Hari ini Bona benar benar pergi kembali ke Praha. Luda sendiri tadi yang mengantarkan wanita itu ke bandara. Karena setelah dari bandara Luda akan langsung pergi ke butik milik Bona. Sudah cukup waktu liburnya, sekarang dirinya harus kembali mengahadapi realita yang menunggunya di depan. Menyiapkan segala kalimat untuk bersilat lidah didepan semua orang. Ya, tentu ia harus menyiapkannya bukan? Karena dapat dipastikan setelah ini akan banyak yang datang kepadanya, entah menanyakan kemana saja dia selama beberapa hari ini dan yang utama adalah pertanyaan apakah dia tau dimana Bona.
Hah, sungguh kepala Luda akan pecah rasanya memikirkan segala alasan yang akan dia lontarkan nanti.
Dan benar saja, saat baru saja menginjakkan kakinya masuk ke dalam gedung butik Bona, Luda disambut berbagai pertanyaan dari beberapa karyawan disana.
"Darimana saja?"
"Kenapa beberapa hari ini kau menghilang?"
"Dimana Nona Bona?"
"Beberapa hari ini banyak yang mencarinya."
"Bahkan ia seperti hilang ditelan bumi, begitupun denganmu."
"Apa selama beberapa hari ini kalian menghabiskan waktu bersama? Lalu dimana dia sekarang? Kenapa hanya kau yang kembali?"
"Nona Bona juga tak bisa dihubungi."
"Beberapa hari terakhir nona Wendy dan nona Eunseo mencari Bona seperti orang gila. Bahkan nona Eunseo terlihat sangat sangat kacau. Dia seperti zombie."
Deretan ocehan karyawan itu membuat kepala Luda mendadak pening. Ia bingung harus memulai semuanya darimana. Karena memang dia tak tau darimana awalnya cerita ini.
"Aku akan menjelaskan nanti, sekarang tolong beri aku waktu sebentar saja. Kepala ku juga pusing memikirkan semua ini, memikirkan dimana kebaradaan Bona." Semua yang memdengar penuturan Luda mengernyit.
"Maksutmu? Kau juga tak tau dimana nona Bona berada?"
"Bukankah sudah kubilang, akan kujelaskan nanti. Sekarang aku harus keruangan dulu. Kepalaku benar benar pening mendengar semua pertanyaan kalian. Aku permisi." Setelahnya Luda berlalu dengan membuang napasnya kasar. Sementara karyawan yang ada disana hanya saling memandang kemudian kembali ke pekerjaannya masing masing.
.
.
.
Keberadaan Luda di kantor Bona sudah terdengar sampai telinga Eunseo. Tanpa pikir panjang Eunseo segera bergegas menuju kantor Bona.Bagaimana ia bisa tau? Karena sebelumnya ia sudah berpesan kepada karyawan disana apabila Luda atau Bona terlihat berada dikantor, Eunseo meminta supaya mereka segera menghubunginya. Dan benar saja, beberapa saat yang lalu karyawan Bona ada yang menghubunginya jika Luda sedang berada di kantor sekarang.
"Dimana kak Luda?" Tanya Eunseo kepada karyawan disana saat ia tiba di kantor Bona.
"Ada di ruangan kak Bona."
"Terima kasih." Setelahnya Eunseo langsung berlalu menuju ruangan Bona yang ada di lantai atas.
Tanpa mengetuk pintu, Eunseo langsung masuk begitu saja ke ruangan Bona. Melihat ada tamu yang tak diundang, Luda mendengus malas dan memutar bola matanya. Hanya melirik sebentar, Luda kembali fokus terhadap berkas berkas yang berada di mejanya.
"Kak Luda?" Merasa dipanggil, Luda kembali menoleh terhadap atensi Eunseo.
"Ada apa? Ingin menyerahkan berkas perceraian?" Eunseo menggeleng.
"Dimana Bona?" Alih alih menjawab, Eunseo malah balik bertanya.
"Aku tak tau." Jawab Luda acuh.
"Apa maksutmu tak tau?"
"Aku memang tak tau dimana dia."
"Jika kau tak tau, tak mungkin kau akan sesantai ini, mengingat kau adalah salah satu orang yang paling dekat dengannya. Ayolah kak, jangan menutupinya dariku."
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
FanfictionSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan