Chapter 10

7.5K 423 0
                                    

Sisi meletakkan piring dan tersenyum ke arah digo berharap digo membalas senyumnya .Tapi dia tetap diam dan justru mengalihkan pandangannya.

"oiya  ....aku mau ajak kamu ke sesuatu tempat ..."ucap sisi memecahkan keheningan.

Digo melirik sisi tajam seakan bertanya.

"kamu gausah kuatir ...ga jauh kok..kita bisa jalan kaki ya itung-itung biar kamu bisa nikmati udara luar ."

Sisi bergegas membereskan semuanya hingga rapi dan merapikan penampilan digo yang berantakan .Setelah semua selesai sisi mendorong kursi rodanya pelan keluar.

"indah bukan "ucap sisi menutup pintu.

Lalu melanjutkan perjalan.

***

Setelah sampai sisi membawa digo masuk ke dalam menyapa semua anak-anak didiknya.Dia mengajar di TK dengan ikhlas ...dan kadang dia juga tak mau dibayar.Digo menatap sisi lekat-lekat .Menatap setiap gerak geriknya...dari cara dia tertawa ..cara mengajari murid nya yang cukup banyak dan bagi digo itu susah tapi sisi bisa.Tak terasa ada perasaan kagum terlintas dibenaknya .Dia terpesona melihat sikap sisi.

Setelah kelas dibubarkan sisi menghampiri digo.

"maaf ya lama....emmmm...aku ajak kamu ke taman kesukaanku sekarang ..."ucap nya mendorong kursi roda

"emmm.oiya digo kamu liat tadi anak-anak kecil itu dulunya mereka pendiam kaya kamu ...tapi mereka tau mereka masih punya masa depan ...mereka terlihat antusias bukan...entah kapan aku ingin melihat kamu seperti itu digo" ucap sisi menerawang .

Tak ada respon dari digo dan dia segera mempercepat langkahnya.

"udah sampe"ucap sisi tersenyum

Sisi duduk disamping digo dan menatap ke atas merasakan hembusan angin ..Sejuk .

" dulu ayah sama mama aku sering banget ajak aku kesini....mereka suka tempat ini...mereka bilang sama aku kalau mereka pengen jadi bintang tapi ......

Sisi tersadar ia terlalu jauh menceritakan itu semua ...ia meneteskan air matanya menunduk malu.

Digo yang melihatnya meraih tangan sisi .Membuat keduanya beradu pandang .Hingga digo mengusap air mata sisi.

"makasih ya"

Digo melepaskannya dan mengalihkan pandangan .

Setelah cukup lama sisi merasa digo harus pulang karena hari mulai semakin sore .Sisi memutar kursi roda...dan mempercepat langkahnya.

***

"gimana tadi ?"

"baik kak ...dia udah mulai mau gerak"

"syukurlah "

"kalau begitu saya pulang dulu Rafa"

"sekali lagi makasih ya ...kamu ati-ati."

Sisi melempar senyum dan beranjak pergi.

"si tunggu!"teriaknya

"iya"

"kamu besok dateng kan ?"

"setiap hari pasti aku dateng ..." ucapnya berlalu

Rafa begitu bahagia dan menatap kepergian sisi .

***

Semenjak saat itu sisi selalu merawat digo dan terkadang membawanya ikut sisi mengajar .

Digo pun tak menolak hanya saja dia masih tetap diam.Mungkin terlalu besar mimpinya untuk menjadi pesepak bola yang terkenal .Tapi semua kandas .Apa ia masih mau menemui sisi kalau dia tau yang sebenarnya.

3 bulan berlalu ....sisi tetap sabar menghadapi digo .Dia slalu berusaha membuat digo seperti dulu.

Membuat senyum nya kembali...semua mimpinya kembali.

Tak terasa rasa bersalah itu semakin hari semakin pudar berubah menjadi perasaan sayang ......entah kenapa sisi merasa nyaman .

Konyol memang tapi itulah yang sisi rasakan ...yang ia mau hanya satu .Digo kembali seperti dulu sebelum peristiwa itu membuat digo hancur ! itu lebih dari cukup untuk sisi .

Sang MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang