"Keeeen kita mau kemana?" tanya gadis kecil yang berusia kurang dari 8 tahun itu. Ia masih mengenakan seragam merah putih lengkap dengan tas ransel di punggungnya. Kakinya sudah lelah berlari, tetapi sahabatnya itu tetap menariknya untuk berlari.
"Udah ikut aja, nggak usah tanya-tanya." jawab anak laki-laki yang dipanggil Ken. Tangannya terus menarik tangan gadis kecil itu untuk tetap berlari.
"Ken, jangan jauh-jauh ya kamu bawa aku perginya, kita kan baru pulang sekolah, belom ganti baju juga. Aku nggak mau dimarahin sama kak Dino, dia kan reseh, nanti aku di aduin ke mama papa."
"Iya bawel."
Gadis kecil itu mengerucutkan bibirnya kesal saat mendengar jawaban dari Ken. Ia ingin berhenti berlari, tapi genggaman Ken pada pergelangan tangannya cukup kuat. Ia hanya bisa pasrah mengikuti kemana sahabatnya akan membawanya pergi.
Tak lama kemudian, mereka berhenti di bawah rumah pohon. Letaknya tak jauh dari rumah mereka. Rumah pohon itu adalah tempat favorit mereka bermain.
Mereka berdua segera menaiki rumah pohon itu. Setelah duduk di atas, gadis kecil itu memperhatikan sahabatnya yang sedang merogoh saku celananya seperti mencari sesuatu. Matanya berbinar saat Ken mengeluarkan sebuah kalung dengan bandul berbentuk bulan sabit yang di tengahnya bergambar dora, kartun kesukaannya.
Ken menarik tangan mungil sahabatnya dan meletakkan kalung itu di telapak tangannya. "Ini buat kamu Dira."
"Beneran?" tanya gadis kecil yang di panggil Dira itu antusias. Ia mengangkat kalung itu didepan wajahnya dan memperhatikan bandul dari kalung itu. Ternyata disisi bandul yang polos, terukir namanya dan juga nama sahabatnya.
Ken & Dira
"Kamu beli dimana ken? Bagus banget. Ada nama kita juga." Dira menunjukkan sisi bandul yang dimana ada namanya terukir.
"Aku belinya jauh banget. Anggep aja ini kenang-kenangan dari aku sebelum aku pergi." Ken menundukkan kepalanya, tak berani menatap sahabatnya.
Mata bulat Dira mengerjap beberapa kali. Ia memandang lekat sahabatnya yang kini menunduk. "Ken mau kemana? Mau liburan ya? Tapi waktu kemaren aku tanya sama mama kapan liburnya, mama jawab masih satu bulan lagi."
"Aku bukan liburan. Kata mamaku, kami mau pindah."
"Pindah?" kedua alis Dira bertaut bingung. "Pindah kemana?"
Ken hanya menggelengkan kepalanya tak tahu.
"Kamu mau ninggalin aku? Kalo kamu pindah, nanti aku mainnya sama siapa?" kedua bola mata Dira sudah berkaca-kaca. Ken mengelus pundak sahabatnya itu untuk menenangkannya.
"Kan masih ada kak Dino sama Dinda."
Dira menggeleng. Air matanya mengalir di pipinya. "Kak Dino kan nakal. Dia lebih sayang Dinda daripada aku, padahal kan aku adiknya."
"Dinda juga kan adiknya kak Dino, ya walaupun cuma adik sepupu. Lagian kamunya jail sih, makanya kak Dino males mainan sama kamu." ucapan Ken itu sukses membuat Dira mengerucutkan bibirnya kesal.
"Kalo kak Dino nakal, siapa yang bakal belain aku lagi?" Dira masih setia memberondongi pertanyaan pada Ken.
"Ah kalo nggak gini aja," Ken membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah buku diary bergambar spongebob dari dalam tasnya. Ia memberikan buku itu pada Dira. "Kalo kak Dino nakal sama kamu, kamu tulis disini semua kenakalannya.
Nanti waktu aku kesini lagi, aku bales kenakalan kak Dino.""Memangnya kamu kapan balik kesini lagi?"
Bukannya menjawab, Ken malah mengeluarkan sepidol dari dalam tasnya. Ia menuliskan sesuatu di lantai rumah pohon itu.
15-05
"Itu apa Ken?"
"Aku akan kesini lagi di tanggal dan bulan ini." telunjuk Ken terarah pada tulisannya itu. Ken kembali menunduk lesu. "Tapi aku nggak tau tahunnya kapan."
"Terserah deh kapan, yang penting kamu kesini lagi. Aku bakal nungguin kamu disini, di tanggal dan bulan ini."
Dira membuka tas ranselnya dan mengeluarkan sesuatu dari dalam sana. Ia memberikan benda itu pada Ken.
Ken mengerjapkan matanya saat Dira juga memberikan buku diarynya yang bergambar Dora. "Ini kan buku kesayangan kamu Dira. Ini hadiah dari nenek kamu yang udah meninggal, kenapa malah kamu kasihin ke aku?"
"Kamu jaga buku ini ya, nanti kalo ada yang nakal sama kamu, kamu tulis disini aja. Kamu juga jaga jepit yang ini,"Dira melepaskan jepit bergambar dora yang menghiasi rambut pendeknya, rambut Dira memang di potong seperti kartun kesukaannya itu. Dira lalu menyerahkan jepit rambutnya pada Ken yang langsung diterima olehnya, "aku bakal jaga yang ini." kini telunjuk Dira terarah pada sebuah jepit yang masih menghiasi rambutnya dengan bentuk dan gambar yang sama.
"Aku bakal jaga semua barang kamu." Ken tersenyum manis.
"Dira sayang Ken."
"Ken juga. Dira itu pelindung Ken, meskipun kita nggak pernah sekelas, tapi Dira selalu dateng ke kelas Ken buat belain Ken yang lagi di bully sama temen-temen."
"Jangan lupain aku ya Ken."
"Ken nggak akan lupain Dira. Kalo nanti Dira yang lupa, Ken bakalan ingetin Dira dengan semua barang ini." Ken menjulurkan tangannya yang memegang semua barang-barang pemberian Dira. Dira hanya meliriknya sekilas, ia kembali menatap Ken cukup lama agar wajah sahabatnya itu akan terekam jelas dimemori otaknya.
"DIRAA, KAKAK TAU KAMU DIATAS. CEPET TURUN ATAU KAKAK ADUIN KAMU KE MAMA!" teriakan itu sontak membuat mereka menoleh ke bawah. Dira mendengus kesal saat melihat orang yang berteriak tadi adalah Dino, kakaknya.
"Tuh kan! Apa aku bilang, kak Dino emang reseh. Yaudah yuk Ken turun aja, aku mau jambak rambut kak Dino!" ucap Dira geram. Ia segera mengemasi barang-barang pemberian Ken dan turun untuk memberi pelajaran pada kakaknya itu.
Dino yang sudah bisa menebak apa yang akan dilakukan Dira, segera mengambil ancang-ancang untuk berlari. Saat melihat Dira sudah berdiri beberapa meter di depannya dengan tangan terkepal, Dino langsung berlari untuk menyelamatkan diri.
"KAK DINO JANGAN KABUR. AKU BELOM JAMBAK RAMBUT KAKAK!" Dira berlari mengejar Dino yang sudah lumayan jauh di depannya.
"DIRA JANGAN KEJAR KAKAK... KAMU KAYAK MACAN KALO LAGI NGAMUK GINI. JADI TAMBAH JELEK, NYEREMIN LAGI!" teriakan Dino malah membuat Dira semakin kesal. Ia mempercepat larinya mengejar Dino.
"AWAS AJA KALO KENA, AKU IKET KAKAK DI BAWAH POHON MANGGANYA PAK SOMAT YANG ANGKER ITU!"
Disisi lain, Ken tertawa keras menyaksikan aksi kejar-kejaran kakak beradik itu.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND [Completed]
Teen FictionHanya karena sebuah taruhan, Dira harus terjebak dengan tiga permintaan Arga. Dan salah satu permintaannya sungguh tidak masuk akal. Arga memintanya untuk menjadi pacar palsunya. Sungguh diluar dugaan Dira. Karena yang ia tahu, Arga memiliki sifat y...