7. Kelas baru

345 31 0
                                    

Aku melihat mereka seperti melihat kita yang dulu. Apa mungkin saat engkau kembali, kita bisa seperti mereka?

~Nadira Cecilia~

*****

Ujian kenaikan kelas sudah di laksanakan, rapor juga sudah dibagi, dan libur semester genap telah usai. Hari ini adalah hari pertama siswa SMA Pancasila masuk dengan tingkatan yang berbeda.

Dira berjalan cepat menuju mading untuk melihat dimana letak kelasnya. Area mading sudah di penuhi siswa-siswi SMA Pancasila yang berdesak-desakan untuk melihat pembagian kelas. Karena tubuhnya yang kecil, Dira berhasil menyusup diantara kerumunan dan berdiri paling depan. Ia menyusuri tulisan-tulisan yang ada di mading untuk mencari namanya.

Ketemu. Ia ternyata berada di kelas XI IPA 2. Dira kembali menyusuri nama-nama siswa yang akan menjadi teman sekelasnya. Lebih tepatnya ia mencari nama seseorang. Ia menghela nafas kecewa, ia tidak satu kelas dengan Raja. Ya, ia mencari nama Raja. Padahal ia sangat berharap sekali bisa berada dalam kelas yang sama dengan lelaki itu. Dira berbalik dan kembali berjalan menjauhi kerumunan yang semakin padat.

"Diraaa.... Kita sekelas lagi."

Teriakan heboh itu terdengar begitu Dira sudah menjauhi kerumunan. Ia menengok kearah sumber suara. Ternyata yang baru saja berteriak adalah Serra, teman sebangkunya sewaktu kelas sepuluh.

"Seriusan?"

"Iya, masa lo nggak liat sih."Serra mengerucutkan bibirnya kesal.

Dira meringis tidak enak mendengar penuturan Serra. Ia memang terlalu fokus mencari nama Raja, sehingga ia tak menghiraukan siswa lain yang akan menjadi teman sekelasnya.

"Yaudah yuk ke kelas kita. Ada di lantai dua gedung C." Ucap Serra sambil menarik lengan Dira menuju tangga yang ada di gedung C.

"Kok lo tau?" tanya Dira penasaran.

"Yaelah Dira, kan ada denah kelasnya di mading juga. Yang lo liatin daritadi tuh apasih? Masa nggak tau."Serra gemas dengan temannya itu. Dira tak menjawab. Ia hanya tersenyum memamerkan deretan giginya yang rapi.

Serra mendengus kesal bersamaan dengan mereka yang sudah berada di depan pintu kelas XI IPA 2. Mereka berjalan memasuki kelas. Seketika, raut kesal di wajah Serra sudah di gantikan binar kebahagiaan saat matanya melihat dua gadis yang duduk di kursi kelas itu.

"Lunaaa... Mandaaa... Akhirnya kita sekelas lagi setelah berpisah satu tahun."teriak Serra kembali heboh, ia berlari menghampiri dua gadis itu meninggalkan Dira yang masih berdiri didepan pintu. Dira hanya menggelengkan kepala. Satu tahun menjadi teman sebangku Serra, membuatnya hafal betul dengan sifat Serra. Serra yang berisik, Serra yang heboh, Serra yang suka kepo dengan urusan orang lain.

Lamunan Dira buyar saat seseorang menyenggol bahunya. Tidak keras, tapi berhasil menarik perhatiannya. Posisinya yang berdiri didepan pintu memang menghalangi siswa-siswi yang akan memasuki kelas. Dira memperhatikan lelaki yang baru saja menabrak bahunya. Ia membulatkan matanya saat menyadari lelaki itu adalah Arga. Dira adalah tipe orang yang tidak sabaran dan suka kesal dengan orang-orang yang memiliki sifat dingin dan cuek. Dan sepertinya berada dalam satu kelas yang sama dengan Arga akan membuatnya naik darah.

"Dira, sini! Lo ngapain masih berdiri didepan pintu gitu." suara Serra yang memanggilnya berhasil mengalihkan perhatian Dira. Dira kemudian berjalan mendekati mereka. Ia tersenyum canggung kearah Luna dan Amanda.

"Ra, kenalin, mereka ini temen-temen gue pas SMP. ini Luna," telunjuk Serra terarah pada gadis yang berpenampilan modis dengan wajah yang terlihat angkuh. Telunjuknya kini beralih ke seorang gadis yang terlihat kalem dan juga manis."Kalo ini Amanda, biasanya di panggil Manda, si ibu peri." Serra terkekeh pelan saat mengatakan kalimat terakhirnya. "Kita ini dulu deket banget pas SMP. Kemana-mana bareng. Tapi si Manda ini kadang ngumpul atau pergi bareng sama Arga dan Jerri. Ya maklum sih, mereka kan sahabatan dari SD."

FAKE BOYFRIEND [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang