24. Luka Tak Berdarah ✓

4.7K 295 59
                                    

SUASANA dalam UKS itu tampak sangat sepi. Terbaring seseorang bertubuh kecil dan pucat di atas brankar UKS yang hanya cukup untuk satu orang. Napasnya masih teratur yang menandakan jika sosok itu masih tidak sadarkan diri.

Di temani seorang laki-laki berkacamata yang sejak tadi menatap wajah ayu yang terpejam itu. Lamat dan Tajam. Entah apa yang lelaki itu pikirkan tentang sosok yang terbaring lemah itu.

Perlahan tangan lelaki itu menggenggam erat tangan sosok cantik yang terbaring lemah itu. Meremat kuat seakan memberi kekuatan yang dapat membuat sosok itu segera tersadar.

"Kamu kayak gini pasti karena saya."
Sedikit ada nada penyesalan di setiap ucapannya.

Di kecupnya tangan kecil dalam genggamannya dengan lembut dan hati-hati. "Cepat bangun yah."

Lalu sosok itu melangkah menjauh menuju pintu UKS dan pergi. Meninggalkan sosok cantik yang terbaring di brankar yang mulai membuka matanya, menatap kearah pintu dengan pandangan sayu.

"Niel..."

*****

Kezia memasuki UKS setelah menunggu sosok Rafa keluar dari dalam sana. Memandang tepat pada netra kecoklatan yang kini sedang memandangnya terpaku.

"Gimana keadaan Lo?" Kezia berjalan mendekati sosok yang terbaring itu. Safira.

Safira tersenyum lemah. "Aku gak apa-apa Kez."

Kezia mengangguk paham. Ia menduduki sebuah kursi kayu yang memang di sediakan oleh petugas UKS. Kezia terdiam, suasana makin hening dan canggung.

"Kamu kenapa Kez?"

Suara Safira berhasil membuat Kezia kembali meliriknya, wajah Kezia terlihat sangat datar tanpa ekspresi. Entah apa yang sedang dipikirkan olehnya.

"Gue mau tanya."

"Tanya apa Kez?"

"Lo ada hubungan apa sama Rafa? Jujur."

Safira menghela napas, terdiam sejenak lalu tersenyum simpul. "Sebenarnya aku sama Rafa itu temenan. Iya temenan. Kamu tau kan Rafa itu dari Bali? Aku juga dari Bali. Aku ketemu sama Rafa waktu umur 10 tahun karena orang tua kami bersahabat. Jadi kami juga ikut berteman. Dan waktu itu kami masih tinggal di Jakarta sebelum kelas 3 SMP aku pindah ke Bali baru di susul oleh Rafa. Yah gitu deh. Gak ada hubungan lebih kok."

Kezia terdiam mendengar penjelasan Safira. "Tapi tadi kenapa kalian bohong. Bilangnya gak ada hubungan apa-apa. Berarti yang waktu gue bilang kalau gue denger Rafa bilang kangen sama Lo itu bener?"

"Hanya kangen terhadap teman Kezia. Percaya sama aku. Aku tau kamu pacarnya Rafa kan? Aku juga kan pacarnya Alden." Safira mengambil tangan Kezia yang sejak tadi terletak di samping brankar. Menggenggam nya memberi kepercayaan.

Entah kenapa Kezia merasa lega mendengar penjelasan Safira, lalu tiba-tiba ia tertawa keras merasa geli akan pikiran buruknya yang memikirkan jika sebenarnya dirinya adalah selingkuhan Rafa dan Rafa ternyata Pacarnya Safira, namun Safira juga menjadikan Alden selingkuhan nya. Haha.. sampe sejauh itu ia berspekulasi.

"Loh Kez kok kamu ketawa?" Safira mengernyitkan keningnya bingung.

Kezia menggelengkan kepalanya masih dengan tawa kecil keluar dari mulutnya.
"Gak apa-apa. Gue cuma seneng aja ternyata Lo sama Rafa gak ada hubungan apa-apa. Baru aja gue mikir yang enggak-enggak pas liat Rafa kek khawatir banget pas Lo pingsan tadi. Ternyata cuma temen."

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang