Chapter 7

7.8K 419 0
                                    

Hari ini digo diperbolehkan untuk pulang namun keadaanya masih sama.Dia masih tak mau berbicara.Seperti orang putus asa.Dia habiskan waktu hanya melamun.Rafa begitu sedih melihat keadaan adiknya.

Apa yang harus diperbuatnya .Mimpi digo hancur .

"digo...mama sama papa udah pergi kemaren ...."ucap Rafa sembari mendorong kursi roda digo

Lagi-lagi digo hanya terdiam menatap lurus ke depan.Tatapan itu....tatapan bukan seperti tatapan dulu.Kini hanya ada tatapan kosong.

Semua hilang !

Rafa menatap digo dengan perasaan sedih .Dia bingung apa yang harus ia lakukan .

"digo " ucap Rafa lirih dan membungkukan badan ke arah digo.

"kakak gamau liat kamu begini trus digo....kamu masih punya mimpi digo...kakak mohon."ucaf Rafa menahan tangis

Digo menatap kakaknya sekilas dan masih terdiam mengalihkan tatapan kedepan ...lurussss....tanpa berharap apa-apa.

Rafa membantu digo menaiki mobil dibantu oleh sopir pribadi.

***

"kita udah sampe digo...oiya kakak punya kabar gembira ."

Digo masih pada posisinya tanpa menoleh .

"tim kamu menang digo" ucap kakaknya girang yang tak terasa air mata itu datang lagi.

Digo memutar kursi rodanya dan memasuki kamar tanpa menghiraukan Rafa.

***

"mau sampe kapan digo ?" ucap Rafa lirih memandang adeknya yang menatap keluar jendela itu.

Digo begitu asik menatap pemandangan di luar jendela.Sesekali air mata digo meluncur perlahan.

"digo ? "ucap kakak nya mendekat

"sampai kapan kamu diam ......."

Suasana begitu sepi .

"kakak akan carikan kamu pengasuh ....kakak .....

Belum sempat melanjutkan ,,digo menatap tajam ke arah Rafa ...matanya memerah seakan menolak keadaan .

Digo memutar kursi rodanya dengan cepat hingga terjatuh.

Rafa yang panik langsung menolong digo.

"digo .!!!"

***

Sang MalamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang