Cinta pertama anak perempuan itu Ayahnya. Mau seburuk apapun sikapnya, ia akan terus menyayanginya.
🍁Tau kan apa rasanya ketika kamu pulang kerumah setelah berkelana jauh dengan rentan waktu yang cukup lama? Bahagia sekaligus haru bukan? Itu yang ku rasakan ketika sepasang lengan yang amat kurindukan kini mengurungku dalam kehangatan. Rasanya seperti mimpi, bahagia luar biasa.
~Nadira Cecilia~*****
"Kok Papa belum pulang ya, Din?" tanya Dira gusar. Gadis itu berkali-kali mengecek arloji yang melingkar di pergelangan tangannya. Sudah pukul sembilan malam. Terhitung sudah dua jam ia menunggu.
Ditatapnya kue ulang tahun yang ada diatas meja didepannya. Hari ini hari ulang tahun Ayahnya. Ia dan Dinda berencana untuk membuat kejutan. Sejak pukul tujuh, mereka sudah menunggu dirumah sang Ayah. Namun batang hidungnya tak juga muncul.
Tatapan Dira beralih pada Dinda yang duduk di sampingnya. Gadis itu tengah sibuk dengan ponselnya sampai tak menyahuti pertanyaan Dira. Sesekali, Dinda tersenyum. Membuat Dira semakin penasaran. Akhirnya, karena dikuasai rasa penasaran yang teramat besar, ia merebut ponsel Dinda.
Kelopak matanya melebar saat melihat Dinda tengah bertukar pesan dengan Arga. Tentu saja Dira terkejut, karena dalam pesan itu, mereka terlihat sangat akrab, seperti dua orang yang tengah menjalin hubungan. Arga juga tak segan membalas pesan Dinda dengan kalimat panjang.
Dira segera merubah raut wajahnya menjadi datar kembali. Ia berusaha terlihat biasa saja meskipun gejolak tak suka menguasai hati dan pikirannya. Gadis itu lantas mengembalikan ponsel tersebut ke pemiliknya.
"Lagi deket sama Arga ya?" tanyanya tak dapat membendung rasa penasarannya.
Tanpa pikir panjang, Dinda mengangguk. "Lo nggak cemburu kan?" tanyanya balik dengan tatapan fokus pada ponsel.
"Enggak lah. Ngapain cemburu." balas Dira cepat, berbanding terbalik dengan isi hatinya. "Lo suka sama dia?"
"Kayaknya iya."
Dira merasa seperti di hianati. Namun dirinya tak ada hak. Hubungannya dengan Arga hanya sebatas kepura-puraan. Jadi tak ada masalahkan jika Dinda dan Arga dekat?
Ia merutuki statusnya yang semu itu. Tak bisa berbuat banyak ketika rasa cemburu mulai mengambil alih.
"Lo juga lagi deket sama Raja kan?"tanya Dinda balik.
"Ya gitulah." Dira mengedikkan bahunya.
"Gitu gimana?" kini pusat atensi Dinda beralih pada Dira sepenuhnya. Gadis itu terkejut saat melihat wajah Dira yang terlihat sedikit pucat. Ia baru menyadarinya.
Tangan Dinda terulur menyentuh kening Dira, membuat gadis itu menatapnya bingung.
"Lo demam, Ra." seru Dinda khawatir.
Dira menyentuh keningnya sendiri. Panas. Itu yang dirasakannya. Ia juga baru menyadarinya. "Eh, iya. Gue sampe nggak sadar."
"Ah ini pasti gara-gara hujan-hujanan disekolah tadi. Bentar ya gue buatin teh anget dulu biar badan lo enakan." Dinda beranjak dari tempatnya meninggalkan Dira. Gadis itu sudah sempat mencegah, namun Dinda tetap berlalu.
Dira menyenderkan tubuhnya pada sandaran sofa. Ia memijat pelan pelipisnya. Kepalanya terasa sedikit pusing. Benar. Mungkin ini karena efek bermain hujan saat di sekolah tadi. Dan pengakuan Dinda membuat kepalanya bertambah berat.
Gadis itu menghela nafasnya. Jika kemarin ia bingung dengan perasaannya sendiri, sekarang ia sudah menemukan titik temu. Hatinya jelas tertuju pada Arga, bukan lagi Raja. Ia menyukai Arga, bahkan mungkin sudah pada tahap mencintai. Letupan bahagia selalu dirasakannya ketika berdekatan dengan pemuda itu. Rasanya ia ingin Arga terus berada di sekitarnya, menjadi sandarannya ketika ia terpuruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND [Completed]
Teen FictionHanya karena sebuah taruhan, Dira harus terjebak dengan tiga permintaan Arga. Dan salah satu permintaannya sungguh tidak masuk akal. Arga memintanya untuk menjadi pacar palsunya. Sungguh diluar dugaan Dira. Karena yang ia tahu, Arga memiliki sifat y...