16. Awal

310 24 0
                                    

Sekuat apapun kamu menjaga, yang pergi akan tetap pergi.
Sekuat apapun kamu menolak, yang datang akan tetap datang.
Tak perlu mengeluh, jalani saja apa yang sudah di takdirkan.

*****

"Raja, tunggu!"

Pemuda yang sedang berjalan menuju parkiran itu berhenti saat mendengar namanya dipanggil. Ia memutar badannya dan menemukan Dira yang tengah berlari kecil kearahnya.

"Gue mau balikin jaket lo. Thanks ya." ucap Dira saat ia sudah di depan Raja. Ia mengulurkan sebuah paperbag pada Raja.

"Sama-sama."

"Emmm.... Ja."

"Ya?"

"Kita jadi nonton?" tanya Dira hati-hati, ia menundukkan kepalanya untuk menyembunyikan wajahnya yang sudah memerah karena malu. Gadis itu menggigit bibir bawahnya untuk mengurangi kegugupannya.

Raja nampak berfikir, sebelum akhirnya tersenyum. Belum juga menjawab, senyumnya sudah memudar saat melihat seseorang yang berdiri beberapa meter di belakang Dira.

"Kayaknya enggak deh, Ra."

Dira segera mengangkat kepalanya saat mendengar penuturan Raja. "Kenapa? Bukannya lo yang nga—"

"Udah ada yang nungguin lo tuh, gue duluan ya." potong Raja cepat. Pemuda itu berlalu pergi tanpa memperdulikan Dira yang tengah celingukan mencari siapa yang dimaksud Raja.

Dira memutar bola matanya malas saat menemukan Arga tengah bersandar pada tembok yang tak jauh darinya dengan tangan yang terlipat didepan dada. Arga lalu memasukkan kedua tangannya pada saku celana dan berjalan mendekati Dira dengan tas yang tersampir disebelah pundaknya. Terlihat keren dimata para perempuan, tapi tidak dengan Dira. Gadis itu kembali memutar bola matanya saat melihat tingkah sok keren Arga. Ia jadi menyesal tidak menjawab ucapan Raja dan lebih memilih mencari seseorang yang menunggunya dan ternyata seseorang itu adalah Arga.

"Ayo pulang." ajak Arga.

Dira mengerucutkan bibirnya kesal. Arga yang melihat itu hanya mengangkat sebelah alisnya.

Dira berdecak kesal, ia kemudian berjalan mendahului Arga. "Lo tuh ganggu tau, Ar. Tadi gue udah mau nonton sama Raja, eh lo malah dateng dan bikin dia pergi."

Arga tak menjawab. Pemuda itu masih berjalan dibelakang Dira sambil sesekali menatap tajam kearah beberapa siswa yang menatap Dira terang-terangan.

Arga kemudian berjalan disamping Dira dan menarik tangan gadis itu untuk berhenti. "Mau kemana?"

"Mau ngemis! Ya mau pulang lah, pake ditanya lagi." sewot Dira.

Arga berdecak kesal. Ia langsung menarik tangan Dira untuk berjalan kearah parkiran sebelah utara.

"Eh-eh, mau kemana?"

"Hari ini gue bawa mobil, lo ngapain malah mau ke parkiran motor?"

"Gue kira lo bawa motor kayak biasanya."

"Nggak usah sok tau makanya." sahut Arga ketus membuat Dira kembali mengerucutkan bibirnya kesal.

Arga membukakan pintu mobilnya untuk Dira, namun gadis itu masih berdiri disampingnya. "Ra, masuk."

Dira menggelengkan kepalanya. "Gue nggak suka lo ketusin kayak tadi."

"Sayang, masuk." titah Arga dengan suara keras. Dira membulatkan matanya kesal. Pipinya juga sudah memerah. Pasalnya, kondisi parkiran saat ini sangatlah ramai, bisa dipastikan banyak pasang mata yang kini tengah memperhatikan mereka.

FAKE BOYFRIEND [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang