Seola benar benar berangkat ke Praha hari ini, dia tidak sendiri. Wendy ikut bersamanya, karena Seola juga ingin membawa Wendy bertemu dengan kedua orang tuanya. Bukan mengenalkan, hanya membawanya untuk bertemu. Orang tua Seola dan Wendy sudah saling mengenal, jangan lupakan fakta jika mereka adalah sahabat. Orang tua Seola sangat menyukai Wendy dan menganggap Wendy sebagai anaknya sendiri dulu. Karena ya, kalian tau sendiri Wendy adalah anak yang mandiri semenjak ditinggal orang tuanya, dia pandai, sangat dewasa, dan juga baik. Siapa yang tak menyukai gadis seperti itu? Tak ada bukan?
Sekarang berpindah sedikit ke pasangan yang baru saja kembali akur ini. Mereka berdua sedang berada di rumah. Bona tak berangkat ke kantor karena Eunseo melarangnya, ya melarang dengan alasan tak masuk akal pastinya. Eunseo beralibi masih ingin bersama Bona dan merindukannya. Padahal 2 hari ini di rumah Eunseo mengabaikan Bona dan Eunseo asyik bermain game di ponselnya.
Ingin rasanya Bona menenggelamkan Eunseo ke rawa rawa, tapi tak mungkin juga. Bagaimana mungkin Bona melakukan hal seperti itu setelah banyak hal yang dia lewati hanya untuk bersama wanita satu itu?
Bona tiba tiba berdiri, membuat Eunseo hampir saja terjatuh. Ya karena tadi Eunseo bermain game dengan posisi tiduran dan paha Bona sebagai bantalnya.
"Ya Tuhan, kau mengagetkanku. Kenapa tiba tiba berdiri? Aku hampir saja jatuh, untung aku bisa menjaga keseimbangan." Bona hanya melirik sekilas ke arah Eunseo, lalu pergi begitu saja menuju kamarnya. Sementara Eunseo juga tak peduli dan memilih untuk kembali berkutat dengan ponselnya.
Sepuluh menit kemudian Bona keluar kamar dengan pakaian yang sangat rapi. Eunseo tak menyadarinya karena masih terlalu fokus, sampai suara pintu terbuka membuatnya tersadar dan menoleh ke sumber suara.
"Mau kemana?" Tanya Eunseo.
"Keluar."
"Iya tau kau mau keluar, tapi kemana?"
"Bertemu dengan Exy."
"Kak Exy? Untuk apa kau bertemu dengannya?" Bona memutar bolanya malas.
"Hanya ingin mengobrol saja."
"Oke, tunggu 5 menit aku akan mengganti pakaianku, kau pergi bersamaku."
"Untuk apa? Aku bisa sendiri."
"Tidak tidak, bagaimana mungkin aku membiarkanmu bersama dengan mantan kekasihmu hanya berdua? Tunggu dulu."
"Jangan seperti anak kecil, bahkan Exy juga sudah tau jika aku telah menikah dan aku tau batasanku."
"Tidak, aku tetap ikut. Tak ada penolakan." Eunseo beranjak berdiri dari sofa tetapi belum sempat ia melangkah, suara bantingan pintu terdengar dibarengi dengan teriakan Bona.
BLAMMM!!!
"Tak perlu repot repot mengganti pakaianmu, aku tak jadi pergi!!" Setelahnya Bona berjalan kembali ke kamar melewati Eunseo yang masih mematung. Suara bantingan pintu kembali terdengar, kali ini dari pintu kamar mereka. Eunseo sedikit terlonjak kali ini, hal itu membuatnya kembali sadar ke dunianya dan dengan cepat Eunseo berlari menyusul Bona.
"Sayang? Aku masuk ya?" Tak ada sautan yang terdengar. Akhirnya Eunseo memilih untuk masuk begitu saja. Disana ia melihat Bona yang sedang duduk di meja riasnya dan terlihat jelas jika wanita itu sedang menangis. Dengan gerakan cepat Eunseo mendekati Bona dan memeluk wanita itu dari belakang.
"Lepaskan aku!!" Eunseo tak menghiraukan perintah Bona.
"Aku bilang lepaskan aku!!" Eunseo masih diam dan kekeuh tetap memeluk Bona. Tangisan Bona semakin menjadi kali ini sembari memukul lengan Eunseo yang melingkar di sekitar lehernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
PARADOKS (Bona+Eunseo/Eunbo)
FanfictionSemua hal yang terjadi terkadang bertolak belakang dengan apa yang kita inginkan