SELAMA seminggu Kezia terus berada di rumah sakit, terus meyakinkan Mayumi untuk melakukan operasi pengangkatan sel kanker dalam tubuhnya. Namun Mayumi tidak ingin di operasi, padahal kondisi Mayumi semakin memburuk.
Setiap Kezia maupun Galih menyuruh Mayumi untuk operasi, Mayumi selalu punya cara untuk membuat Kezia dan Galih luluh.
"Saya gak mau di Operasi. Kezia, Mama gak mau di operasi. Mama takut."
"Tapi kalau Mama gak di operasi, Mama gak akan sembuh. Aku mau Mama sembuh."
Mayumi menggeleng lemah, wajahnya pucat. "Mama tetep gak mau operasi. Kalau kalian tetep maksa buat operasi saya, saya bakal bunuh diri."
Akhirnya Kezia, Galih dan tim dokter pasrah. Dokter hanya melakukan perawatan intensif untuk menunjang kehidupan Mayumi. Sudah seminggu juga Mayumi di rawat, namun keadaannya bukannya membalik malah semakin parah saja. Membuat semuanya khawatir.
"Kezia."
Kezia merasakan tangannya di genggam oleh Mayumi. Kezia mendongak, ia menatap Mayumi yang terbaring lemah di brankar rumah sakit dengan dirinya yang duduk di kursi sisi brankar.
"Kenapa Ma? Mama butuh sesuatu."
Mayumi menggeleng. "Gak kok. Cuma Mama liat kamu gak sekolah selama seminggu ini. Kenapa?"
"Aku pengen jagain Mama."
"Tapi nanti kamu ketinggalan pelajaran sayang." Mayumi mengelus rambut Kezia lembut.
"Gak apa-apa Ma. Lagian juga sekolah lagi free, cuma belajar tambahan buat Ujian Nasional, cuma sih besok aku ada UAS. Jadi aku pulangnya mungkin tar malem, sekarang aku mau jagain Mama aja."
Mayumi tersenyum tulus. "Mama sayang sama kamu Nak."
Senang rasanya melihat Kezia perhatian padanya. Andai saja ia tidak egois sejak dulu, mungkin sekarang hubungannya dengan Kezia sudah baik-baik saja dan hidup bahagia selamanya. Dan andai saja ia tidak kekanakan dengan melarikan diri dari masalah ke dunia yang kotor, mungkin Mayumi akan tetap sehat dan tidak ada disini. Mayumi menyesal.
Kezia tersenyum, mengelus tangan Mamanya lembut. "Aku juga sayang sama Mama. Aku seneng deh Mama mulai perhatian sama aku. Btw, maafin aku yah Ma kalau aku sering kasar sama Mama." Ia menundukkan kepalanya merasa bersalah.
"Hei.." Mayumi mengangkat dagu Kezia guna untuk melihat sosok ayu putrinya. "Harusnya Mama yang bilang begitu, Maaf karena mama belum bisa menjadi Mama yang baik buat kamu dan Riri. Mama menyesal."
"Gak apa-apa Ma."
Hening sejenak.
"Oh iya, kok Mama seminggu ini gak liat Rafa nengokin mama sih? Mama cuma liat Alden, Zani, Lea sama Rena. Dia kemana?" Tanya Mayumi menatap Kezia penasaran. Kezia terdiam. "Kamu baik-baik aja kan sama Rafa?" Lanjut Mayumi saat tidak mendengar jawaban dari anaknya.
Kezia berdeham. "Aku gak tau Ma dia kemana. Seminggu ini dia bilang gak ada kabar, kata teman-teman aku di sekolah juga dia gak sekolah selama seminggu ini. Aku telpon juga gak di angkat-angkat." Ia menunduk.
Memang seminggu ini juga Kezia tidak mendapatkan kabar dari Rafa, bahkan sejak malam dimana Mayumi di larikan kerumah sakit. Teman-temannya hanya bilang mereka terakhir melihat Rafa sedang di kantin bersama Safira, teman-temannya menghampiri Rafa karena ingin memberi tahu jika Mayumi ada di rumah sakit. Tapi Rafa nampak tidak peduli.
Sebenarnya apa yang terjadi dengan Rafa? Apakah Rafa marah kepadanya? Tapi apa salah Kezia? Kenapa Rafa tidak bisa di hubungi?.
"Ya udah jangan galau yah. Mungkin Rafa lagi ada urusan, sibuk. Jadi gak bisa angkat telpon kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIAR (Completed)
Teen Fiction[17+] "Ketika kamu hadir menjadi pewarna hidupku dan juga sumber lukaku." Blurb : KEZIALITA AULIA Gadis cantik dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Badgirl dengan penampilan yang sangat sexy. Memiliki kehidupan yang bisa di bilang tidak baik-b...