Bagian 34

1.4K 157 0
                                    

Tiga minggu berlalu, Eunseo masih tetap setia menunggunya. Menunggu berharap jika istrinya itu akan kembali. Menunggu setiap kabar kabar yang akan Luda berikan. Tapi tetap nihil, bahkan sejak terakhir kejadian itu, Luda tak menghubunginya sama sekali.

Itu menandakan jika Bona memang belum kembali, atau Bona sudah kembali tetapi tak mau menemuinya dan melarang Luda untuk mengabarinya. Pikiran Eunseo menerka nerka manakah sekiranya yang tepat.

Tetapi hal itu justru membuatnya pusing, selalu saja berpikir mencari jawaban, jawaban kapankah Bona datang, apakah ia memiliki salah terhadapnya, apakah Bona sudah tidak mencintainya, apakah Bona telah membuangnya, lalu yang utama adalah apa alasan wanita itu tiba tiba pergi tanpa jejak seperti itu.

Semua pertanyaan itu selalu berputar di otaknya, bahkan saat bekerja pun ia menjadi tidak fokus. Dahulu seorang model Son Eunseo yang selalu profesional sekarang mendadak berubah menjadi seorang model yang tak memiliki gairah. Gairah bekerjanya sudah hilang setelah wanita yang dicintainya juga menghilang dari hidupnya.

Saat ini fokus pikirannya hanya kepada wanita itu, wanita yang hampir satu bulan ini telah mengambil semuanya dari wanita itu. Mengambil hatinya, mengambil perhatiannya, mengambil fokusnya, bahkan mungkin bisa dibilang wanita bermarga Kim itu telah mengambil sebagian kehidupan Eunseo, ah tidak, mungkin 99% hidup Eunseo.

Tetapi disaat Eunseo akan menyerahkan semuanya, wanita itu pergi, wanita itu menghancurkan angannya, wanita itu meluluh lantakkan hidupnya.

Tak ada lagi yang bisa Eunseo lakukan selain menyesali setiap tindakannya, menyesali setiap tingkah lakunya dahulu, menyesali keterlambatannya akan perasaan cintanya kepada wanita itu.

Sungguh ia merasa menjadi orang paling bodoh yang sedang dibodohi orang lain karena kesalahannya sendiri.

Biarkanlah Eunseo, mari kita tinggalkan dia sebentar dan beralih terhadap orang lain yang sedang berada jauh disana.
.
.
.
Praha

"Iya besok aku akan terbang kesana."

"Apa? Kesini? Kenapa mendadak sekali?"

"Aku memang sengaja, sekalian ingin memberi kejutan kepadamu."

"Tapi setidaknya beri tau aku 2 hari sebelumnya Bona."

"Jika aku memberitahumu, bukan kejutan namanya."

"Tapi nyatanya sekarang kau sudah memberitahuku. Apa bedanya?"

"Hahaha."

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak, aku hanya membayangkan ekspresi wajahmu, pasti sangat lucu sekarang."

"B-bicara ap-apa kau ini?"

"Haha, tidak tidak. Aku hanya bercanda."

"Jam berapa pesawatmu akan sampai?"

"Mungkin siang akan sampai, karena aku mengambil jam keberangkatan yang paling pagi."

"Ah begitukah? Baiklah besok aku akan menjemputmu dibandara."

"Tidak perlu, aku sudah memberitahu paman Lee untuk menjemputku besok. Kau cukup menunggu di kantormu."

"Huffttt, yasudah baiklah."

"Iya. Em Luda?"

"Ya?"

"Bagaimana perceraianku? Apakah sudah selesai?"

"Justru itu, sampai sekarang Eunseo belum menyerahkan surat perceraian itu, sepertinya dia tidak akan menandatangani surat itu."

PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang