Bagian 41

2K 160 5
                                    

"Kau tak pulang?"

"Tidak, sekalian saja menunggumu sampai selesai."

"Itu masih 3 jam lagi Seo, kau pasti lelah."

"Tidak akan, lagipula disana ada sofa jika lelah aku bisa tidur disana." Ucap Eunseo sembari menunjuk sofa yang berada di sisi ruangan Bona.

"Apa kau tak akan bosan?"

"Tentu tidak, pegawai mu cantik cantik, jika bosan aku bisa keluar dan melihat mereka untuk cuci mata." Jawab Eunseo asal.

"Bicara apa kau?! Coba ulangi?" Ucapan Bona membuat Eunseo sadar.

"Memang aku berbicara apa? Aku tak berbicara apapun."

"Ck, dasar menyebalkan! Terserah kau saja."

"Eyyy, aku hanya bercanda. Jangan marah."

"Tidak."

"Yakin kau tak marah?" Bona hanya bergumam.

"Pekerjaanmu masih banyak? Apa kau lelah?"

"Sedikit." Setelah itu Eunseo segera meraih alat tulis ditangan Bona dan menyimpannya.

"Kenapa diambil? Kembali kan." Pinta Bona tetapi Eunseo tak menanggapi. Yang didapat Bona malah tubuhnya yang sudah diangkat oleh Eunseo.

"Apa apaan kau ini? Turun kan aku!" Bona meronta, Eunseo tetap diam. Setelahnya Eunseo membawa Bona ke sofa yang ada di sana, merebahkan tubuh Bona.

"Diamlah sebentar, cukup pejamkan matamu. Istirahatlah sebentar, aku yakin tak akan ada yang menghukummu jika kau hanya beristirahat sebentar." Pinta Eunseo sembari memijit lengan Bona. Bona menurut dan memejamkan matanya, karena memang memikirkan design dan menggambarnya sungguh menguras pikiran dan tenaga dijarinya. Jarinya terasa pegal karena terlalu lama berkutat dengan alat tulis.

Dan dengan pengertiannya seorang Son Eunseo rela melakukan ini, bahkan Eunseo sekarang harus berjongkok duduk dibawah sembari memijit lengan dan jari Bona.

Tak salah memang jika seorang Kim Bona menjatuhkan hatinya kepada wanita ini. Walau memang perjalanan untuk mendapatkannya membuatnya benar benar harus sering terjatuh. Tapi sekarang rasa itu sudah terbayar dengan sikap sikap yang Eunseo berikan. Ah bukan sikap yang membuatnya terbayar, tetapi balasan rasa yang Eunseo berikanlah yang membuatnya terbayar.
.
.
.
"Sudah jam berapa?"

"Setengah 4."

"Apa?! Kenapa tak membangunkanku?"

"Tidurmu terlihat sangat nyenyak, bagaimana bisa aku mengganggumu?"

"Lalu? Selama aku tidur kau duduk disitu?"

"Tidak."

"Terus?"

"Tadi aku sempat keluar, mengobrol dengan kak Luda dan beberapa karyawanmu. Wah mereka benar benar sangat ramah." Bona kembali ingat akan ucapan Eunseo tadi, perihal melihat karyawannya untuk cuci mata.

"Yakin kau hanya mengobrol?"

"Jika tak percaya, tanyakan saja pada mereka dan kak Luda. Lagi pula tadi aku mengobrolnya ramai ramai. Tidak hanya berdua." Jelas Eunseo.

"Yasudah, sebentar lagi jam pulang. Aku akan menyelesaikan pekerjaanku yang bisa kuselesaikan sekarang."

"Untuk apa? Sebentar lagi jam pulang bukan? Lebih baik kau pulang sekarang saja."

"Tidak bisa, belum waktunya."

"Tak akan ada yang melarangmu jika kau mau."

"Tapi tetap saja. Bagaimana bisa aku seenaknya begitu sementara karyawanku yang sama sama bekerja harus taat peraturan sementara aku tidak?"

PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang