Bagian 15

1.6K 146 10
                                    

Saat ini Bona dan Eunseo sedang duduk di karpet depan tv apartement Bona, mereka memilih makan disana dibandingkan di ruang makan. Karena menurut mereka, lesehan lebih enak.

"Seo, abis ini kamu mandi ya. Masa mau ga mandi."

"Maunya gitu, tapi aku lagi males banget sekarang. Sekalian saja nanti waktu mau pergi ke agensi."

"Jorok Seo astaga. Pokoknya setelah ini kamu harus mandi. Kalau kamu gamau mandi, nanti aku seret kamu ke kamar mandi, sekalian aku mandiin." Paksa Bona dan Eunseo mencebikkan bibirnya mendengar paksaan Bona.

"Iya iya, setelah ini aku mandi."

"Nah gitu dong, kan enak kalo nurut." Eunseo tak menjawab.

Setelahnya mereka hanya makan dalam diam, tak ada yang berbicara sama sekali. Eunseo yang asyik dengan pikirannya dan Bona yang asyik memikirkan sesuatu. Ya memikirkan bagaimana dia akan berbicara kepada Seola nanti. Dalam lamunannya tiba tiba suara Eunseo menginterupsi.

"Aku sudah selesai, kalau begitu aku mau mandi dulu." Ucap Eunseo sembari beranjak dari tempat duduknya, sementara Bona membalas dengan anggukan.

Saat ini Bona masih diam berpikir sembari menghabiskan sisa makan yang masih ada. Sekitar 10 menit ia sudah selesai dengan semuanya, termasuk membersihkan sisa sisa sampah tadi.

Tanpa pikir panjang lagi, Bona meraih ponselnya, ia berniat menghubungi Seola sekarang. Ia tak mau menundanya lagi, takut jika nanti ia akan berubah pikiran.

Tuuttttt... Tutttt...

Nada sambung terdengar di ponsel Bona, tak sampai bunyi ketiga, terdengar jika telfonnya sudah diangkat.

"Halo?" Kata orang diseberang sana.

"Halo Seola ya."

"Sayang? Akhirnya kau menghubungiku juga. Aku merindukanmu."

"Hemm, maaf kan aku, maaf jika aku baru memberimu kabar."

"Tak perlu minta maaf, aku hanya khawatir saja denganmu karena kau sedang sibuk beberapa hari terakhir karena mempersiapkan pembukaan kantor cabangmu, pasti kau sangat lelah sekarang. Jadi kau tak perlu meminta maaf, aku mengerti." Bona menunduk diam mendengar ucapan Seola. Sungguh sangat baik wanita itu batinnya.

"Hey! Apa kau masih disana? Sayang?"

"A-ah iya aku masih disini."

"Bagaimana kabarmu? Apakah kau baik baik saja? Bagaimana dengan acaramu kemarin?"

"Aku baik, semuanya juga berjalan dengan baik."

"Syukurlah, aku senang mendengarnya. Emm, sayang?"

"Iya?"

"Kapan kau akan kembali kesini?" Tanya Seola pelan.

"Entahlah, aku juga tak tau. Mungkin aku tak akan kembali kesana."

"Ha!? Apa maksutmu tak akan kembali kesini? Lalu bagaimana denganku? Dan bagaimana dengan butikmu yang ada disini?"

"Itu alasan mengapa aku menghubungimu sekarang. Aku memiliki hal yang ingin aku bicarakan."

"Apa? Ada apa? Apakah kau memiliki masalah disana?"

"Ti-tidak, bukan begitu. Aku memang memiliki masalah, tapi ini masalah tentang kita."

"Kita? Apa maksutmu?"

Tanpa sepengetahuan Bona, saat ini ada seseorang yang sedang memperhatikannya dari ambang pintu kamarnya. Ya dia Eunseo, Eunseo melihat dengan seksama setiap gerak gerik Bona, setiap perkataan yang Bona lontarkan sekarang. Eunseo tau jika saat ini Bona sedang berbicara dengan kekasihnya. Eh sebab itu, ia tak mau mengganggu dan hanya memperhatikannya dari sana.

PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang