan dari temanya kalian pasti sudah bisa menebak.Tolong siapkan hati kalian dari sekarang, karena untuk membaca Bad Liar 2 membutuhkan hati yang lapang dan kedewasaan.
Follow akun aku yah, supaya kalian gak ketinggalan berita saat Bad Liar nanti aku publish.
Bukan dalam waktu dekat sih, maybe setelah cerita Bad Liar yang baca udah 130K dan Followers aku udh 1K.
Haha kidding guys, tapi aku serius loh.
Ya udh intinya yang blm follow aku, kudu follow dan tambahkan cerita Bad Liar ke Reading list kalian yah.
See you in Bad Liar 2 guys.
Papayy.. thx udh mau baca Bad Liar.
—awsuray
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR (Completed)
Teen Fiction[17+] "Ketika kamu hadir menjadi pewarna hidupku dan juga sumber lukaku." Blurb : KEZIALITA AULIA Gadis cantik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Badgirl dengan penampilan yang sangat sexy. Memiliki kehidupan yang bisa di bilang tidak baik-b...