Chapter 6

8.1K 442 0
                                    

Pagi ini sisi dan manda bergegas menuju rumah sakit.

"manda ?"

"ya?

"apa gue pembunuh?"

"lo bicara apa sih ! ga ada yang pembunuh...orang tua lo ga ada karna takdir bukan karna lo."

Sisi menghembuskan nafas panjang dan masuk ke mobil.

***

"hei ?"

"lo ikut gue bentar ya...."

"lho trus temen lo ?"

"lo temennya manda?"

"iya "jawab sisi singkat

"gue nitip digo bentar ya" ucapnya yang langsung pergi menggandeng manda

"tapii ....

Belum sempat sisi menyelesaikan bicaranya ..mereka telah jauh.

Sisi mendekati ruangan digo ..melangkah perlahan dan membukanya.

Sisi mendekati digo yang masih memejamkan mata .

Perlahan sisi membelai rambut digo...entah apa yang membuatnya melalukan hal itu.Tak terasa airmatanya keluar begitu saja.

"ini salah gue ...lo jadi kaya gini."batinnya

Tiba-tiba digo membuka mata dan menatap prilly tajam.

"gausah takut ..gue ga ngapa-ngapain lo ."ucap prilly tersenyum dan perlahan mengusap airmatanya.

"oiya gue sisi temen bobi....lo digo kan ..lo gausah khawatir gue cuma mau jaga lo ...bobi masih ada urusan ."

Digo hanya terdiam tanpa merespon.Mukanya yang begitu pucat tak mampu mengeluarkan kata-kata.

Membuat sisi tak mampu menahan air matanya.

"gue ke wc dulu ya"

Digo hanya terdiam menatap sisi berlari ke kamar mandi.

***

"manda?"

"apa?"

"lo bantuin gue cari pelakunya ya"

"tapi gue...

"kumohon sayang."

"iya deh..iya"jawab manda gugup

***

"Rafa kamu jagain adek kamu ...mamah dan papah mau ke singapura..."

"iya pah ....mah cepet sembuh ya"ucap rafa mencium kening mamanya.

Orang tua rafa pergi ke singapura untuk pengobatan penyakit mama nya.Digo sudah hampir pulang .Dan mamanya tenang untuk pergi ke singapura.

"kamu jagain adek kamu rafa"

"iya ma "jawabnya tertunduk.

Sang MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang