3. Bergabungnya Arga

452 33 2
                                    

But If you loved me

Why did you leave me

Take my body

Take my body

All I want is

All I need is

To find somebody

I'll find somebody

All I want - kodaline
(playing now)

*****

"Mana Ra? Katanya dia mau dateng kesini?" tanya Riki tidak sabaran. Saat ini mereka berempat tengah menunggu Arga di ruang band. Bel istirahat pertama sudah berbunyi sejak tadi, tapi sosok Arga belum juga datang.

Tatapan Dira terarah ke Vania yang saat ini sedang sibuk dengan ponselnya. "Van, lo kan temen sekelasnya, masak lo nggak tau dia kemana?"

Vania mengangkat pandangannya menatap Dira balik. Ia mengedikkan bahunya tak tahu. "Tadi begitu bel, dia langsung keluar kelas, gue kira dia kesini."

Dira berdecak kesal. Ia sudah akan mencari Arga saat lelaki itu tiba-tiba memasuki ruang band. Dan tanpa permisi, Arga mengambil duduk disamping Reno. Riki, Reno dan Vania menyambut kedatangannya dengan tatapan lega. Berbeda dengan Dira, ia melayangkan tatapan tajam kearah Arga.

Menyadari empat pasang mata yang ada di ruang band menatapnya, Arga langsung membuka suara. "Sorry, tadi gue ada rapat bentar sama anak basket."

Dira mendengus kesal. "Yaudah lah ya. Daripada buang-buang waktu, mending lo langsung aja tunjukin kemampuan lo."

Dira beranjak dari duduknya. Ia mengambil gitar yang ada di sudut ruangan dan memberikannya pada Arga.

"Request dong. Lo tau kan lagu All I want? Nyanyiin itu aja." Vania berkata antusias.

Arga hanya mengangguk. Ia mulai memetik senar gitar yang ada di pangkuannya. Lagu All I want milik kodaline mengalun dengan merdu dan mampu menghipnotis siapa saja yang mendengarnya, tak terkecuali Dira. Ia sangat takjub dengan permainan gitar Arga. Ditambah suara Arga yang merdu, membuat Dira diam-diam kagum padanya. Rasa kesalnya pada Arga tadi sudah menguap entah kemana. Dira mengakui bahwa permainan gitar Arga sangat keren. Tak heran jika ia mendapat nilai A saat pengambilan nilai kemarin. Arga mampu membuat siapa saja yang mendengar permainan gitarnya merasakan emosi dari lagu yang dia bawakan. Dira juga tak memungkiri  bahwa Arga terlihat lebih tampan berkali-kali lipat saat sedang bermain gitar seperti ini.

Suara tepuk tangan terdengar setelah Arga menyelesaikan lagunya. Mereka semua memandang takjub kearah Arga. Bahkan, permainan gitar Beni—anggota band yang dulu menjadi gitaris—tak sebagus Arga.

"Keren! Keren banget pokoknya." Vania berkomentar dengan senyum yang mengembang lebar dan mendapat anggukan setuju dari Riki dan Reno. "Iya kan, Ra?" Tatapan Vania teralih pada Dira yang duduk di sebelahnya. Senyum Vania luntur seketika saat melihat Dira yang tak bergeming di tempatnya. Tatapan Dira masih terarah pada Arga yang malah menatapnya bingung. Sepertinya Dira belum kembali ke dunia nyata. Ia masih terhanyut dengan lagu yang di bawakan Arga.

"Woy Ra, jangan ngelamun elah." Vania yang gemas, memukul lengan Dira dengan keras.

Dira terkesiap. Ia menatap bingung pada keempat orang yang ada di ruangan itu. "Udah selesai ya lagunya?"

FAKE BOYFRIEND [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang