37. Hospital √

3.8K 243 48
                                    

KEZIA menyelesaikan makan malamnya dengan cepat, karena ingin cepat menghampiri Mamanya di kamar wanita dewasa itu. Kezia ingin bercerita dengan Mayumi. Kakinya melangkah menuju kamar Mayumi. Mengetuk pintu kamar itu.

"Mah.. Mamah.. aku mau cerita."

Tidak ada jawaban. Kezia masih mengetuk pintu kamar Mayumi agak kencang, dan sedikit berteriak memanggil Mamanya.

"Mamaaaa.. uyyy... Ini Kezia loh. Aku masuk yah?"

"Oh iya nak masuk aja."

Kezia cekikikan sendiri, saat dirinya bertanya dan menjawab sendiri. Tangan Kezia akhirnya bergerak di kenop pintu, membuka pintu kamar Mayumi.

"Mama.."

Kepala Kezia melongok kedalam, mencari atensi Mayumi yang ternyata tidak terlihat. Kezia pun memasuki seluruh tubuhnya ke dalam kamar Mayumi.

"Ma-maa..."

Mata Kezia melebar saat melihat seonggok daging tak sadarkan diri di lantai samping balik ranjang. Kezia menghampiri sosok itu dengan panik. Memangku kepala Mayumi yang sudah tergeletak tak berdaya.

"Ma.. Mama bangun ma." Tangannya menepuk-nepuk pipi Mayumi, berharap Mayumi sadarkan diri. Tapi nihil, Mayumi tetap tidak sadarkan diri.

"PAPAAAA... BI JUMMM.. PAK SURYAAAA... TOLONGGGG"

Kezia terus berteriak memanggil semua penghuni dirumahnya, hingga tak lama Galih, Pak Surya dan Bi Jum bahkan Riri menghampirinya.

Galih dengan tongkat jalan di tangannya, berjalan cepat menghampiri putrinya yang sudah panik dan nelangsa memangku istrinya.

"Kezia.. Mama kamu kenapa?" Tanya Galih yang ikut panik melihat tubuh Mayumi tak bergerak.

"Aku gak tau Pah. Ayo bawa mama ke Rumah Sakit."

Galih mengangguk cepat, mengalihkan tatapannya ke arah Pak Surya. "Pak Surya sekarang siapin mobil." Beralih ke Bi Jum "Bi Jum, bantu Kezia angkat Nyonya."

"Baik Tuan."

Dengan cepat Pak Surya dan Bi Jum mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Tuan mereka.

"Papa.. Mama kenapa? Kok pingsan? Mama sakit yah?"

Galih menunduk, mengusap puncak kepala anak bungsunya. Tersenyum sendu. "Mama gak apa-apa sayang, dan yah Mama cuma lagi sakit, Riri gak usah khawatir okay?"

"Mama sakit apa Pah? Mama pucet."

"Mama hanya kecapekan Riri."

Riri mengangguk. Menatap Bi Jum dan Kakaknya yang sedang memapah Mayumi menuju teras rumah dimana sudah ada Pak Surya yang sudah siap dengan mobil, untuk mengantar Mayumi ke Rumah Sakit.

"Trus Mama mau di bawa kemana Pah? Riri ikut yah..."

"Ke Rumah Sakit. Riri disini aja. Nanti ada Bi Jum yang jagain Riri. Biar Papa sama Kakak yang jagain Mama di rumah sakit. Jangan nangis yah."

Galih mengusap air mata si bungsu yang ternyata sudah mengalir karena merasa sedih melihat mamanya yang pingsan. Walaupun Riri tidak pernah merasakan kasih sayang Mayumi, kecuali beberapa bulan terakhir ini.


*****

Suasana Rumah Sakit malam ini sangat sepi. Angin yang berasal dari AC Rumah Sakit terasa sangat menusuk tulang. Semakin membuat suasana tegang di sekitar.

Seperti hal-nya Kezia dan Galih yang tampak menatap kosong pada pintu sebuah ruangan tertutup, di dalam ruangan tersebut terdapat Mayumi yang sedang di tangani oleh dokter.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang