14. Ngedate √

4.4K 317 7
                                    

"HALLO cantik."

Alden tiba-tiba saja sudah merangkul bahu Kezia dari arah belakang, saat melihat gadis cantik itu sedang melintas di koridor sendirian sambil memeluk tumpukan buku di dadanya.

Kezia sontak menoleh, menatap Alden lalu tersenyum.

Alden sedikit menunduk karena Kezia cukup pendek baginya, ia melirik buku-buku yang ada di pelukan Kezia yang sedang ia rangkul.

"Lo abis dari mana dan mau kemana?"

"Gue dari kelas mau ke perpus."

Cowok tampan itu tertawa pelan. "Lah tumben amat lu ke Perpus. Kesurupan?"

Kezia mendelik, ia mengerucutkan bibirnya, tangannya refleks memukul bahu Alden dengan penuh perasaan.

"Iya, jadikan kelas gue kosong terus kelasnya si Rafa juga kosong, jadinya si Rafa nyuruh gue buat belajar sama dia, soalnya pulang sekolah gak bisa." mau ngadate sama dia soalnya. Lanjut Kezia dalam hati terkikik geli.

Seketika ia mengingat ucapan Rafa tadi malam saat setelah mengantarnya pulang.

Rafa menghentikan laju mobilnya tepat di depan rumah gadis cantik yang duduk di kursi penumpang sebelahnya.

"Masuk, langsung tidur!" Perintah Rafa sambil mengusap rambut halus Kezia.

Gadis itu mengangguk patuh tanpa banyak protes karena dia sedang menikmati perlakuan lembut cowok dingin ini.

Rafa tersenyum, matanya melirik ke arah Rumah Kezia yang sepi juga gelap, lalu ia melihat kearah Arloji hitam mahalnya yang terpaut di pergelangan tangan.

Pukul 22:17, ternyata sudah sangat malam.

"Ya udah aku masuk dulu kalo gitu."

"Tunggu dulu."

Kezia mengangkat sebelah alisnya menatap Rafa bingung. "Iya?"

"Besok pulang sekolah aku mau ajak kamu jalan."

Kezia menatap Rafa yang langsung melengoskan kepalanya dengan senyum tertahan. Rona merah mulai menjalar di kedua pipi dua remaja yang sedang kasmaran itu.

Gadis cantik itu memajukan badannya lalu mengecup pipi Rafa sekilas. "Oke, jemput yah."

Setelah nya ia segera keluar dari mobil Rafa dengan senyum malu-malu dan jantung yang berdetak kencang. Cuma Rafa yang bisa membuat seorang Kezia malu-malu seperti ini.

Luar biasa.

"Kasian banget sih Lo."

Alden kembali tertawa sambil mengusal puncak kepala Kezia membuat gadis itu langsung tersadar dari lamunannya.

"Gak usah ngacak-ngacak rambut berapa sih?"

Alden masih saja tertawa, seperti Kezia adalah sumber kebahagiaan dia. Mereka tetap berjalan menyurusi koridor dengan masih bercengkrama menuju perpus yang ada di lantai 1 sedangkan kelas 12 ada di lantai 3.

"Oh iya Lo sendiri ngapain di luar kelas?" Tanya Kezia saat baru sadar jika Alden ada di luar kelas di jam yang harusnya ada guru di kelas dan memberi pembelajaran.

"Gue abis dari toilet tadi, tapi liat Lo, gue samperin deh. Gue mau anterin Lo ke perpus."

"Harusnya Lo gak usah..."

"Ekhem."

Dehaman seseorang membuat kedua manusia yang sejak tadi mengobrol sambil berjalan pun menoleh. Kezia menatap Rafa dengan menahan senyum, sedangkan Alden dengan tatapan bingung.

BAD LIAR (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang