13 . Setitik Harapan √

4.3K 338 2
                                    

RAFA berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Dalam hati ia sangat merasa khawatir akan keadaan Kezia, Kekasihnya. Semenjak ia mengantar gadis itu pulang.

Rafa sangat ingin menghubungi Kezia, namun ia takut mengganggu gadis itu, tapi hatinya terus saja berteriak menyuruhnya untuk menghubungi Kezia, menanyakan bagaimana keadaannya.

Dan dia juga mempunyai feeling jika pacarnya itu sedang tidak baik-baik saja saat ini.

Rafa berulang kali menatap jam yang menempel di atas dinding kamarnya yang di dominasi warna abu-abu, sangat maskulin.

Setelah bertekad dan yakin, Rafa segera mengambil ponselnya yang sejak tadi tergeletak di ranjang, mendial nomor gadis cantik yang sudah membuatnya sangat khawatir.

Panggilan 1 tidak terjawab.

Panggilan 2 juga tidak terjawab.

Rafa mulai panik, ia bertanya-tanya, apakah gadisnya baik-baik saja? Atau dia sedang tidur? Tapi tidak mungkin, masih jam 8 malam, mustahil gadis nakalnya itu tidur di jam segini.

Sekali lagi ia mencoba menelpon Kezia, dan yah itu berhasil.

"H-halo"

Terdengar suara serak dan lirih dari sebrang sana, membuat Rafa sontak terperanjat. Sangat khawatir.

"Kezia, are you okay?" Tanya Rafa cepat.

Di sebrang sana sejenak hening. "Hm, i'm okay."

Rafa mengutuk dalam hati saat mendengar suara lirih gadis itu.

"Kamu dimana?"

"Rumah."

"Tunggu aku!"

Tanpa banyak kata Rafa memutuskan panggilan telpon bersama Kezia, kemudian mengantongi ponselnya di saku celana.

Rafa beranjak mengambil jaket Jeansnya yang tergantung di belakang pintu, memakainya sambil berjalan. Tangannya meraih kunci mobil dan melesat dengan cepat menuju garasi rumahnya.

Memasuki sebuah mobil Sport Pajero hitam metalic miliknya dan melaju dengan kecepatan penuh menuju rumah Gadis yang sedang ia khawatir kan kini.


*******


Gadis cantik itu mengerjabkan mata sayunya saat Indra pendengarannya mendengar deringan ponsel yang terletak tak jauh dari tempat kepalanya tergeletak tak berdaya di pinggir kasur.

Tangannya terangkat mencoba meraih ponsel tersebut, setelah mendapatkannya tanpa melihat siapa yang menelpon ia langsung mengangkat panggilan itu.

"H-halo"

Suaranya terdengar lirih, ia berdeham tanpa suara.

"Kezia, Are you okay?"

Kezia mengedipkan matanya beberapa kali berusaha menyadarkan dirinya, kemudian melihat siapakah yang menelponnya.

Rafa. Batin gadis itu.

Kezia kembali menempelkan ponsel di telinganya. "Hm, I'm okay."

"Kamu dimana?"

"Rumah"

"Tunggu aku!"

Tuttttttt...

Panggilan itu terputus secara sepihak, tanpa memperdulikan itu semua, Kezia terlelap kembali, namun tak lama ia kembali mendengar deringan pada ponselnya.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang