Bagian 8

1.8K 185 2
                                    

Sudah 2 hari sejak saat itu, memang lagi dan lagi Eunseo tak melihat kakaknya. Kakaknya mengatakan jika ia menginap di apartement Bona lagi, karena ia harus membantu Bona menata ulang apartemennya dan membantu mempersiapkan acara pembukaan untuk cabang kantor Bona disini. Eunseo merasa terbaikan kembali oleh kakaknya.
Hari ini Eunseo berniat mengajak kakaknya bertemu, ia ingin membicarakan soal perjodohan itu. Ia sudah berfikir dan ia berharap keputusannya ini adalah keputusan yang tepat dan tidak membuatnya menyesal suatu saat nanti.

Sepuluh menit Eunseo duduk di dalam cafe menunggu kakaknya. Sesungguhnya menunggu adalah hal yang paling Eunseo benci, menurutnya itu hanya akan membuang waktu berharganya. Ia mencebikkan bibirnya karena batang hidung kakaknya tak kunjung datang. Karena merasa bosan, Eunseo mengeluarkan ponsel dari saku coatnya dan memulai memainkannya.

"Seo?" Tiba tiba suara menginterupsi pendengarannya.

"Oh kakak. Kenapa kakak lama sekali?" Eunseo melirik sekilas kearah kehadiran wanita yang berdiri di sebelah Wendy, tapi hanya sekilas, mungkin hanya sedetik, sangat singkat bukan? Bona hanya tersenyum melihat tingkah Eunseo, bahkan ia masih terlihat cuek terhadapnya. Eunseo masih menganggap bahwa Bona tak ada. Hati Bona sedikit nyeri melihat respon dan sikap Eunseo terhadapnya. Walau begitu bersikap seperti itu sebenarnya Eunseo masih memperhatikan penampilan Bona, style yang digunakan Bona, sama persis seperti yang ia kenakan dulu saat pertama bertemu. Bedanya saat ini ia menggunakan topinya dari awal. Karena saking miripnya dengan sebelumnya sampai sampai Eunseo berfikir bahwa Bona tak memiliki pakaian lain selain itu. Tapi masa bodoh, Eunseo tak memikirkannya begitu jauh. Tapi tetap saja, menurut Eunseo bagaimapun style yang Bona gunakan, akan cocok ditubuh wanita itu.

"Maafkan kakak Seo, tadi kakak berangkat dari kantor Bona, ada hal yang harus diselesaikan disana."

"Tskk, bahkan kakak tau aku sangat membenci jika harus menunggu."

"Ma-maaf Seo, tadi Wendy harus membantuku terlebih dahulu, maaf karena sudah membuatmu menunggu." Ucap gagu Bona. Eunseo hanya tersenyum sarkas menanggapi itu.

"Apa yang akan kau bicarakan Seo? Sungguh maafkan kakak dan Bona, karena kita sedang terburu buru sekarang. Masih banyak yang harus kita persiapkan untuk pembukaan cabang kantor Bona."

"Iya kak aku tau, tapi bukankah sekarang saatnya makan siang? Aku lapar kak, kita makan dulu ya?" Ucap Eunseo memohon dan jangan lupakan wajah memelasnya. Wendy terkikik melihat sikap adiknya.

"Baiklah baiklah makanlah dulu bayi besar."

"Aishh, kenapa kakak memanggilku begitu?"

"Kau tak sadar? Sikapmu tadi sudah seperti anak kecil Eunseo." Eunseo mengerucutkan bibirnya, sementara Wendy dan Bona hanya tertawa melihat itu. Setelahnya Wendy memanggil pelayan untuk memesan makanan.

"Kalian mau pesan apa?" Tanya Wendy kepada Bona dan Eunseo.

"Terserah kau saja kak, aku akan memakan apapun yang kakak pilihkan untukku. Kakak tau sendiri bukan, aku bukanlah tipe orang yang pemilih terhadap makanan, walau memang aku memiliki alergi terhadap beberapa makanan laut, tapi selebihnya selain itu aku makan semuanya." Ucap Eunseo. Bona mendengarnya, ia daritadi melebarkan pendengarannya walau matanya fokus ke buku menu dihadapannya. Jadi Eunseo bukan pemilih tapi alergi terhadap beberapa makanan laut, batin Bona dalam hati.

"Ah baiklah adikku yang manis. Bona? Kau mau pesan apa?" Bona mendongakkan kepalanya sebentar untuk menatap Wendy.

"Aku Ice Americano saja Wen."

"Kau tak makan?" Tanya Wendy dan hanya ditanggapi dengan gelengan oleh Bona.

"Tapi kau belum makan bahkan daritadi pagi. Kau tak sempat memakan sarapan yang aku buatkan tadi pagi Bona. Lalu bagaimana bisa kau meminum kopi sementara perutmu masih kosong? Apa kau mau menyiksa tubuhmu sendiri?" Bona tersenyum.

PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang