Jika diibaratkan, aku adalah sebuah perahu kertas yang terombang-ambing ditengah lautan. Dan kamu adalah ombak yang membawaku pada pulau yang aman dan nyaman.
*****
Dira bergerak tidak nyaman di kursinya. Bagaimana tidak? Sejak tadi, Arga terus menatapnya. Apalagi, guru yang seharusnya mengajar dikelasnya tidak bisa hadir karena ada keperluan, alhasil, makin leluasalah Arga untuk menatapnya.
Karena kejadian kemarin, Dira masih mendiami Arga. Meskipun dalam hati ia mengiyakan ucapan Arga, namun ia masih tak terima Arga menjelek-jelekkan temannya.Getaran diponselnya membuat Dira mengeluarkan benda pipih itu dari saku kemejanya. Ada sebuah pesan singkat yang masuk ke ponselnya. Matanya membulat sempurna saat membaca siapa yang mengiriminya pesan singkat itu. Jarinya secara reflek membuka isi pesan itu.
Arga:
Masih ngambek?Dira tak berniat membalas pesan itu. Baru saja ia ingin keluar dari roomchat-nya dengan Arga, pesan singkat dari lelaki itu kembali masuk ke ponselnya.
Arga:
Ra?
Beneran ngambek?
Jgn cma di read heh!
Bls!
G bls gue samperin!Dira langsung mematikan ponselnya. Ia memasukkan benda pipih itu kedalam laci. Arga tak mungkin berani menghampirinya. Namun baru saja ia berfikir begitu, seorang pemuda yang berdiri disampingnya membuatnya terbelalak lebar.
"Heh! Ngapain lo kesini?" tanya Dira garang.
"Katanya minta disamperin." jawab Arga dengan wajah yang super menyebalkan.
Dira membulatkan matanya tak percaya. Bisa-bisanya pemuda ini mengarang bebas.
"Gue lagi ngambek ya sama lo."
"Loh pasangan baru ini kok malah ngambek-ngambekan sih, harusnya kan mesra-mesraan gitu." celetuk Serra yang disambut gelak tawa dari teman-temannya. Dira memang sudah menceritakan semuanya kepada teman-temannya. Ia mengikuti saran Arga dan mengakui kepada yang lainnya bahwa memang ia sudah pacaran dengan Arga sejak beberapa hari lalu.
"Katanya tadi nggak sarapan, nih dibawain bekal sama bunda." Arga menunjukkan kotak bekal warna biru yang ada ditangannya. Ucapan Arga itu membuat semuanya melongo tak percaya. Seorang Arga Keynan Dirgantara yang dikenal cuek dan dingin rupanya memiliki jiwa yang perhatian juga pada pacarnya. Rupanya Dira berhasil mencairkan es di diri Arga. Mereka juga bertanya-tanya dalam hati sudah sedekat apa Dira dan keluarga Arga.
"Lo udah kenal sama tante Vina, Ra?" tanya Amanda mewakili yang lain. Tante Vina adalah ibunda Arga.
Dira menggaruk alisnya bingung. Ia tak kenal dengan tante Vina. Dan entah, drama apa yang kini sedang terjadi diantara mereka.
"Lo makan disana aja, gue temenin." Arga menunjuk dua kursi kosong dibagian ujung paling belakang. Kelas sontak hening. Penghuninya fokus menonton gaya pacaran sang pangeran es. Mereka sangat penasaran.
"Gue nggak laper, Ar."
"Oh lo mau disuapin disini? Gue sih nggak masalah." ucap Arga, lalu Arga bersiap membuka kotak bekal ditangannya. Dira dengan cepat menghentikan aksi gila pemuda itu. Ia mendelik garang. Dira lalu menyeret Arga menuju kursi kosong yang dimaksud pemuda itu tadi.
"Lo gila ya?!" pekik Dira tertahan setelah mereka sudah duduk bersebelahan dikursi bagian belakang.
"Kenapa yang?" tanya Arga santai berbeda dengan Dira yang sudah membulatkan matanya tak percaya.
Tak meladeni keterkejutan Dira, Arga malah mengedarkan pandangannya ke seisi ruangan yang kini tengah fokus menatap mereka.
"Nggak pernah liat orang pacaran?" tanya Arga ketus dan dingin membuat seisi kelas XI IPA 2 kicep dan langsung mengalihkan perhatiannya dari Arga dan Dira. Mereka kembali pada kegiatannya masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND [Completed]
Ficção AdolescenteHanya karena sebuah taruhan, Dira harus terjebak dengan tiga permintaan Arga. Dan salah satu permintaannya sungguh tidak masuk akal. Arga memintanya untuk menjadi pacar palsunya. Sungguh diluar dugaan Dira. Karena yang ia tahu, Arga memiliki sifat y...