"Hanya karena mendengar ucapan sederhana mu, aku sudah sangat senang. Apa ini yang dinamakan jatuh cinta?"
*****
"Sendirian?"
"Eh?" Dira menoleh kearah sumber suara dan mendapati Raja yang ternyata sudah berjalan di sampingnya sambil tersenyum. Dira membalas senyum itu. "Keliatannya gimana?"
Yap, semenjak kejadian buku mereka yang tertukar, sekarang mereka menjadi dekat. Meskipun di sekolah mereka jarang terlihat bersama, tetapi hampir setiap hari Dira dan Raja bertukar pesan melalui aplikasi Whatsapp atau Line.
Raja terkekeh pelan mendengar respon Dira. "Emang temen-temen lo mana?"
"Mereka udah ke kantin duluan tadi. Ini mau gue susulin. Lo juga mau ke kantin?"
"Iya."
Hening. Tak ada lagi percakapan diantara mereka. Raja sedang memikirkan topik apa lagi untuk memulai obrolan, sedangkan Dira masih berusaha mengendalikan jantungnya yang berdebar kuat. Akhir-akhir ini, ia merasa jantungnya selalu bekerja tak normal saat ia berdekatan dengan Raja.
"Kemaren kayaknya gue nggak liat lo disekolah, lo nggak masuk?"
Dira menoleh saat mendengar pertanyaan Raja. Ia lalu mengangguk. Jelas saja ia tidak sekolah, kemarin adalah hari ulangtahun kakaknya dan Dira selalu menyempatkan untuk mengunjungi makam kakaknya pada tanggal itu.
"Kenapa nggak sekolah? Lo sakit?"
"Enggak, kemaren ada acara aja dirumah sepupu gue."
Raja mengangguk mengerti. Tak terasa mereka sudah sampai dikantin. Dira lalu berjalan menuju meja yang di tempati teman-temannya. Ia kemudian duduk di bangku yang di biarkan kosong yang ada di hadapan ketiga temannya. Bangku itu muat untuk diduduki tiga orang.
"Yah, kok udah pada pesen sih?" Dira memberenggut kesal saat melihat ketiga temannya sedang menyantap makanan masing-masing.
"Lo lama Ra, gue udah kelaperan tau." jawab Serra cuek.
Dira menoleh kearah para pedagang kantin. Disana antrian cukup panjang. Dira terlalu malas untuk mengantri. Tapi perutnya juga terasa lapar.
"Biar gue aja yang pesen." Dira mengalihkan perhatiannya pada seseorang yang baru saja berucap. Ternyata Raja masih berdiri di belakangnya.
Dira menautkan alisnya bingung. "Kok lo masih disini? Nggak gabung sama temen-temen lo?"
"Meja yang di tempatin temen-temen gue udah penuh semua. Udah nggak ada bangku kosong lagi di kantin selain disini, gue boleh kan gabung sama kalian?"
Belum juga Dira mengeluarkan suaranya, Luna sudah menyahut. "Boleh lah, kayak sama siapa aja sih, Ja."
"Oke." Raja tersenyum kearah Luna. Ia kemudian mengalihkan pandangannya kearah Dira. "Lo jadi mau pesen apa?"
"Gue pesen sendiri aja deh." ujar Dira tak enak hati. Ia kemudian berdiri. Tapi baru satu langkah ia berlalu, cekalan ditangannya menghentikan langkahnya.
"Lo nggak liat antriannya panjang gitu? Desak-desakan lagi. Badan lo udah kecil, nanti makin kecil lagi karena kegencet sana sini. Udah mending lo duduk sini aja." Raja menarik tangan Dira dan menyuruhnya kembali duduk. Dira mengikuti instruksi itu sambil mengerucutkan bibirnya kesal.
"Lo mau pesen apa?"
"Nasi goreng aja deh sama teh manis."
"Oke." Raja kemudian berlalu. Tapi baru beberapa langkah suara Dira yang memanggilnya membuat langkahnya terhenti. Ia berbalik menghadap gadis itu. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKE BOYFRIEND [Completed]
Ficção AdolescenteHanya karena sebuah taruhan, Dira harus terjebak dengan tiga permintaan Arga. Dan salah satu permintaannya sungguh tidak masuk akal. Arga memintanya untuk menjadi pacar palsunya. Sungguh diluar dugaan Dira. Karena yang ia tahu, Arga memiliki sifat y...